BAB 6 PEMBICARAAN ANEH

99 18 0
                                    

"Astaga!" kata Miss Agawam. "Apa itu tadi?" Tapi pertanyaan itu dijawab sendiri olehnya.

"Wah, rupanya lukisan diriku yang jatuh dari dinding!"

Jupiter serta kedua lemannya lari menghampiri sebuah lukisan besar berpigura keemasan yang tergeletak menelungkup di lantai. Pete dan Jupiter menegakkannya kembali. Ternyata itu lukisan Miss Agawam ketika ia masih muda.

"Pelukis yang membuatnya dulu juga membuat ilustrasi buku-bukuku," kata Miss Agawam menjelaskan.

Lukisan itu menampakkan wanita tua itu ketika masih muda, duduk di atas rumput sambil membaca buku, sementara berbagai makhluk aneh-

aneh yang semua bertubuh kecil mengerubunginya untuk ikut mendengarkan.

Lukisan itu digantungkan dengan selembar kawat ke papan gantungan yang terpasang di tepi langit-langit kamar. Dan kawat itu rupanya yang putus. Jupiter memeriksa bagian kawat yang putus itu.

­"Kawat ini ternyata tidak secara kebetulan saja putus, Miss Agawam," katanya dengan wajah serius. "Ada yang mengikirnya sampai tipis sekali. hingga pasti putus pada suatu saat."

"Aduh!" Miss Agawam menyentuhkan sapu tangan ke mukanya. "Pasti kurcaci-kurcaci itu lagi yang melakukannya. Malam itu, ketika - ah, cerita ku tadi belum sampai ke situ."

"Sa­ya rasa kami bisa membetulkan kawat ini untuk Anda, Miss Agawam," kata Jupiter. "Lalu setelah itu kami gantungkan kembali lukisan ini ke dinding. Sementara kami bekerja. Anda bisa meneruskan cerita tadi."

Dengan hati-hati sekali lukisan itu dibalikkan. Pete yang paling terampil di antara mereka bertiga, mengikat kedua ujung kawat yang putus itu.

Bob sibuk mencatat sementara Miss Agawam melanjutkan ceritanya. Ia hanya sebentar saja terkurung dalam ruangan di bawah tanah itu.

Karena tidak lama kemudian Roger sudah datang. Ia bisa masuk sendiri, karena memiliki kunci. Begitu mendengar ada orang di atas, Miss Agawam menggedor-gedor pintu sambil berteriak-teriak. Roger membebaskannya dari kurungan gelap itu. Roger mendengarkan dengan sopan, sementara bibinya menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya. Tapi dari air mukanya. Miss Agawam tahu bahwa Roger sama sekali tidak percaya. Mi­s Agawam merasa yakin bahwa Roger pasti

mengira bibinya berjalan dalam tidur. dan pengalamannya itu hanya ada dalam mimpinya belaka.

"Sebentar, Miss Agawam," kata Jupiter menyela "kami hendak menggantungkan lukisan ini dulu."

Pete berdiri di atas sebuah kursi, dan Jupiter menyodorkan lukisan itu padanya. Tiba-tiba Bob melihat mata Jupiter bersinar-sinar. Dan Bob langsung tahu maksudnya.

Jupiter mendapat ilham!

"Ada apa, Jupe?" bisik Bob, sementara Pete turun lagi dan kursi. Air muka Jupiter menampakkan kepuasan terhadap dirinya sendiri.

"Kurasa aku sudah berhasil menemukan jawaban atas teka-teki hilangnya Pending Emas!" bisiknya.

"0 ya? lalu - bagaimana jawabannya?" Bob harus menahan diri benar- benar, agar jangan sampai meneriakkan kata-katanya. "Lagipula bagaimana kau sampai bisa menemukannya sekarang di tempat ini?"

"Petunjuk tetap merupakan petunjuk, di mana pun hal itu ditemukan," kata Jupiter dengan suara pelan. "Nanti saja kita membicarakannya. Sekarang kita masih punya tugas lain, menolong Miss Agawam."

Bob mendesah. Ia tahu, Jupiter takkan mengatakan apa-apa lagi sebelum ia beranggapan bahwa waktunya sudah tiba untuk itu. Bob berusaha membayangkan petunjuk macam apa yang mungkin ditemukan Jupiter. Tapi ia tak berhasil. Karenanya ia kembali mengarahkan perhatian ­penuhnya pada Miss Agawam, yang sementara itu sudah melanjutkan kisahnya lagi.

(06) TRIO DETEKTIF : MISTERI KURCACI GAIBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang