Part 11 : The Cover was Blown

2.3K 395 78
                                    

Puing-puing dari kapal pesiar yang baru saja meledak terombang-ambing di atas permukaan air laut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puing-puing dari kapal pesiar yang baru saja meledak terombang-ambing di atas permukaan air laut. Kapal pesiar itu telah lenyap, hanya menyisakan potongan-potongan kayu , sisa bagian kapal yang telah terbakar dan mengapung di atas air juga asap hitam yang melayang-layang di udara.

"Aku tidak melihatnya dimana pun." Tukas Hoseok saat dia memerhatikan permukaan air laut di hadapannya.

Namjoon mematikan mesin kapal yang mereka tumpangi, "Seokjin!" Teriak Namjoon meraungkan namanya.

"Seokjin!" Teriak Hoseok juga, meneriakkan nama partnernya.

Tidak ada jawaban.

Sebuah sekoci yang terbalik mengapung dengan malas melewati kapal mereka.

"Dia tidak ada di sini." Ujar Erlan kaku. Pemuda itu berdiri di sisi lain kapal. "Tidak ada yang mungkin bisa selamat dari ledakan sebesar itu. Dia mungkin sudah tewas."

Namjoon segera melayangkan tatapan tajam kepadanya, "Kau tidak tahu apa-apa tentang kekasihku!" Bentaknya.

Membuat Erlan tersentak dan seketika bungkam.

Namjoon menarik napas dalam-dalam dan dia bisa merasakan aroma asap yang pekat di udara. "Seokjin bisa bertahan hidup dari apa pun." Kata Namjoon penuh keyakinan dan kembali fokus pada air laut di bawah sana. "Kita akan menemukannya. Aku yakin dia berada di sekitar sini."

Hoseok berdeham, "Namjoon—"

"Dia ada di sini!" Bentak Namjoon lagi. Bagaimana bisa Hoseok meragukan partner mereka? "Dia melompat dari kapal itu. Kita hanya perlu mencarinya!" Namjoon yakin itu.

"Ta-tapi... bagaimana kau tahu?" Tanya Erlan.

Karena itu Seokjin. Meski Namjoon tidak tahu apa yang terjadi dan apa yang Seokjin hadapi di kapal itu, Namjoon yakin Seokjin tidak mungkin menyerah begitu saja. Tidak semudah itu.

Tetapi, ada satu hal yang mengganggu pikirannya...

Mengapa Seokjin meminta maaf? Mengapa?

Jauh di dalam lubuk hatinya, Namjoon merasa takut. Dia takut jika hal buruk terjadi pada Seokjin. Dia takut jika Seokjin benar-benar meninggalkannya. Dan pemuda itu meminta maaf karena dia—

Namjoon segera menggeleng keras dan berusaha untuk mengenyahkan pikiran buruk itu. "Tidak mungkin, aku yakin Seokjin berhasil melompat dari kapal itu. Dia berada di dalam air, kita hanya harus menemukannya."

Di sisi lain, rintik hujan mulai turun dan angin laut berembus semakin kencang. Badai sialan itu akhirnya tiba, membuat visibilitas menjadi lebih buruk. "Kita membutuhkan senter." Ujarnya dan bergegas ke bagian belakang kapal untuk memeriksa senter di dalam kotak persediaan. Kapal itu berayun-ayun semakin keras karena gelombang air laut.

"Dia tidak ada dimana pun," gumam Erlan lagi. "Aku pikir... kau mungkin hanya tidak bisa menerima kepergiannya—"

Jari-jari Namjoon mencengkeram senter yang telah dia temukan, dan dia menyalakan lampu senter itu, "Dengar—"

Secreto | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang