Serba Salah

144 1 1
                                    

Keesokan harinya, Swara bangun dan dia melihat ke arah dimana Sanskar tidur. Swara melihat Sanskar yang masih tertidur lalu dia menatapnya. Tak lama setelah itu Sanskar terbangun dan dia melihat ka arah Swara.

"Swara kenapa kau menatapku seperti itu?" kata Sanskar.

"Tidak papa Sanskar," kata Swara.

"Swara lebih baik kita pulang sekarang," kata Sanskar.

"Tapi apa kita tak akan sarapan disini," kata Swara.

"Tidak Swara karena pasti semua orang dirumah menunggu kita," kata Sanskar.

"Baiklah," kata Swara.

Swara dan Sanskar lalu turun dan pamit kepada orang tua Swara. Setelah itu mereka pergi pulang. Tak beberapa lama mereka sampai di rumah. Sanskar dan Swara keluar dari mobil.

"Swara terima kasih banyak karena kau telah membantuku dan sekarang Ragini telah memaafkanku. Kau memang sahabat terbaikku," kata Sanskar.

"Sama-sama Sanskar dan selamat ulang tahun," kata Swara.

"Kenapa kalian baru pulang sekarang dan kenapa kalian tidak bisa pulang tadi malam," kata Sujata kesal.

"Ibu, aku masih merindukan ibuku  kemarin. Jadi aku meminta Sanskar untuk menginap disana dan dia setuju," kata Swara berbohong.

"Itu benar Bu," kata Sanskar.

"Sanskar kau pergi lah ke kamar mu dan kau Swara tetaplah disini karena aku ingim membicarakan sesuatu denganmu," kata Sujata.

Sanskar lalu pergi ke kamarnya. Sujata menyuruh Swara masuk dan mereka duduk di ruang tamu. Sujata lalu memarahi Swara karena mereka tadi malam tak pulang.

"Swara baru pertama kali ini. Sanskar tidak ada dirumah saat ulang tahun nya. Biasanya kami selalu menyiapkan kejutan untuk Sanskar saat pukul 00.01 . Tapi tadi malam tidak dan itu semua gara-gara dirimu. Seharusnya kau tau tetap pulang tadi malam. Kan kau bisa menginap disana dilain waktu," kata Sujata marah.

Swara menunduk dan menangis saat Sujata memarahinya.

"Aku minta maaf Bu dan aku tak akan mengulanginya lagi," kata Swara.

"Baiklah, aku pegang kata-katamu Swara. Sekarang kau boleh pergi ke kamar mu," kata Sujata.

Swara pun pergi ke kamarnya dan Swara sampai di kamar. Sedangkan Sanskar sudah mandi dan juga mengganti pakaian. Sanskar yang melihat Swara menangis langsung menghampiri.

"Swara sekarang kau duduklah. Aku tau kenapa kau menangis, pasti karena ibu memarahimu kan. Aku minta maaf ya, gara-gara aku Ibu jadi memarahimu," kata Sanskar menyuruh Swara duduk dan dia duduk. Setelah itu Sanskar menghapus air mata Swara.

"Aku menangis karena aku tak pernah melihat Ibu semarah itu padaku Sanskar," kata Swara.

"Aku akan bicara pada Ibu agar dia tak memarahimu lagi. Sekarang kau mandi lalu ganti pakaian. Aku akan menemui ibu sekarang," kata Sanskar.

"Tapi bagaimana jika ibumu marah lagi padaku karena pasti dia berpikir aku telah mengadukan Ibu padamu Sanskar," kata Swara.

"Swara kau harus percaya padaku. Pasti ibu akan menuruti perkataan ku," kata Sanskar.

"Baiklah," kata Swara.

Sanskar pergi dari  kamar dan Swara menatap kepergian Sanskar. Swara merasa apa yang dilakukannya serba salah.

"Rasanya apa yang aku lakukan serba salah. Sekarang aku bingung harus berbuat apa. Tapi aku harus menjalani semua ini apapun keadaanya dan aku juga harus menjalankan kewajibanku sebagai istri walaupun Sanskar hanya menganggapku sebagai sahabatnya," kata Swara sedih.

Sanskar menemui ibunya yang masih ada di ruang tamu.

"Ada apa kau kesini Sanskar?" tanya Sujata.

"Ibu aku hanya ingin mengatakan kalau Ibu tak seharusnya memarahi Swara karena aku juga salah disini. Ibu aku mohon jangan marai Swara lagi," kata Sanskar.

"Apa dia mengadukanku padamu Sanskar?" tanya Sujata.

"Tidak Bu. Aku hanya melihat dia menangis dan itu pasti karena Ibu. Ibulah yang terakhir bicara dengannya," kata Sanskar.

"Yaudah. Sekarang kau kembali ke kamarmu dan suruh istrimu itu turun karena makanan sudah siap," kata Sujata.

"Baiklah," kata Sanskar lalu pergi ke kamarnya.

Sanskar sampai di kamarnya dan  terlihat Swara yang sedang bercermin. Sanskar lalu berdiri dibelakang Swara.

"Swara aku sudah bilang pada ibu dan ayo kita turun karena ibu menyuruh kita untuk sarapan," kata Sanskar.

"Baiklah," kata Swara.

"Tunggu dulu Swara, seperti ada yang kurang darimu," kata Sanskar.

"Seperti nya tidak ada yang kurang," kata Swara.

Sanskar mengambil kotak kecil yang berisi sindoor. Sanskar mengambil sedikit sindoor lalu menaruhnya di kening Swara dan saat Sanskar menaruh sindoor Swara menutup matanya setelah itu Swara membuka matanya.

"Sekarang sudah tidak ada yang kurang. Ayo kita turun ke ruang makan dan sarapan," kata Sanskar.

Sanskar menarik tangan Swara dan mereka menuju ruang makan dan disana semua orang sedang menunggu kedatangan Swara dan Sanskar. Setelah semua berkumpul mereka mulai makan.

ANTARA KAU DAN DIA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang