E06

688 82 0
                                    


"Seokjin hyeong?"
-Taehyung

Iya,benar. Kurasa orang itu hanyalah mengincar Rosé. Rosé pingsan. Dia terpukul dengan sangat kerasnya oleh salah seorang pria yang sedang membawa kayu itu.

Ia memukul Rosé tepat pada bagian nadi dilehernya. Siapapun pasti tahu jika kita ingin melumpuhkan lawan,bagian yang melemahkannya hanya ada dua.

Leher nya dan juga alat kelaminnya.

"Jimin-ssi?" Ucap Taehyung saat melihat Jimin berjalan ke arah nya. "Taehyung-ssi,bagaimana? Apa rencana kami sempurna?" Ujar Jimin sambil tertawa kecil.

Taehyung berpikir sejenak. Dia tahu bahwa Jimin menyimpan hal yang tidak diketahuinya. Tapi dia tidak pernah menyangka bahwa Jimin akan melakukan hal seperti ini.

"Taehyung-ssi! Bukankah sudah ku katakan? Jika aku tidak bisa mendapatkan mu,maka orang lain pun tak akan bisa." Ucap gadis yang berada di atap tersebut.

Taehyung melirik gadis utu sekilas. Dia masih berpikir tentang apa yang sebenarnya terjadi. Gadis itu menutupi wajahnya dengan rambut hitam nan panjang. Tetapi dia tau siapa itu. Kim Jisoo.

"Jisoo?! Ah,aku mengerti sekarang. Kalian yang membunuh Jennie kan?" Tanya Taehyung. "Kau pintar." Jawab seorang gadis dan pria yang berjalan mendekatinya.

Mata Taehyung terbelalak. Dia tidak terkejut jika Jisoo yang membunuh Jennie,tapi bagaimana dengan Lisa dan Jungkook? Mereka teman terdekat Jennie.

"Lisa?! Jungkook?! Apa kalian juga terlibat?" Tanya Taehyung lagi. "Tentu saja,aku sudah muak dengan semua ini. Sebenarnya bukan Jennie sasaranku,melainkan gadis itu." Jawab Lisa sambil menunjuk Rosé dengan pisau yang ada di genggamannya.

Taehyung dengan cepat langsung menggendong Rosé agar dia tidak disakiti oleh para berandal-berandal itu. Taehyung tahu hal seperti ini akan terjadi,dan dia sudah bersiap untuk melawan.

DORR..!!

Salah satu peluru dari pistol Taehyung meluncur. Bukan kepada seseorang,hanya saja pernyataan untuk memulai sebuah peperangan.

"Apa yang kalian inginkan? Kalian ingin menyakiti Rosé? Baiklah ayo lawan aku!" Teriak Taehyung kepada 5 orang tersebut.

*Flashback*

Hari itu benar-benar hari terburuk untuk gadis bernama Rosé tersebut. Dia tidak bisa menangis ataupun tertawa. Dia hanya merasa bahwa kehidupan dan tuhannya itu telah bersikap tidak adil padanya.

"Rosé kenapa kau murung? Bagaimana jika kita ke kantin? Apa kau mau?" Tanya pria tampan yang menghampiri Rosé.

"Pergi! Jangan pernah perlihatkan wajahmu lagi dihadapanku!" Teriak Rosé marah. "Ada apa denganmu? Apa kau sakit?" Tanya pria bernama Taehyung tersebut.

Malam itu. Malam dimana saat Rosé dan juga semua teman-temannya mabuk. Dia tidak tahu apa yang terjadi lagi setelah ia mabuk seperti itu. Yang ia ingat hanyalah seseorang mengantarnya pulang hari itu.

"Kau tidak merasa bersalah?! Apa kau tahu?! Aku benar-benar merasa jijik pada diriku sendiri!" Teriak Rosé disertai isakannya. "A-apa maksudmu? Aku benar-benar tak mengerti." Ucap Taehyung.

Rosé menunjukkan sebuah foto yang dikirimkan oleh nomor kedua Taehyung. Dia benar-benar benci terhadap dirinya sendiri maupun pria brengsek itu.

"Kau yang mengirimkannya bukan? Jawab aku!" Ujar Rosé membentak Taehyung. "Tidak bukan aku! Bukan aku yang mengirim gambar itu!" Ucap Taehyung meyakinkan.

Rosé mengernyitkan dahinya bingung. Dia tahu tidak mungkin jika itu bukan Taehyung. Sudah jelas bahwa nomor tersebut adalah nomor baru Taehyung yang baru saja Rosé simpan kemarin.

"Ini bukan nomorku! Nomorku hanya satu Rosé!" Teriak Taehyung yang kemudian pergi keluar kelas. "Taehyung,kenapa kau melakukan hal ini padaku." Gumam Rosé dalam hatinya.

Dia tidak tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Hanya saja sudah ada bukti yang jelas. Tapi entah kenapa dia tidak memercayai semua bukti ini.

"Kim Jisoo!" Teriak Taehyung. "Oh? Ada apa Taehyung?" Jawab Jisoo disertai senyuman manisnya. "Ikut aku." Balas Taehyung.

"Lisa,menurutmu apa yang sudah terjadi? Kurasa Taehyung sedang marah." Ujar Jennie pada sahabatnya. "Aku tidak tahu." Jawab Lisa sambil menaikkan kedua bahunya.

Taehyung berjalan sangat cepat. Terlihat dari wajahnya dia begitu geram akan suatu hal. Dia hanya yakin dengan dirinya,bahwa dia tidak melakukan kesalahan yang salah walaupun dia sedang dipengaruhi oleh minuman.

Dia juga sudah bertanya pada Jungkook sebelum dia menemui Jisoo. Dan Jungkook mengatakan dia tidak melakukan apapun saat malam itu.

Bahkan dia tidak mengantar gadis itu.
Dan Jisoo lah yang mengantar para gadis tersebut karena hanya dia yang tidak mabuk.

"Kau yang melakukan hal itu bukan?!" Ucap Taehyung dengan nada yang tinggi. "Apa maksudmu?" Tanya Jisoo. "Foto-foto! Kau yang mengirimkan foto itu kan?!" Teriak Taehyung geram.

Jisoo tidak bisa mengelak apapun yang Taehyung katakan. Walaupun di bisa mengelak tapi tetap saja Taehyung akan terus mendesaknya. Dan membuatnya semakin terpojok.

"Iya! Aku yang mengirimkan foto fulgar itu pada Rosé! Aku tidak ingin kau dimiliki orang lain! Jika aku tidak bisa memiliki mu maka orang lain pun tidak!" Ujar Jisoo.

Dia membawa ketiga gadis itu kerumahnya,hanya saja Jennie dan Lisa tidak mengetahuinya. Jennie dan Lisa terlampau mabuk sampai tidak bisa mengingat apapun.

Jisoo membawa Rosé kekamarnya. Karena sejak kecil pun orang tua mereka tidak berada dirumah dan hanya sibuk bekerja.

Dia kemudian menanggalkan baju Rosé dan memotret bagian tubuhnya seakan-akan Taehyung baru saja menidurinya.

***

Taehyung menembakkan peluru pistol nya itu kearah Jisoo yang sedang berada di atap. Iya benar,dia tidak salah sasaran. Dia hanya terlampau kesal dengan apa yang sudah mereka lakukan.

"Taehyung-ah! Apa yang kau lakukan?!" Ucap pria bernama Seokjin itu yang kemudian melemparkan sebuah kayu yang tadi digunakan untuk memukul leher Rosé.

DOR..!!

Taehyung menembak kembali kayu tersebut agar terjatuh dan tidak mengenainya. Sementara itu Lisa sedang bersiap-siap dengan pisau ditangannya.

"Taehyung-ssi! Terima ini!" Teriak Lisa dari kejauhan. Dia bukan mengarahkannya pada Taehyung,melainkan Rosé.

Dengan cepat nya Taehyung langsung menaruh pistol tersebut ke sakunya kembali dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya dieratkan pada pinggang kecil yang sedang ia gendong tersebut.

Pisau itu mendarat di telapak tangan seorang Kim Taehyung. Dia mencengkram pisau itu seakan tidak ada kesakitan dari darah segar yang mulai mengalir tersebut.

"Kau pikir bisa menghancurkan Rosé?! Oh tentu tidak selama masih ada aku!" Teriak Taehyung sambil melemparkan pisau tersebut ke tanah.

Taehyung mengarahkan peluru nya kearah Seokjin sekarang. Dia ingin sekali membunuh semua orang yang berada dihadapannya ini. Rasanya ia sudah muak dengan segala hal yanh terjadi pada jalan kehidupannya dan juga percintaannya.

DOR!

Peluru itu mendarat tepat pada lengan panjang nan indah milik Kim Seokjin. Dia menjerit kesakitan walau tidak seberapa tapi itu tetap saja sakit.

"Berhenti disana!"
------------------------------------------------------------

Makasih banyak buat yang udah baca! Jangan lupa vote dan comment ya!

Saranghae❤

Salam,
Author.

TIMES [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang