19

3.9K 416 1
                                    

saya kembalii😅😆


happy reading...


"Winwin-ssi, kau kenapa?" tanya Ten pada Winwin yang sedari tadi menekuk wajahnya.

"Aku baru turun dari pesawat sejam yang lalu, masa iya naik lagi" gerutunya sambil memandang Yuta dengan emosi.

Grep!

Kedua lelaki manis itu menoleh ke belakang saat merasakan ada tangan yang merangkul mereka.

"Taeyong/Taeyong hyung" sahut keduanya, bersamaan.

Taeyong mengangkat wajahnya dan tersenyum kecil. "Maaf, aku merepotkan. Seharusnya kalian tidak perlu terlibat" katanya parau.

Winwin menggeleng. "Tak masalah, kau temanku, sudah wajib bagiku untuk selalu membantumu"

Ten ikut mengiyakan. "Iya hyung, kau juga sudah seperti kakak bagiku"

Taeyong tersenyum semakin lebar, lalu menutup matanya perlahan. "Jangan jatuh, kumohon" cicitnya dalam hati.

Taeyong melepas rangkulannya dan beralih pada koper milik Jeno dan Minhyung untuk membantu menopang tubuhnya.

"Hyung? Kau baik-baik saja?" ujar Ten begitu menyadari raut wajah Taeyong yang seperti menahan sakit.

"Tak apa, aku baik-baik saja"

Ten agak ragu namun dia tetap mencoba percaya dan kembali mengobol ringan dengan Winwin.

"Ahk!" tiba-tiba Taeyong terjatuh. Dia berusaha menahan sakit dengan mengepalkan kedua tangannya.

"Sial, bahkan lebih sakit dari luka fisik" umpatnya dalam hati. Dia mencoba membuka mata, ternyata belum ada yang menyadari keadaannya.

Dan dengan susah payah Taeyong berusaha kembali berdiri, namun gagal karena rasa sakit yang teramat sakit membuatnya kehilangan kekuatan untuk sekedar menopang tubuhnya.

"Taeyong hyung?!"

Oh sial.

Taeyong mencoba kembali membuka matanya, ada Jeno yang sedang sedang berlari menghampirinya.

"Hyung k-kenapa?"

Baiklah, Taeyong sudah tidak sanggup. Dia merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan satu papan obat full. Tanpa air, dia langsung menelan tiga tablet sekaligus.




Minhyung yang menemukan Jeno dengan posisi berjongkok lantas menghampirinya.

Plang!

Botol air Minhyung terjatuh tanpa sengaja saat si pemilik melihat nama obat yang diminum kakaknya.

"Hyung?! Obat penenang?!" teriaknya tanpa sadar, membuat semua orang yang ada diruang tunggu menoleh.

Jeno yang mendengar teriakan sang kakak langsung melotot dan memusatkan perhatian pada papan obat yang baru saja di minum Taeyong.

Itu obat penenang yang cukup kuat.

"Taeyong!!" kini teriakan Jaehyun yang menggema, syukur saja manusia yang ada di ruang tunggu bandara tidak banyak, kurang dari lima belas orang (termasuk Taeyong dkk).

Antara Kita [Jaeyong] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang