Terima kasih bagi yang sudah vote dan komen.Terima kasih sudah menyukai cerita ini.
Selamat membaca☺️
"Kenapa kamu ke sini lagi? Kan aku udah bilang pergi jauh-jauh. JANGAN KEMBALI!!"
Itulah sambutan pertama dari sang mantan suami setelah sekian lama tidak berjumpa.
Sakit dan menyesakkan.
Tapi Mona tak bisa menampik karena ucapan sang mantan suami memanglah benar adanya. Dia telah mengingkarinya. Dia mengingkari janjinya karena ingin bertemu dengan sang anak. Dia tidak ingin tersiksa dan terus merasa bersalah. Dia ingin bertemu dengan Seraphina, bayi yang ia lahirkan. Bayi yang iya susui dengan ASI eksklusif. Bayi yang menemaninya sampai usia 7 bulan lalu ia tinggalkan.
Pantaskah Mona meminta bertemu kembali dengan anaknya?
Pantaskah Mona berharap menjadi ibunya lagi?
Mona ingin memperbaiki itu semua. Dia tidak ingin terus dihantui rasa bersalah. Dia tidak ingin terbangun tengah malam karena memimpikan sang anak. Mona hanya ingin melihat sang anak, melihat putrinya itu tumbuh dengan sehat dan bahagia.
"Mas!" Mona menginterupsi.
"Keputusanku tetap sama. Gak berubah. Sera tetap bersamaku. Dan kamu ... JANGAN HARAP BISA BERTEMU DENGANNYA. Kamu sudah memilih meninggalkan Kami, Mona. INGAT ITU!" Ujar Gilar dengan penuh penekanan. Nafasnya memburu karena menahan sesak di dada. Amarah yang bertahun-tahun tertahan.
"Mas Maafin aku ... hiks ... aku tahu kesalahan aku udah fatal. Aku tahu keputusan aku waktu itu sangat egois. Aku ... aku cuma ingin ketemu Sera. Aku gak ada maksud buat masuk ke dalam kehidupan kamu lagi. Aku hanya ingin bertemu dengan anakku." Ucap Mona menangis sesegukkan. Terlalu sakit jika sudah menyangkut-pautkan soal Sera.
"Mas ... please. Izinkan aku ketemu Sera," Mona bahkan sampai rela berlutut pada mantan suaminya. Tidak peduli jika harga dirinya sudah jatuh. Demi sang anak, dia akan berjuang hingga titik nadir.
"Aku akan ACC matkul yang kamu ambil di semester ini."
Gilar tak sedikit pun terketuk hatinya oleh Mona. Hatinya masih membekas, sangat sakit. Dia sama sekali tak menanggapi permohonan maaf sang mantan.
"Tolong kamu perbaiki nilai yang matkul yang C-.Kamu belum bisa ambil semester atas." Ucapnya lagi sembari membubuhi tandatangan lalu menyerahkannya di sisi meja, tepat di depan kursi yang tadi Mona duduki.
Tanpa menoleh sedikitpun pada wanita yang menangis dan bersimpuh di samping meja kerjanya, Gilar pun membuka kunci pintu dan melengos keluar meninggalkan Mona yang masih bersimpuh, menangis sesegukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecturer, My EX-Husband (Published)
Romance*Kamu bisa baca full ceritanya di Playstore atau Karya karsa. Harganya udah sama kok. Dan gak jauh beda, tapi kalo di Playstore masih promo ya! 😁💃🏻 Link ebook ada di profile. Untuk pemesanan cetak hubungi author di kontak profile ya😊 Jika biasan...