Seperti biasa, pagi ini Luna sudah selesai sarapan dan hendak pergi sekolah bersama sang kakak --Jay. Tapi, tiba-tiba ada tamu yang datang dengan tujuan menjemputnya.
"Lo ngapain di sini?" tanya Jay yang masih berdiri di dekat pintu sambil bersidekap dada.
Sunghoon, cowok dengan seragam yang sama dengan kakak-beradik itu pura-pura tercengang mendapati ternyata Luna adalah adik dari Jay.
Sunghoon tengah berdiri di ambang pintu sambil mengernyitkan dahi. "Harusnya gue yang nanya, kenapa lo bisa ada di rumah Luna?" tanyanya.
"Ini rumah gue! Nggak usah ngalihin pembicaraan! Lo ngapain di sini? Nggak usah pura-pura kaget juga," sahut Jay sambil memicingkan matanya.
Pasalnya Jay sudah mengetahui kalau Sunghoon selalu mengawasinya, terutama sang adik. Maka dari itu, Jay sangat melarang Luna untuk dekat-dekat dengan Sunghoon.
Walau Jay masih sebatas menaruh curiga, tapi tetap saja dia tak ingin adiknya kenapa-kenapa. Ditambah sikap Sunghoon yang misterius menurutnya --Jay.
Sunghoon sedikit terkesiap. Dia tak menyangka kalau Jay sudah mengetahuinya. "Gue mau jemput Luna. Maaf kalau sikap gue kasar tadi, gue cuma kaget aja tiba-tiba ada orang yang gue kenal di rumah Luna."
"Lo tau darimana rumah Luna?" Jay tak bisa melepas Sunghoon begitu saja.
"Tau dari data yang dia kasih pas daftar klub musik," jawab Sunghoon.
Dari belakang Jay, terlihat Luna sedang menatap kakaknya dan Sunghoon bersamaan. "Loh, kok ada kak Sunghoon?"
Luna langsung menatap Jay takut-takut. "Kak, bisa Luna jelasin. Luna nggak minta kak Sunghoon buat jemput aku. Beneran deh kak."
"Iya kakak tau. Udah sana, kamu masuk," sahut Jay dengan ekspresi datar.
"Loh, gue 'kan mau jemput Luna," sahut Sunghoon
Luna ingin memprotes sang kakak tapi mau bagaimana lagi? Melihat wajah Jay yang sudah menahan emosi, membuatnya mengurungkan niatnya. Dia pun masuk ke dalam rumah dan menatap Sunghoon lalu berkata tanpa suara maafin aku.
"Nggak ada yang nyuruh lo untuk jemput adek gue. Kalau mau sekolah, berangkat sendiri! Luna masih punya gue!" jawab Jay sedikit membentak.
"Ya udah. Besok gue izin mau jemput Luna. Walaupun lo nolak, gue tetep dateng ke sini." Sunghoon mengatakan itu penuh tekad.
"Ter.se.rah!" jawab Jay lalu menutup pintunya dengan sedikit dibanting.
Sunghoon pun hanya bisa mendesah pelan. Ini baru awal agar mendapat persetujuan dari Jay untuk mendekati Luna.
"Adek, kenapa kamu malah makin deket sama dia? Kenapa kamu lakuin itu di belakang kakak? Apa salahnya dengerin omongan kakak?"
"Kakak udah pernah bil—" Jay menghentikan ucapannya karena melihat Luna tengah meringkuk di atas sofa.
Luna menundukkan kepalanya. "maafin aku kak."
Satu kalimat yang diucapkan Luna membuat Jay meredam emosi yang ada. Dia tak ingin sang adik malah menjauh darinya. "Ya udah, siap-siap. Ayo berangkat sekolah."
***
Sesampainya Luna dan Jay di sekolah, membuat seluruh mata yang ada di sana tertuju pada mereka. Setelah fakta mengejutkan kemarin tentang Luna adalah adik dari Jay.
"Pantesan Luna cantik, kakaknya aja ganteng banget."
"Gila, kakak-adik goals banget mereka."
"Mau dong jadi adeknya kak Jay."
Seperti itulah bisik-bisik dari mereka yang mendapati Jay dan Luna tiba di sekolah bersamaan.
"Kak, aku risih ih. Kakak duluan gih jalannya," protes Luna.
Jay tak menanggapi ucapan Luna. Dia malah menggandeng tangan adiknya itu dan membuat beberapa orang yang tengah memerhatikan mereka, heboh.
Berbeda dengan Sunghoon yang memerhatikan dari kejauhan. Dia mengernyitkan dahi sambil melihat ke arah lain. Ternyata ada Sarah yang baru saja turun dari mobil.
***
With Jake,
©ayspcy, 2k21
KAMU SEDANG MEMBACA
Flame Flowers | ENHYPEN ✓
Fanfiction[Feat; Soobin TXT] Luna tahu bahwa dirinya tak akan pernah bisa jauh dari bayang-bayang sang kakak. Niat awal ingin menyembunyikan statusnya sebagai adik Jay, tapi terbongkar karena kejadian yang sama. Hal itu tak luput dari perhatian Sunghoon, kaka...