20 - END

6.3K 454 7
                                    

happy reading...




Jaehyun membuka matanya perlahan, sesekali mengerjap. "Ugh" dia meregangkan badannya sebisa mungkin.

Jaehyun mengedarkan pandangannya, kemudian mengenyrit bingung karena seat di sampingnya kosong.

Dia melepas sabuk pengamannya dan berdiri lalu melihat sekeliling. Semua teman-temannya ada.

Kecuali..

"Permisi, ada yang bisa dibantu?" sahut salah satu pramugara yang kebetulan melihat Jaehyun berdiri.

"Aku tidak menemukan kekasihku" ujarnya.

Pramugara itu berfikir sejenak. "Boleh saya tau nama penumpang yang anda maksud?"

"Lee Taeyong"

"Ah, penumpang tersebut membatalkan tiketnya sesaat sebelum pesawat lepas landas, mungkin beberapa menit setelah anda tertidur"

Pernyataan itu sontak membuat Jaehyun melebarkan matanya. "Maksudmu Taeyong tidak ikut dalam penerbangan ini?"

Pramugara itu mengangguk.

"Ya Tuhan, Lee Taeyong" kata Jaehyun sambil mengusap wajahnya frustrasi.

"Sudah berapa lama kita meninggalkan Korea?"

Pramugara di depan Jaehyun mengecek arloji miliknya. "Dua jam lebih empat puluh tiga menit"

"Aku tertidur cukup lama ternyata" gumannya.

"Anda bisa menghubungi orang yang bersangkutan saat tiba di bandara nanti"

Jaehyun menghela nafas. "Baiklah"

"Saya permisi" sang pramugara berlalu.

Dan Jaehyun memilih untuk kembali mendudukkan diri tanpa berpikir aneh-aneh tentang Taeyong.

-


Hyera memberontak sambil berusaha berteriak saat melihat keadaan lelaki cantik yang berada sepuluh meter di depannya, walaupun dia tau itu tidak ada gunanya karena mulutnya sendiri di sumpal oleh kain.


Mengapa wanita itu berlaku demikian?

Karena keadaan tubuh Taeyong yang hampir dipenuhi bekas luka karena terus di cambuk sejak sepuluh menit yang lalu.

Clash!

Clash!

Taeyong diam-diam berusaha melindungi indra pengelihatannya dari cambukkan Hyorin.

Clash!

"Agh!" darah segar mengalir dari hidung Taeyong, diikuti rasa sakit di kepalanya. Lebih sakit dari cambukkan yang sedang dia terima.

"Cih, baru merasa sakit? Benar-benar merepotkan" kata Hyorin remeh. Wanita itu berhenti mencambuk Taeyong sejenak untuk melihat reaksinya.

Hyera yang melihat hidung Taeyong berdarah dan mukanya yang pucat semakin memberontak.

"Taeyong, maafkan aku!" teriak Hyera dalam hati sambil berlinang air mata.

Antara Kita [Jaeyong] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang