Part 2 : I Do

3.7K 505 98
                                    

"Selamat," Daniel memamerkan senyuman lebar kepada Namjoon dan juga Seokjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat," Daniel memamerkan senyuman lebar kepada Namjoon dan juga Seokjin. "Akhirnya kalian menikah."

Seokjin terkesiap.

Lalu, Namjoon meraih tangan Seokjin, "Sayang, aku sudah menunggu sejak lama...."

Segera, Seokjin menarik tangannya lepas dari genggaman Namjoon. "Hentikan. Masih terlalu pagi untuk kegilaan kalian berdua."

Benarkah? Padahal, Namjoon mengira bahwa ini adalah waktu yang tepat. Dia menahan senyumnya dan melirik ke arah Daniel.

"Apa yang sebenarnya kau bicarakan, Daniel?" Tanya Seokjin. "Jelaskan padaku dan jangan lewatkan detail apa pun, kau mengerti? Jangan sampai ada sedikit pun info yang tertinggal."

Daniel mengangguk paham. Lalu, dia mendorong dua map berwarna biru muda di atas mejanya yang besar dan mengilap. Seokjin mengambil map itu terlebih dahulu, tapi dia tidak langsung membukanya. Dia terus mengunci tatapannya pada bosnya.

Daniel duduk sedikit lebih tegak, lalu, "Untuk misi kali ini, kalian berdua akan menyamar. Kalian berdua akan menjadi pasangan yang baru saja menikah."

"Hah?" Seokjin terperangah. "Kami berdua? Aku dan Namjoon?"

"Ya, kalian berdua."

"Tapi... tapi, biasanya kami hanya melindungi seseorang." Seokjin mencengkeram file itu lebih erat. "Atau, aku berpura-pura menjadi seorang anak pejabat atau pacar seseorang atau sekadar tunangan seperti─"

"Jangan ingatkan aku tentang hal itu," potong Namjoon kesal.

Daniel berdeham.

Namjoon mengalihkan pandangannya kembali ke bosnya. "Ayolah, bos. Kau juga tidak menyukainya."

Daniel mengangguk, "Kau benar. Aku pun tidak menyukainya."

Ada alasan mengapa Namjoon tetap bertahan untuk bekerja bersama Daniel. Dia menyukai sikap pria itu.

Oke, sebenarnya ada dua alasan.

Alasan lainnya adalah dia senang bekerja sama dengan Seokjin. Pemuda itu terlihat manis ketika marah. Bagaimana kedua pipinya memerah dan keping matanya yang menajam. Tetapi, Namjoon bersumpah dia tidak akan mengatakan hal itu kepada Seokjin. Dia belum siap mati di tangan pemuda itu.

"Kalian akan pergi ke sebuah private island," Daniel tersenyum penuh arti. "Dengar, kasus ini hampir seperti liburan untuk kalian berdua. Atau lebih tepatnya liburan yang dibayar."

Seokjin menatap bosnya dengan tatapan tajam.

Daniel terbatuk-batuk, "Yeah, mungkin ini hanyalah hari libur biasa yang kau dapatkan dari perusahaan." Jeda. "Kau akan berjemur di pantai, mendengarkan suara debur ombak, dan..." Dia terbatuk lagi. "Mencari keberadaan para penjahat."

"Terdengar seperti liburan impianku," kata Namjoon seraya meraih file kasus di atas meja Daniel.

Akhirnya, Seokjin membuka file kasus dalam genggamannya. Di sampingnya, Namjoon bersiul pelan, "Kelihatannya sangat mahal."

Secreto | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang