E04

855 103 3
                                    


"Bagaimana bisa? Tapi,bukan dia pelakunya." Gumam Rosé dalam hati.

"Apa maksudmu Jimin?!" Tanya Rosé tak percaya. "Iya! Dia sekarang ada di kantor polisi! Aku akan kesana,aku berpikir akan mengajakmu juga." Jawab Jimin khawatir. "Baiklah ayo!" Ucap Rosé.

Siapapun pelaku yang sebenarnya,pasti memiliki kebencian yang sangat besar pada Jennie. Taehyung? Bisakah dia menjadi tersangka pembunuhan Kim Jennie? Kurasa semua orang pun bisa menjadi tersangka.

"Ada apa Rosé? Apa kau menghawatirkan nya?" Tanya Jimin saat melihat Rosé duduk terdiam dan hanya memandangi jalanan. "Hm? Ah tidak juga. Aku hanya sedang berpikir." Jawab Rosé sambil tersenyum manis.

Jimin hanya melihatnya sekilas,tanpa mengatakan apapun ataupun menanyakan hal lain. Walaupun Jimin tahu gadis cantik yang juga sepupunya itu,benar-benar sedang khawatir dengan keadaan Taehyung saat ini.

Sesampainya di kantor polisi,mereka turun dengan begitu tergesa-gesa. Terlebih lagi Rosé,dia sangat panik dan juga khawatir.

"Maaf,pak. Tapi bukan saya pelakunya,bagaimana bisa anda menuduh saya seperti ini?" Tanya Taehyung tak mengerti. "Karena didalam kertas itu terdapat sidik jari anda,tuan Kim." Jawab polisi tersebut.

Kertas itu. Hanya kertas itulah satu-satunya bukti yang ditemukan oleh polisi. Tak ada barang bukti lain yang bisa membuktikan siapa pelaku pembunuhan Kim Jennie.

Yaa,siapapun pembunuhnya kurasa dia orang yang sangat cerdik. Mereka benar-benar tidak meninggalkan jejak sedikitpun. Atau? Polisi itu yang tidak mengetahuinya?

"Taehyung!" Teriak Jimin saat ia memasuki ruangan tersebut. "Inspektur Kim?" Ucap Rosé. "Oh,nona Rosé. Bagaimana kabarmu? Ah kau mengenal pria ini bukan? Kudengar kau juga bersekolah disana." Ujar Inspektur tersebut pada Rosé.

Rosé mengenali inspektur itu. Namanya adalah Kim Namjoon. Dia salah satu teman baik ayahnya dulu saat ayahnya masih berada di Korea. Mereka sudah berteman sejak Rosé kecil,jadi Rosé sangat ingat dengan inspektur itu.

"Oh? Kalian saling kenal? Ah,benar aku mengingatnya. Kau teman baik pamanku kan?" Ujar Jimin yang baru saja mengingatnya.

"Ah benar,tapi maaf aku kurang mengenalimu." Balas inspektur tersebut. "Ah,aku Jimin. Park Jimin." Jawabnya ramah.

Jimin memang dekat dengan Rosé sejak kecil. Mereka selalu melakukan apapun bersama-sama. Bahkan mereka selalu bersekolah di sekolah yang sama.

Dulu Rosé sangat kagum dengan wajah tampan Park Jimin. Begitu juga dengan kepintarannya. Hanya saja,kali ini dia benar-benar telah berubah. Ya,benar menjadi seseorang yang sangat brengsek.

"Paman,apakah Taehyung benar-benar bersalah?" Tanya Rosé lembut. "Dia hanya menjadi tersangka utamanya. Kami akan menyelidikinya lebih lanjut." Jawab Inspektur tersebut.

"Apakah dia harus di penjara?" Tanya Jimin kemudian. "Ah,tidak dia tidak akan dipenjara sebelum kami menemukan bukti yang kuat." Jawab Inspektur Kim.

Taehyung menatap Rosé lekat. Dia tidak peduli akan perbincangan yang sedang ada disekitarnya. Jangankan perbincangan kehidupan yang ada disekitarnya pun tidak dipedulikannya sama sekali.

Dia sangat mencintai gadis itu. Iya benar, Taehyung sangat mencintai Rosé. Tapi sayangnya sebuah hubungan itu,telah hancur saat ini. Walaupun tidak pernah diinginkan oleh keduanya.

"Rosé,apa kau mencemaskanku?" Tanya Taehyung disertai seringai jahilnya. "Apa?! Cih! Tidak akan pernah!" Ucap nya yang kemudian pergi keluar.

Jimin masih didalam sana menemani Taehyung yang terus saja dilontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menyesakkan nya. Jimin yakin,bahwa Taehyung tidak bersalah. Tapi dia juga tidak bisa mengungkapkan kebenarannya.

"Ah,aku sangat bosan. Tunggu,sepertinya aku mengenal suara itu." Ucap Rosé yang sekarang telah berada diluar kantor polisi tersebut.

Rosé mendengar sesuatu yang sangat familiar di telinganya. Hari itu,kantor polisi sedang sangat sepi. Dikarenakan beberapa polisi menjaga sekolahnya dan beberapa yang lain sedang menyelidikinya.

"Seokjin oppa?" Gumam Rosé dalam hatinya.

Sementara itu disisi lain,Jisoo masih disekap oleh Taehyung dan juga beberapa anak buahnya. Dan sekarang di bahkan tidak tahu bahwa adiknya itu,Jennie sudah tiada.

"Eonnie,apa kau baik-baik saja?" Tanya Lisa khawatir. "Aku baik-baik saja. Tapi dimana Jennie? Kenapa dia tak pernah mengunjungi ku lagi?" Tanya Jisoo lirih.

Jisoo memang kakak sekaligus ibu bagi Jennie. Menurut nya Jisoo itu kakak yang baik,bahkan jika dia disuruh memilih Taehyung atau Jisoo dia akan memilih Jisoo.

Kenapa? Karena sejak kecil Jisoo lah yang tetap bersama Jennie dalam keadaan apapun. Orang tua mereka hanya sibuk bekerja dan bekerja,tanpa memikirkan bagaimana keadaan anak-anaknya itu.

"Dia sudah mati,noona." Ucap Jungkook,yang kemudian duduk di salah satu sofa yang berada disana. "Apa?! Ba-bagaimana bisa?!" Balas Jisoo meneteskan air matanya. "Kenapa kau menangis? Rencana kita berhasil." Ucap Lisa kemudian.

Disisi lain Rosé sedang merekam semua perbincangan yang Seokjin dan orang itu katakan. Siapa orang itu? Rosé pun tidak tahu. Dia memakai pakaian serba hitam dan sama sekali tidak menampakkan wajahnya.

Hanya mata. Hanya matanya yang terlihat. Tapi bagaimana bisa mata sekecil itu dapat membuktikan siapa orang tersebut? Mungkin bisa.

Kemudian untuk benar-benar memastikan siapa orang tersebut,Rosé memotret orang itu. Ya walaupun hanya bagian matanya saja. Dia sangat yakin ada yang disembunyikan oleh Seokjin dan orang itu.

"Bagaimana bisa Taehyung menjadi tersangka dalam kasus ini?! Pelaku yang sebenarnya ada disini kan?!" Ucap Seokjin geram.

Rosé benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja Seokjin katakan. Jika bukan Seokjin maka orang itulah yang membunuh Jennie. Tapi Seokjin?! Akh,itu tidak mungkin.

"Tapi,baguslah. Aku menyuruhmu untuk membalikkan fakta itu pada Rosé,tapi kau malah salah sasaran. Baiklah,yang terpenting pelaku sebenarnya tidak tertangkap." Lanjut Seokjin dengan kata-kata nya.

Rosé benar-benar tidak menyangka hal ini akan terjadi,bagaimana bisa Seokjin telah mengetahui pelaku sebenarnya tapi tidak memberitahu hal itu pada polisi?

Dan ia malah membiarkan orang yang tidak bersalah itu yang menanggung hukumannya? Seokjin itu lebih dewasa dari ketiga sahabatnya. Ia Taehyung,Jimin,dan Jungkook. Tapi,kenapa ia melakukan hal ini.

"Kau tahu kan pelakunya adalah.."

"Rosé! Dimana kau!" Teriak Jimin.
------------------------------------------------------

Makasih buat yang udah baca dan luangin waktunya untuk baca cerita ini. Dan jangan lupa untuk dukung cerita ini dengan vote dan comment! Makasih guys..!!

Saranghae❤

Salam,
Author.

TIMES [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang