*Nasi goreng berbentuk hati*

310 164 16
                                    

"Kau pikir aku memperhatikanmu? Tidak, . Aku memperhatikan lingkunganmu, barangkali ada yang akan mengganggumu, kuhajar dia." -Arga

" Argh kepala gue pusing banget, gue ada dimana ,jangan jangan udah di alam lain" tanya Sheila pada dirinya sendiri.

"Lo ada di uks tadi pingsan jangan berfikiran macam macam dulu" ucap Arga melangkah mendekati Sheila dan memberi Sheila air putih

" Kepala lo sakit. Apa perlu gue suruh pikah sekolah telfone bokap lo?" tanya Arga.

"Eh ada kak Arga" ucap Sheila gugup. Bagaimana bisa Arga bersikap seperti sedang khawatir atau bahkan perhatian, Sheila benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya bahkan saat Arga telah keluar dari ruang kesehatan.

Sheila mengingat sesuatu kalau tadi pagi dia membuat nasi goreng buat Arga namun dia belum sempat memberikannya. Sheila berdiri dari brankarnya tapi entah kenapa kepalanya terasa pusing tapi nasi goreng itu juga penting ,Sheila harus memberikan nasi goreng itu kepada Arga sebelum nasinya basi sayang kalau dibuang, soalnya buatnya sampai Sheila rela bangun pagi dan terlambat masuk sekolah cuma gara gara nasi goreng itu.

"Pokoknya gue harus kasih nasi gorengnya sebelum kak Arga makan tapi gimana ya?" ucap Sheila sambil mengetukkan telunjuknya di dahinya.

"Oh Revan gue minta tolong Revan aja pasti dia lagi di kelas" ucap Sheila lalu mengeluarkan handphonenya.

"Ok siap" Sheila menaruh hp nya disaku lalu Sheila pun tersenyum membayangkan kalau Arga nanti memakan masakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ok siap" Sheila menaruh hp nya disaku lalu Sheila pun tersenyum membayangkan kalau Arga nanti memakan masakannya.

"Eh eh kayaknya sahabat gue otaknya geser ni gara gara pingsan mana senyam- senyum sediri lagi. Sawan lo "

Miska pun meletakkan tangannya diatas kepala sheila"Wih pantes emang lumayan panas badan lo Shei"

"Apasih dateng dateng ngeganggu lamunan gue aja"

"Ngelamunin apa lo, yaampun shei gue bilangin tante Rita ya lo" Sheila melotot tak terima mendengar perkataan Miska. Sheila kan gadis polos, hmm

"Ih kesel deh. gue lagi ngelamunin pangeran gue Miss"

"Hm iya deh yang tadi pingsan di gendong ala brydal style sama kak Arga udah kayak di novel-novel aja"

"Eh beneran lo Miss, kak Arga yang gendong gue sampek sini? " tanya Sheila penasaran. Sheila menegakkan badannya menghadap Miska.

"Ya iyalaa enggak mungkin gue, tadi sebenarnya gue mau chat Revan eh kak Arga udah keburu nongol luan terus tiba-tiba ngangkat lo. Gila. Satu lapangan menjerit gara-gara kelakuan kak Arga." Sheila tersenyum bangga. Sungguh beruntungnya Sheila tapi sayang Sheila tengah tidak sadar.

"Lah emang tadi kak Arga enggak ada disini?" tanya Miska

"Tadi kak Arga emang disini tapi gue enggak tau kalau kak Arga yang gendong gue sampai sini, mana gue belum bilang makasih lagi"

Miska mengangguk." Tadi pagi gue masak nasi goreng buat kak arga,gue rela-rela in bangun jam 5 subuh,sampek gue terlambat hari ini juga gara gara tu nasi goreng terus.. "

"Eh tunggu tunggu, lo terlambat cuma gara gara nasi goreng? " potong Miska

"Iya pokoknya gitu deh, terus gue kan enggak sempat nih ngasihnya sama kak Arga gue titip aja sama Revan. Semoga aja kak Arga suka ya nasi goreng buatan gue"

"Lo yakin nyuruh Revan yang ada nanti dia yang makan"

"Gue pastiin dia enggak gitu"

" Jadi lo gimana keadaan lo shei udah mendingan kan?" tanya Miska

"Udah kekelas aja yuk, gue enggak betah disini bau obat"Miska pun membantu sheila untuk berdiri lalu mereka berdua pergi menuju kelasnya.

*Revan pov*

Ting.

"Sheila ngechat gue tumben biasanya juga langsung ngomong" ucap Revan lalu membuka notif yang masuk dan membalas pesannya

"ini apaan lagi Shiela pakek acara nyuruh gue ngasihin makanan ke arga, males banget" Revan mendengus.

"eh apa Sheila ada di uks berarti benar dugaan gue pasti dia pingsan,kalau tau gitu tadi harusnya gue engga ninggalin dia. Tu anak emang keras kepala enggak ketolongan"

Revan pun mengambil bekal berwarna pastel dari dalam tas sheila lalu melangkahkan kakinya ke koridor xi ipa 1

"Hm permisi bisa tolong panggilkan kak arga" ucap Revan kepada perempuan berbando pink tersebut.

"Eh Revan ganteng. Ada apani nyariin Arga, mending nyariin yang ada didepan mata aja" ucapnya lalu bergelayun ditangan Revan. Revan bergedik jijik. Memang sih dia pecinta wanita tapi dia enggak suka aja kalau cewek yang terlalu menor kayak wanita yang ada di depannya udah kayak tante-tante yang mangkal tengah malem di jalan-jalan saja pikirnya lagi pula cewek yang ada didepannya ini main nyosor-nyosor aja pula.

Revan melepaskan tangan perempuan itu dan mendengus geli"gue enggak nyangka ada juga modelan perempuan kayak gini, amit amit gue kalau enggak gara gara Sheila enggak akan mau gue kesini" batinnya berucap sambil mengelus-elus dadanya untuk bersabar.

"Hm ada perlu apa nyariin saya." ucap Arga

"Enggak gue cuma mau ngasih ini dari Sheila,yaudah gue pergi dulu." Revan memberikan bekal berwarna pastel itu kepada Arga dan mengehepaskan tangan wanita yang sedari bergelayun di tangannya.

"Harus mandi 7 rupa gue" gumamnya.

*Author pov*

Arga pun memandangi bekal dengan bentuk love itu, saat mengetahui siapa yang memberikannya Arga hanya diam, memandangi bekali itu dengan tatapan datarnya.

"Lo kenapa? " tanya Arga saat melihat gelagat Dean yang mencurigakan.

"Ini gue dikasih.Gue tadi udah makan dikantin udah kenyang" ucap Arga

"Pasti dari para pengagum lo lagi, gue capek ngabisin apa pun yang mereka kasih buat lo" kata Dean. Lelaki berparas manis itu membuka bekal yang ada di tangannya, satu hal yang dia ucapkan dalam hatinya saat melihat bekal itu, lucu.

Sejauh ini baru inilah Bekal nasi goreng yang dibuat dengan sangat niat menurutnya, berbentuk hati dengan sosis, wortel, daging, mie sebagai topingnya.

"Gue tebak pasti dari Clarissa?"

"gak"

"Tya?"

"Gak"

"Rubi, Dinda, Frisyl, Tyas, Sera, Jihan, Wilo, Pita,  Lov-"

"Bukan dari mereka semua" kata Arga menghentikan ucapan Dean yang sepertinya ingin menyebutkan 100 nama orang yang sering memberi bekal ke Arga, tidak lucu, jika Arga membiarkan Dean menyebutkan semua nama mereka yang Arga saja tidak hapal dan tanda dengan wajah mereka"

DREAM IS FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang