*Arga memang visual yang sempurna*

604 251 44
                                    

Cobalah jadi malam agar kau tahu rasanya sunyi, dan jadilah senja sesekali agar kau tahu artinya menanti

♡♡♡

Kini Sheila dan Miska pun sudah berada di lapangan tempat berkumpulnya para panitia mos. Mereka berdua bingung harus memulai dari mana terlebih dulu, dan dilapangan juga sudah mulai sepi mungkin karena Miska yang terlalu lama tadi di kantin akibatnya jadi seperti ini ,apalagi waktunya tinggal 3 jam lagi mau gimana pun mereka juga harus tetap memberanikan diri dari pada dihukum karena tidak mematuhi perintah. Kan tambah ribet.

"Ini semua karena lo makanya kita jadi kelamaan ,kalau rame-rame kan enak mintanya, ni sepi gue malu lo aja deh" Sheila menyodorkan kertas tanda tangan dan pena ke Miska, Miska melotot dan menyerahkan kembali kertas itu Ke Sheila.

"Kok gue sih ,ini memang nasib kita Shei udah cobak aja lo ,soalnya gue orangnya gak bisa kalem kayak lo"Miska mendorong tubuh Sheila dan tidak senaja mengenai punggung seorang laki laki.

"Eh mati gue ,kenak kak Arga." gumam Sheila saat melihat siapa yang dia tabrak.

"Hm maaf Kak enggak sengaja" ucap Sheila sambil menyatukan kedua tangannya memohon maaf namun tangan Sheila bergetar, jantungnya berdetak lebih cepat dan tubuhnya panas dingin saat melihat lebih dekat wajah tampan Arga.

"Ganteng banget Mama" gumam Sheila saat dirinya mulai mendongakkan kepalanya menatap tubuh jangkung Arga. Bahkan Sheila sempat tertegun melihat sosok lelaki tampan dengan visual yang teramat sempurna di depannya.

"Kenapa?" tanya Arga saat mendengar Sheila seperti berkata sesuatu namun tidak terlalu jelas dipendengarannya.

"Eum itu saya sama temen saya boleh minta tanda tangan kakak?" tanya Miska dengan sopan.

"boleh" kata Arga datar. Sheila dan Miska terpelongo melihat sikap cuek Arga.

"Ganteng mah bebas, jual mahal masih banyak yang suka" bisik Miska ke Sheila sambil terkekeh.

"Sama kayak gue kan, emang jodoh itu cerminan diri sendiri" bisik Sheila membanggakan dirinya sendiri. Miska melotot lalu memperagakan gerakan seperti muntah-muntah mendengarkan ucapan Sheila

Arga memalingkan wajahnya melihat Sheila karena mengganggu dirinya saat menulis. Sheila berdiri bersender di depan meja Arga sambil menahan kekehannya hal itu membuat meja Arga bergoyang-goyang seperti sedang gempa.

Miska menoleh merasa Arga sedang memperhatikan sesuatu. Miska yang menyadari Arga melihat ke arah Sheila dengan wajah yang sangat menyeramkan.

Miska terdiam membuat Sheila menyerngit. Dia memamerkan muka jeleknya mencoba mengganggu Miska. Miska mengembungkan pipinya menahan tawa saat melihat komuk Sheila, Miska mendekatkan dirinya ke arah Sheila membisikkan sesuatu "Lo dilihatin dari tadi sama kak Arga"

Sheila terdiam seribu bahasa dan membalikkan badannya ke arah depan, Sheila sempat terkejut melihat wajah Arga yang seperti sedang menahan emosi karenanya.

Sheila cengengesan "Maaf kak"

Arga berdiri dari kursinya, memberikan kertas tanda tangan dan pena ke Miska lalu pergi tanpa sepatah kata pun.

Miska menahan tawanya melihat wajah cemberut Sheila "Pelet lo enggak ampuh di kak Arga Shei"

Siapa yang tidak terpesona akan kecantikan Sheila. Sheila bagaikan putri disney didunia nyata,kulit putih kemerahan, bulu mata lentik, bibir pink kemerahan bukan karena listip atau liptint pula,hidung mancung,rambut terawat dan senyuman khas Sheila yang menjadi kelemahan para laki-laki namun tiba-tiba ada seseorang yang tidak terpesona melihat kecantikannya membuat Sheila tambah penasaran dengan seseorang bernama Arga itu.

DREAM IS FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang