13

5.7K 539 5
                                    


happy reading!


Jaehyun menatap datar wanita yang duduk di depannya.

"Jaehyun-ah, kau sema–"

"Bisakah langsung to the point? Aku sibuk" Jaehyun memotong ucapan wanita itu.

"Baiklah, maaf. Ayahmu sudah memberitahu mu kan?"

Jaehyun menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.

"Ya. Dan aku menolak"

Raut wajah wanita di depan Jaehyun itu langsung berubah. "Apa maksudmu? Ayahmu bilang kau akan memberikan keputusan yang menguntungkan"

Tatapan Jaehyun menajam. "Ya, ini menguntungkan. Aku sudah punya kekasih dan anakmu juga"

Wanita itu tertawa canggung. "Tidak, ini tidak benar"

"Lalu apa yang benar?"

"Kau harus bertunangan dengan anakku"

"Ck, murahan sekali"

Wanita itu berdiri dan langsung menunjuk Jaehyun. "Kau harus, kalau tidak akan segan melukai kekasihmu itu"

Rahang Jaehyun mengeras. "Jangan kau bawa-bawa kekasihku ke dalam masalah sialan ini"

"Jaehyun hyung?"

Jaehyun dan ibu Wonwoo langsung menoleh ke asal suara.

"Ah, ternyata benar"

"Jeno? Sedang apa disini?" tanya Jaehyun.

Jeno melirik sekilas wanita yang juga sedang menatapnya. "Olimpiade"

Jaehyun mengenyrit. "Kau panitia?"

Jeno menggeleng. "Peserta"

Lelaki bermarga Jung itu sedikit melotot. Masalahnya beberapa hari ini Jeno sama sekali tidak terlihat melakukan persiapan.

Dan bukannya sedang masa libur sekolah ya?

"Jeno!"

Yang di panggil menoleh. Dia lantas tersenyum, menampilkan eye smilenya.

"Sudah mau mulai!"

"Sebentar!" Jeno kembali menoleh pada Jaehyun dan wanita tadi. "Aku duluan ya, hyung, bibi" dan segera berlari menuju temannya.

Jaehyun diam-diam tersenyum. Bibit ayahnya memang tidak bisa diragukan lagi. Dia jadi penasaran, seberapa pintar seorang Minhyung.

"Nyonya Jeon, waktu ku sudah habis. Aku permisi"

Jaehyun langsung pergi dari tempat itu dan menulikan telinganya dari panggilan ibu Wonwoo.



Ting!

Jaehyun merogoh sakunya, ada pesan masuk.

Antara Kita [Jaeyong] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang