Dua tahun kemudian.
"Kaaak, ayo buruan! Nanti Luna telat." Itu Luna.
Luna sudah memasuki dunia perkuliahan. Saat ini dia menjadi mahawasisi baru di universitas yang sama dengan kakaknya. Walau awalnya dia menolak tapi pada akhirnya mau karena tak ada pilihan --agar Jay bisa lebih mudah menjaga adiknya itu.
Jay yang baru saja selesai memakai sepatu pun langsung menghampiri Luna. "Aduh yang mahasiswi baru, nggak sabaran banget sih. Tunggu ya sebentar, kakak ambil tas dulu."
"Iya buruan, Karina udah sampe katanya." Luna melangkahkan tungkainya menuju mobil yang terparkir di halaman depan rumah.
---
"Cieee mahasiswi..." goda Heeseung saat mendapati Luna sedang berdiri di depan papan pengumuman untuk melihat namanya.
Kejadian seperti itu membuat Luna teringat pada Sunghoon. Kira-kira bagaimana kabar laki-laki itu ya?
Jake yang ada di samping Heeseung pun tak membuang kesempatan untuk mendekati Luna. "Hai, Lun."
"Iya kak, kak Jay di mana ya?" sahut Luna mencari sosok Jay.
"Ada urusan kayaknya tadi, dan dia minta tolong sama aku buat nganterin kamu pulang. Nggak ada kelas kan? Cuma lihat pengumuman jadwal aja?" Jake bicara santai aku-kamu. Sepertinya dia mulai berubah menjadi lebih dewasa. Dan itu membuat Luna sedikit gugup saat berhadapan dengannya.
Heeseung yang memahami situasi pun langsung menyiku lengan Jake. "Gue duluan kalau gitu, bro... Lun..." ucapnya.
Luna mengangguk dan dia bingung harus bagaimana. Sejujurnya saat ini Luna sedang berusaha untuk menghindari Jake karena hatinya mulai bimbang karena sosok laki-laki itu.
"Yuk, jadi pulang nggak?" Jake memecahkan keheningan yang tercipta sesaat tadi.
Mengangguk, Luna berkata, "jadi kak. Tapi, nanti nggak apa-apa kalau aku mampir ke toko buku sebentar? Kalau mau ditinggal juga nggak apa-apa sih..."
Sambil berjalan, Jake menoleh dan mengangguk. "Ya udah aku temenin." Setelahnya, sampai mereka tiba di parkiran mobil tak ada percakapan lagi.
***
Mereka tiba di parkiran toko buku dekat kampus. Tapi, karena rasa penasaran Jake selama ini belum terjawab. Maka dia memberanikan diri menanyakan tentang Sunghoon pada Luna.
"Lun... hubungan kamu sama Sunghoon gimana?" tanya Jake hati-hati.
Terdiam, lalu tersenyum kecut. Luna bingung harus menjawab apa. Sebelum Sunghoon berpamitan padanya untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri, memang mereka berdua tak punya hubungan yang terikat seperti sepasang kekasih.
Menggaruk pelan pangkal hidungnya, Luna berkata, "aku nggak tau kak. Udah tiga bulan ini aku nggak tau kabar dia. Padahal dia janji mau pulang bulan ini."
Saat Luna sedang memberikan jawaban atas pertanyaan Jake, tiba-tiba dia terdiam dan menghentikan langkahnya. Otomatis membuat Jake ikut berhenti dan mengernyitkan dahi.
"Ada apa?" tanya Jake lalu mengikuti arah pandang Luna.
Ternyata, di depan sana --tak jauh dari mereka berdua berdiri. Ada sosok Sunghoon sedang bersama seorang cewek yang seusianya sedang tertawa bersama.
Sontak saja hal itu membuat Jake langsung bertindak cepat. Dia menggenggam tangan Luna dan hendak mengajaknya pergi dari sana. Tapi, Luna menahannya.
Cewek itu malah menghampiri Sunghoon dengan langkah lebar. Mau tak mau, Jake mengikuti Luna karena khawatir terjadi sesuatu. Tapi, sepertinya Jake salah besar. Luna sudah siap dengan semua fakta yang dia dapatkan hari ini.
"Hai, kak Sunghoon," sapa Luna dengan senyum termanisnya.
Sunghoon dan cewek di sampingnya itu menoleh. Terutama Sunghoon, dia langsung memasang ekspresi terkejut tapi dengan cepat dia mengubahnya menjadi datar.
"Hai, Lun. Oh ada Jake juga?" jawab Sunghoon sambil melihat ke arah belakang Luna. "Kalian ngapain di sini?"
Astaga!
Ingin rasanya Luna menampar wajah tampan Sunghoon saat itu juga. Tapi dia urungkan. "Kakak udah pulang dari Jerman? Kapan? Kenapa nggak kasih tau aku?" cecarnya.
"Minggu lalu kalau nggak salah. Kenapa harus bilang sama lo? Kita kan bukan siapa-siapa." Sunghoon menaikkan sebelah alis matanya.
Tangan Luna sudah mengepal dan siap menampar wajah Sunghoon, tapi siapa sangka ternyata Jake lebih dulu memukul laki-laki itu.
Bugh!
Cewek di samping Sunghoon langsung menolongnya. "Hoon, kamu nggak apa-apa?" tanyanya khawatir.
"Nggak punya hati ya lo!" teriak Jake.
Luna menggenggam pergelangan tangan Jake sambil menahan tangis. "Cukup kak! Jangan berantem di sini."
"Ck, apa salah gue? Bener 'kan? Gue nggak punya hubungan sama Luna? Jadi buat apa gue harus laporan sama dia kalau mau balik ke sini?" sahut Sunghoon sambil memegangi pipinya yang terasa kebas.
"DASAR BAJINGAN!" Jake benar-benar marah mendapati fakta bahwa Sunghoon sudah mempermainkan Luna.
Dan detik itu juga, Luna menitikkan air mata. "Iya. Kamu bener, kak. Kita nggak ada hubungan apa-apa. Maaf aku ganggu waktu kamu." Dia langsung memaksa Jake untuk meninggalkan tempat itu.
"Maafin aku, Luna..." gumam Sunghoon selepas kepergian Luna dan Jake.
***
Apa yang kamu lakukan Hoon? Hueeee :( anwy makasih banyak buat kalian yang udah baca cerita ini sampai habis. Tolong terus dukung para pemainnya ya ^^
Dan nantikan buku berikutnya di akun ini, sedang dalam persiapan. Kira-kira siapa aja ya pemainnya? Kalau kamu ngikutin akun instagram ayspcy pasti tau hhehe
See you~
With Jake,
©ayspcy, 2k21
KAMU SEDANG MEMBACA
Flame Flowers | ENHYPEN ✓
Fanfiction[Feat; Soobin TXT] Luna tahu bahwa dirinya tak akan pernah bisa jauh dari bayang-bayang sang kakak. Niat awal ingin menyembunyikan statusnya sebagai adik Jay, tapi terbongkar karena kejadian yang sama. Hal itu tak luput dari perhatian Sunghoon, kaka...