Terima kasih bagi yang sudah vote dan komen.Terima kasih sudah menyukai cerita ini.
Selamat membaca☺️
Gadis cantik yang satu bulan lagi akan genap berusia 6 tahun. Bocah kelas satu SD itu memiliki wajah campuran yang pastinya perpaduan dari gen ibunya, Mona. Hanya rambut, hidung dan iris mata yang membedakannya dengan sang ibu. Sera memiliki rambut dan iris mata hitam seperti ayahnya. Gadis kecil itu tumbuh dengan sehat. Meski tanpa sosok ibu di sampingnya.
Memang sering kali anak itu menanyakan keberadaan sang ibu. Tapi Gilar selalu mengatakan jika ibunya Sera sudah kembali ke negara asalnya, Belarus. Dan sudah menikah dengan pria bule di sana. Jadi tidak mungkin untuk kembali.
Tidak ada yang bohong di bagian Mona kembali ke negara kakeknya Sera. Tapi menikah lagi? Yang benar saja. Untuk menjalin kasih saja Mona tidak lagi terpikirkan. Bagaimana dia mau move on sementara bayang-bayang mantan suami juga senyuman ceria bayi yang ditinggalkannya itu selalu teringiang-ngiang di benaknya?
"Papa ... aku ikuuutt!!!" Rengek Sera manja. Bibirnya mengkerut lucu, pura-pura merajuk pada sang ayah.
"Bentar doang Sera. Papa cuman mau ke Evergreen, abis itu ke sini lagi. Kamu katanya mau berenang sama Cilla," ucap Gilar sembari memasangkan jam tangan.
Cilla, Pricilla adalah sepupu Seraphina. Anak bungsu dari kakaknya Gilar. Sera tumbuh dengan ceria bersama sepupunya yang seumuran di rumah besar milik kakek-neneknya ini.
Sejak bercerai dengan Mona, Gilar menjual rumahnya dan memutuskan pindah kembali ke rumah orang tuanya. Rumah yang luas seperti mini kompleks perumahan. Karena terdiri dari rumah utama milik orang tuanya, rumah sang kakak, rumah Gilar sendiri dan rumah kecil khusus ART. Rumah yang luas dan megahnya seperti keluarga cendana. Memiliki taman yang luas dengan dihiasi pepohonan hijau, air mancur serta bunga-bunga. Terdapat juga mini golf, lapangan tenis, kolam renang, tempat gym, dan basement untuk lahan parkir. Lumayan megah untuk kalangan menengah ke bawah, tapi masih terbilang standar untuk para golongan crazy rich.
Sera lebih banyak bermain dengan sepupunya itu. Itulah mengapa walau belum cukup umur, sudah masuk SD. Supaya ada teman main dan tidak merasa kesepian saat di sekolah. Sera juga sudah pandai menulis, baca dan berhitung. Maka sang ayah pun mengizinkan sang anak masuk SD walau usianya belum genap 6 tahun. Padahal rata-rata anak SD harus 7 tahun sekarang. Beruntunglah Sera bisa lolos administrasi lantaran membawa embel-embel kakek-neneknya.
"Sera ingat ya? Jangan keluar dari Evergreen. Duduk aja sambil nonton Cloud Bread," peringat Gilar lagi pada sang anak. Sore ini dia terpaksa membawa serta sang anak ke kafe miliknya di salah satu mall Jakarta. Tanpa pengawasan dari pengasuh atau ajudannya atau pun Lutfi. Karena itulah berkali-kali Gilar mewanti-wanti sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lecturer, My EX-Husband (Published)
Roman d'amour*Kamu bisa baca full ceritanya di Playstore atau Karya karsa. Harganya udah sama kok. Dan gak jauh beda, tapi kalo di Playstore masih promo ya! 😁💃🏻 Link ebook ada di profile. Untuk pemesanan cetak hubungi author di kontak profile ya😊 Jika biasan...