"Kak Jake, liat kak Jay nggak?" tanya Luna setelah tiba di kelas kakaknya itu.
Waktu sudah menunjukkan jam empat belas lewat lima menit. Luna tak tahan menunggu lebih lama lagi kakaknya. Dan di sinilah --kelas XII, dia sekarang untuk menyusul sang kakak.
Jake yang baru saja ingin keluar kelas langsung mendapati Luna berdiri di ambang pintu kelas. "Hah? Bukannya Jay udah pulang? Tadi sama Sunoo berdua."
"Beneran kak? Ih, kak Jay gimana 'sih? Katanya suruh nunggu, mau pulang bareng. Tapi malah ditinggal!" protes Luna yang tak menyadari kalau Jake memerhatikannya sedaritadi.
"Kenapa bro?" tanya Heeseung tiba-tiba dari belakang Jake. "Oh, ada Luna."
Jake mendorong pelan Heeseung yang akan maju ke depan untuk menghadap Luna. "Apa 'sih Jake! Gue mau ngomong sebentar sama Luna!"
"Lun, tau nomor Karina 'kan? Boleh minta nggak?" tanya Heeseung setelah berhasil keluar dari kelas.
Luna mengangguk. Dia sudah diamanatkan oleh Karina kalau Heeseung menanyakan nomornya, berikan saja tak apa. Dan benar, sekarang cowok itu menanyakan nomor Karina.
"Kakak liat aja nih dan catet sendiri ya." Luna memberikan ponselnya pada Heeseung. Terlihat wallpapernya adalah foto Luna berdua kakaknya.
Heeseung menerima ponsel Luna, lalu tersenyum. "Wallpapernya lucu ya. Kalian kakak adek goals banget." Kemudian dia menyalin nomor ponsel Karina ke ponselnya.
Setelah selesai, dan hendak dikembalikan ke Luna, tak sengaja Jake --di belakang Heeseung, menangkap ada pesan baru masuk dari Sunghoon. Jake pun mengernyitkan dahinya.
Sunghoon? Ngapain dia ngirim pesan ke Luna? batinnya.
"Oke, makasih Lun. Jake, gue duluan ya. Mau jemput Mamski dulu di butik. Ah iya jangan lupa proposal yang gue ajuin tadi." Heeseung meninggalkan Jake dan Luna di depan kelas.
Luna masih terus mencoba untuk menghubungi sang kakak tapi tak juga ada respon. Hingga membuatnya mendengus kesal. "Ya udah kak. Kak Jay lupa kali. Gue pamit pulang ya kak."
Baru saja Luna ingin memutar tubuhnya, tangan Jake menahan pergelangan tangannya. "Tunggu. Biar gue anter pulang. Udah mulai sore juga 'kan. Mau ujan kayaknya."
"Ah, nggak perlu kak. Ngerepotin nanti. Gue naik bus atau pesen ojek online aja kak," jawab Luna tak enak.
Jakr menggelengkan kepalanya dua kali. "Udah nggak apa-apa. Sekalian ada yang mau gue tanyain sama lo."
"Tanya apaan kak?" Luna menautkan kedua alis matanya.
Jake menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. "Maaf sebelumnya, tadi pas hp lo di tangan Heeseung, gue liat ada pesan baru masuk dan itu dari Sunghoon kelas XI. Lo 'kan tau Jay nggak suka kalau —"
Luna langsung memotong ucapan Jake. "Jangan bilang sama kak Jay ya kak, gue nggak mau kalau nantinya gue pindah sekolah."
"Hah? Pindah sekolah?" Jake nampak terkejut.
Ya, Jay berniat mengadukan hal ini pada Papa Jae agar Luna pindah sekolah. Sebab, Sarah akan masuk ke sekolahnya dan Jay takut kalau Luna semakin dekat dengan Sunghoon.
"Iya, ceritanya panjang kak. Ya udah gue mau dianter pulang sama kakak, asalkan jangan aduin ini sama kak Jay ya. Gue sama kak Sunghoon itu cuma ikut partisipasi dilomba bernyanyi di sekolah lain." Luna mencoba menjelaskan situasi yang ada pada Jake.
Melihat kepanikan Luna, membuat Jake tak bisa menyembunyikan senyumnya. Dia bahkan tertawa sekarang.
"Kenapa ketawa kak?" Luna mengernyitkan dahinya bingung. Apa ada yang lucu sehingga Jake tertawa seperti itu.
Jake menggelengkan kepalanya. "Nggak apa-apa. Lo lucu kalau lagi panik." Dia berhenti tertawa. "Iya tenang aja, gue nggak akan ngadu sama Jay. Gue juga 'kan nggak mau lo pindah sekolah."
"Hah?" Luna tak mengerti dengan ucapan Jake.
Dengan segera, Jake mendorong pelan pundak Luna agar tak bertanya lebih lanjut. Berhubung sekolah sudah sepi, jadi tak ada yang melihat interaksi mereka berdua. "Udah ayo, gue anter pulang."
Akhirnya Luna pulang ke rumah diantar oleh Jake.
***
With Jake,
©ayspcy, 2k21
KAMU SEDANG MEMBACA
Flame Flowers | ENHYPEN ✓
Fanfiction[Feat; Soobin TXT] Luna tahu bahwa dirinya tak akan pernah bisa jauh dari bayang-bayang sang kakak. Niat awal ingin menyembunyikan statusnya sebagai adik Jay, tapi terbongkar karena kejadian yang sama. Hal itu tak luput dari perhatian Sunghoon, kaka...