*MATI LAMPU*

46 8 0
                                    

"cerita ini bukan tentang siapa yang datang paling awal tapi siapa yang paling bertahan sampai akhir"

*****

Sore ini tampak mendung dengan angin yang sangat kencang. Menyeramkan itu lah satu hal membuat Sheila bergidik ngeri berada di dalam rumah seorang diri. Bagaimana tidak, Mamanya sedang menginap di rumah sakit selama 7 hari menemani kakaknya, Bi Ijah juga sedang cuti selama 2 hari untuk mengunjungi pesta saudaranya yang ada dikampung.

Sheila menghubungi kedua sahabatnya untuk mendatangi rumahnya tapi kedua sahabatnya memiliki kesibukan mereka masing-masing dan tidak bisa menemani Sheila.

Langit sudah semakin gelap ditambah dengan angin yang semakin kencang membuat Sheila kalang kabut, keringatnya bercucuran dan badannya gemetaran.

Bersamaan dengan kilat yang menyambar listrik di rumah Sheila ikut mati. Sheila semakin ketakutan, dia menghidupkan senter di handphonenya mencari lilin yang ada didapur namun saat Sheila mencari lilin Sheila tidak sadar menyenggol piring yang ada disebelahnya membuat piring itu jatuh mengenaskan dilantai.

PRANG

"Mama Sheila takut, Mama...." tangisnya sambil mencari lilin yang tak kunjung ditemukan.

Akhirnya perjuangan Sheila berhasil, Sheila segera berlari keruang tamu, menyalakan lilin yang susah payah dia temukan tadi.

"Mama Papa Sheila takut" Sheila meringkuh tubuhnya sendiri, perasaan takut kian menyelimuti Sheila saat pintu rumahnya yang tadinya terbuka jadi tertutup karena angin yang sangat kencang dan menimbulkan bunyi yang sangat nyaring.

Sheila mengambil ponselnya mencoba mencari bantuan.  Dengan tubuh yang gemetar mencari satu kontak seseorang yang mungkin saja bisa membantunya. Dia tidak mampu fokus, matanya jelalatan kesana- kemari melihat keadaan sekitarnya.

"Hallo Shei" kata orang diseberang sana.

"Ini kak Arga ya, kak Arga tolongin Sheila, Sheila takut sendiri dirumah kak, petirnya ngeri banget, Mama lagi dirumah sakit, pembantu Sheila juga lagi cuti, kak Arga  Sheila mohon dateng kerumah Sheila ya. Sheila takut, Sheila takut kalau" --tutt......

"Sinyalnya hilang. Mama..." Sheila kembali merengkuh tubuhnya.

******

Setelah mandi, Arga mengeringkan rambutnya dengan handuk, berjalan kearah jendela apartmennya. Hari sudah sangat gelap padahal jam masih menunjukkan pukul 4 sore. Arga bisa melihat dari dalam apartmennya banyak orang-orang yang berlarian untuk meneduh karena hujan sudah mulai mengguyur jalanan.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi menampilkan nama dari seseorang perempuan.

"Hallo Shei"

"Ini kak Arga ya, kak Arga tolongin Sheila, Sheila takut sendiri dirumah kak, petirnya ngeri banget, Mama lagi dirumah sakit, pembantu Sheila juga lagi cuti, kak Arga  Sheila mohon dateng kerumah Sheila ya. Sheila takut, Sheila takut kalau" --tutt......

"Dia kenapa?"

"Apa ini cuma alasan dia aja buat bisa berdua-duaan sama gue?" pikirnya

******

"Kak Arga beneran enggak dateng rupanya" Sheila melihat ke arah lilin yang semakin lama semakin menyusut" lilinnya udah mau habis, gimana ini?"

DREAM IS FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang