BAB 8

369 62 5
                                    

"Kamu harus bisa terima kenyataan kak, yang terpenting sekarang adalah support dari kita supaya Nat segera sembuh" Ujar Tuan Zen menenangkan.

Devano masih tak habis pikir, Nat yang kelihatannya ceria, periang dan tidak pernah mengeluh itu bisa terkena penyakit seserius ini. Apakah ini adil untuk seorang anak sebaik Nat ? Kenapa tidak dirinya saja yang berdosa ini ? kenapa harus Nat.

************************************

Tuan Zen dan Devano kembali ke ruang rawat inap Natasya. Niat Devano tadi menemui papanya untuk memberitahukan bahwa Nat sudah dipindahkan ke ruang rawat VIP rumah sakit ini. Natasya harus dirawat untuk beberapa hari sampai kondisinya stabil.

"Pa, papa kenapa ? Papa abis nangis ya ?" Tanya Nat.

"Enggak sayang papa ga nangis kok tadi cuma kelilipan debu diluar"

"Apa kata dokter pa soal penyakit Natasya" Tanya Rena.

Tuan Zen kebingungan untuk menjawab, namun cepat atau lambat pasti Natasya juga akan tahu. Ia tak mau melihat putrinya itu sedih.

"Papa kenapa diem aja ? Nat sakit apa pa ?" Tanya Nat.

Seketika Tuan Zen langsung memeluk putrinya erat, Nat pun membalasnya.

"Nak, kamu yang kuat ya kamu harus sehat" ucapannya terputus Ia menarik nafas dalam "kata dokter kamu terkena kanker usus besar, tapi kamu jangan takut ya mama papa sama abangmu ada buat kamu sayang" sambung nya.

"Apa pa ?!! Engga ini ga mungkin pasti dokter salah cek" Ujar Rena panik ia langsung terduduk lemas.

Nat meraih tangan mama nya pelan. "Ma, mama jangan sedih ya Nat pasti sembuh kok Nat kan sayang sama papa sama mama sama kakak juga Nat kan masih punya cita-cita juga untuk ke Korea." Ujar Nat menahan air matanya.

Rena pun langsung memeluk putri semata wayangnya. Begitu tegarnya putrinya di depan keluarga namun ia tahu jauh di lubuk hatinya ia lebih cemas dari kita semua.

"Nat kamu harus kuat yaa, kakak akan selalu jagain kamu kakak janji" Ujar Devano ikut menenangkan.

"Makasih ya kak" Jawab Nat.

************************************
Hari Senin yang sedikit kelabu. Nat masih berbaring di ranjang rumah sakit. Ia sebenarnya bosan dan ingin segera pulang, namun dokter masih melarangnya.

Di sekolah kini giliran Caca yang merasa kesepian. Teman sebangkunya tengah sakit dan ia tidak ada teman mengobrol bahkan ke kantin. Jam istirahat ia habiskan dengan jajan sendiri tanpa ada teman.

"Andai lu disini Nat, gue gak akan kesepian." Gumamnya.

"Sendirian aja Ca, temen lu mana ?" Tanya Evan yang tiba-tiba datang dengan genk nya entah darimana.

"Nat sakit Van, ia ga masuk hari ini" ujar Caca lesu.

"Hah sakit ? Sakit apa Ca?" Bryan ikut nimbrung.

"Gue juga gatau tapi yang gue tau dia sekarang di rawat dirumah sakit, nanti pulang sekolah gue mau jenguk lu mau ikut ga ?" Tanya Caca.

Bryan dan Evan saling memandang satu sama lain. Keduanya mengangguk bersamaan, lalu melempar pandangan ke Jason. Sedari tadi laki-laki dingin itu hanya diam menyimak pembicaraan mereka bertiga.

"Je lu mau iku ga ?" Tanya Bryan.

Jason sedikit berfikir. "Nanti kalau gue ikut tu cewek kepedean lagi gue jenguk" batin Jason.

"Ga, gue ada acara" jawabnya singkat.

"Yaudah kita bertiga aja Ca, sepulang sekolah gue tunggu diparkiran." Ujar Bryan.

MY PRINCE IS A BAD BOY (JASON) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang