Part 7 : Liar

3K 403 90
                                    

"Semua security yang ada di pulau ini sedang berpatroli, dan sejauh ini si penembak masih belum ditemukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua security yang ada di pulau ini sedang berpatroli, dan sejauh ini si penembak masih belum ditemukan." Ujar Hoseok menginformasikan. Dia sedang berada di bungalow milik Namjoon dan Seokjin untuk mengantarkan makan malam mereka.

"Aku yakin si penembak masih berada di sini," tukas Namjoon. "Para security itu seharusnya memeriksanya lebih serius!"

Seokjin menepuk lengan Namjoon pelan. Emosi pemuda itu belum juga mereda sejak penembakan siang tadi terjadi. Biasanya, Namjoon jauh lebih baik dalam hal penyamaran dan juga menjaga emosinya. Tapi, kali ini, segalanya tampak berbeda. Segera setelah mereka menjauh dari dokter dan juga perawat di gedung utama, topeng yang dikenakan pemuda seketika retak. Hancur berkeping-keping. Namjoon terus saja marah, dan itu membuat Seokjin khawatir.

"Dia masih ada di sini." Lagi. Suara Namjoon penuh dengan nada kemarahan. "Para tamu hanya bisa sampai di pulau ini dengan kapal atau pesawat amfibi. Dan aku telah memeriksa bahwa tidak ada kapal atau pesawat amfibi yang baru saja tiba di sini. Itu artinya, si penembak adalah salah satu orang yang sudah berada di sini. Si pelaku bisa saja menyamar menjadi salah satu tamu, ataupun seorang karyawan." Pandangannya beralih pada Seokjin. "Mungkin, si berengsek yang hobi mencuri karya seni langka itulah pelakunya."

Seokjin menghela napas pelan. Dia duduk di atas tempat tidur mereka. Merasa sangat lelah. "Dennis berada di dalam gedung saat penembakan itu terjadi."

"Kau yakin tentang itu?" Tanya Hoseok. "Kupikir dia keluar di saat yang bersamaan ketika Namjoon menggendongmu keluar dari tempat itu. Omong-omong, kalian tampak romantis dan luar biasa."

"Semuanya sempurna," tukas Namjoon masih dengan nada kesal. "Sampai akhirnya seseorang mencoba untuk menembak kekasihku!"

Tubuh Seokjin menegang, "Bukan aku yang tertembak, Namjoon. Tapi kau."

"Itu hanya luka gores. Luka itu hanya menggores lenganku." Namjoon menghela napas gusar. "Beruntung tembakan itu meleset dari apa yang sebenarnya ingin dia bidik."

Seokjin hanya terdiam. Tetapi reka ulang kejadian itu masih berputar dalam benaknya─

"Kepalamu, Seokjin."

Seokjin mendadak kaku.

"Peluru itu hanya dua inci jauhnya dari kepalamu. Kepalamu ada di pundakku. Peluru itu tepat mengenai bagian lengan atasku. Kurasa bajingan itu ingin membidikmu." Namjoon menggelengkan kepalanya dengan keras. "Aku pikir mereka hanya akan menculik dan meminta uang tebusan. Aku tidak mengira dia akan mencoba membunuh Seokjin. Ini bukanlah modus operandi yang tertulis di dalam berkas kasus. Dan aku tidak akan tinggal diam saat Seokjin menjadi sasaran hanya karena kita harus memainkan peran sebagai tamu yang tidak bisa apa-apa."

Seokjin bangkit berdiri. Menghampiri Namjoon dengan langkah yang lambat dan berdiri tepat di hadapan pemuda itu, lalu meraih kedua tangannya untuk dia genggam. Dia bisa merasakan tangan Namjoon yang gemetaran karena amarah yang menguasai. "Namjoon, aku ingin kau tenang."

Secreto | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang