*SIAPA?*

40 9 1
                                    

"Wajar sih cinta pertama itu susah dilupain tapi Sheila bisa kan menjadi cinta yang terakhir buat kak Arga?"---Sheila Queenza Atmaja

****

"Yaampun Shei, lo ngawur ya, lo pikir ini jam berapa, ha?!" sarkas Miska diiringi dengan gelengan kepala Revan.

"Gue tadi nelfone lo sama Revan tapi nomor kalian enggak bisa dihubungi!" sahutnya.

"Yaampun Shei, tadi kan jam pelajarannya Pak Mamat, masa lo lupa si gimana pak mamat kalau tau ada murid yang main handphone waktu dia lagi ngasih pengarahan"

"Dilarang keras bermain handphone di jam pelajaran saya atau nilai diraport 0" kata Revan menirukan gerakan menaik turunkan kaca matanya yang sangat melekat pata diri Pak Mamat.

"Oh iya gue lupa" Sheila menepuk keningnya, bisa-bisanya dia lupa kalau di hari kamis ada pelajaran Pak Mamat.

"Lo juga enggak biasanya naik bus, kemana Mang Toha?" tanya miska.

"Panjang ceritanya. Intinya Mang Toha nganter Mama sama kakak gue kerumah sakit" ucapnya.

"Kakak lo yang cantik itu sakit?" kata Revan. Revan memang sudah mengenal kakak Sheila dari beberapa hari yang lalu sewaktu meminjam buku PR milik Sheila dan Miska dia sudah mengenal kakak Sheila sejak SMP. Sheila lah yang menceritakannya.

"Iya, tadi pagi kakak gue pingsan, gue yakin karena dia mandi hujan kemaren."

"Lo kesini naik apa?" tanya Miska mengganti topik pembicaraan.

"Naik motor Rico" ucapnya enteng.

"What?!" kata Miska dan Revan berbarengan.

"Gila, gue baru tau kalau lo bisa naik motor sport, keren" Revan mengacungkan dua jempolnya.

Sheila menyenggol lengan Revan " Biasa aja kali!"

"Terus Riconya mana?" tanya Miska.

"Lo kayak dora deh lama-lama, nanya mulu" gerutu Sheila.

Miska menyengir "Ya maap gue kan orangnya kepo badai" Sheila mendengus dan memutar bola matanya malas.

"Rico ada urusan makanya dia enggak balik ke sekolah" Miska dan Revan mengangguk

"Jadi tadi lo sama Rico jalan-jalan kemana aja nich?" kali ini Revan yang bertanya dengan nada yang sangat-sangat menjengkelkan.

"Mau tau aja. Udah dulu, gue mau ke ruang bk, doain gue supaya hukumannya enggak berat-berat amat" Miska mengelengkan kepalanya takjub. Sheila bar-bar juga rupanya.

"Aminnn"

*****

"Jelaskan alasan kamu datang jam segini Sheila?"

Sheila menatap jam tangannya menunjukan pukul lapan lebih dua puluh menit.

"Tadi pagi enggak ada yang ngantar pak, Kakak saya sakit, mobil yang biasa ngantar saya dipakai untuk nganter kakak saya kerumah sakit, uang saku saya juga ketinggalan pak" ucapnya.

DREAM IS FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang