4. Mona's Life

16.6K 1K 5
                                    

Terima kasih bagi yang sudah vote dan komen.

Terima kasih sudah menyukai cerita ini.

Selamat membaca☺️

Selamat membaca☺️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Mona tidak bisa mengikuti ajang pencarian model bergengsi atau beauty pageant di negaranya sendiri. Karena wajah dirinya yang sangat kebule-bulean. Jadi selalu gagal dan mendapat penolakan dari panitia seleksi. Maka dari itulah ketika kesempatan datang, Mona tak akan menyia-nyiakannya. Namun saat ditahapan akhir seleksi Asia's Next Top Model, Mona tidak bisa ikut lantaran lagi-lagi wajahnya tidak mencerminkan wajah wanita Asia. Tidak pantang menyerah Mona pun mengikuti peruntungan di Next Top Model di negara lain.

Dan beruntungnya, kesempatan itu datang lagi. Mona langsung saja mendaftarkan diri di Belarus Next Top Model. Dengan berat hati dia harus mengorbankan lagi, yakni kewarganegaraannya. Ya, mau tidak mau jika Mona ingin mengikuti ajang tersebut, dia harus menjadi warga negara tersebut. Karena masih keturunan Belarus dan pernah memiliki passport Belarus, hal itu memudahkan jalan Mona untuk mengejar cita-citanya. Apalagi keputusan tersebut didukung penuh oleh sang ayah. Karena hal itu adalah keinginan sang ayah.

Dan setelah resmi bercerai, Mona pergi meninggalkan Indonesia dan langsung terbang ke Belarus.

Setelah melewati beberapa tahapan seleksi, akhirnya Mona bisa lolos dan masuk sebagai 16 Finalis Belarus Next Top Model. Namun sayang, Mona hanya bisa berhasil menjadi pemenang ketiga. Walau tidak menjadi pemenang pertama, tapi berkat dari sana juga dia mulai banyak mendapatkan penawaran photoshoot dan fashion show.

Dia masih penasaran, ingin mengasah kemampuannya lagi. Lalu dia pun mengikuti kontes beauty pageant, Miss Belarus. Disana dia berhasil menjadi pemenang dan menjadi wakil Belarus dalam ajang ratu kecantikan dunia, Miss World.

🌼🌼🌼

Tidak banyak yang Mona bawa dari tanah air sebagai kenang-kenangan. Hanya selimut kecil sang anak yang dia bawa sebagai pelepas kerinduan. Siapa yang tidak berat dan tersiksa jauh dari anaknya sendiri?

Hari demi hari dijalani Mona dengan rasa hampa. Tapi sebisa mungkin dia tidak menunjukkan rasa kesepiannya di depan kamera, di depan publik dan di depan teman-temannya. Mona yang ceria, Mona yang enerjik, Mona yang stunning, as always looking good.

Dibalik itu semua, Mona selalu menangis setiap kali mengingat bayinya. Apalagi saat dia pergi, Sera masih minum ASI. Siapa lagi sebagai penggantinya yang akan menyiapkan MPASI? Apakah bayinya itu tidak akan rewel jika tidak tidur dikelonannya? Apakah baby Sera akan mau minum susu formula?

Mati-matian Mona menahan diri untuk tidak mundur. Untuk terus memantapkan hatinya, mengejar cita-cita.

"Maafin Mama Sera. Maafin Mama."

My Lecturer, My EX-Husband (Published)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang