Jiyeon hanya diam menatap pria di depan nya. Tak ada jawaban dari gadis itu membuat jaehyun mengacak rambut nya frustasi. Semua nya terasa aneh ketika jiyeon tiba tiba menolak menjadi ratu. Bahkan malam sebelum upacara, mereka masih baik baik saja."Katakan padaku, ada apa sebenar nya? Kau tak mungkin tiba tiba keberatan" ucap jaehyun
"Tapi aku memang tak siap-"
"Jadi ratu? Jangan bercanda, alasan mu sangat konyol untuk menolak ini" potong jaehyun kesal
"Katakan saja hmm? Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan?" Tanya jaehyun melembut
"Itu..-" jiyeon meneguk ludah nya kasar, ragu untuk bercerita.
"Tak apa, aku tak marah sama sekali" ucap jaehyun
"A-aku hanya takut terjadi peperangan" ucap jiyeon gugup.
Jaehyun mengernyit begitu mendengar kalimat milik jiyeon. Mata nya menajam dan kini telah berubah menjadi mata kucing nya.
"Kau mendengar sesuatu kan?" Tanya jaehyun tajam
"..." tak ada jawaban lagi dari jiyeon
"Katakan, kau mendengar apa?" Tanya jaehyun tajam
"I-itu..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.Flashback
Jiyeon sedang mengeringkan rambut nya dengan hairdryer ketika tiba tiba muncul seseorang di belakang nya.
"Sia-" kalimat nya terhenti begitu dia merasakan sebuah cakar tajam yang ada di leher nya.
"Wah wah, calon ratu kita selemah ini ternyata" ucap perempuan itu sinis.
Sedetik kemudian muncul 2 laki laki dan 1 perempuan lagi. Jiyeon ingin sekali teriak minta tolong, tapi perempuan di depannya ini sepertinya akan membunuh nya lebih dulu.
"Tapi dia lumayan cantik" ucap seorang pria dengan smirk nya lalu mendekat kearah mereka.
Jiyeon memalingkan wajah nya begitu merasakan tangan dengan cakar panjang mengelus pipi nya halus. Jantung nya sangat berdetak keras ketakutan.
"Lihatlah, dia sudah sangat ketakutan" ucap salah satu dari mereka dengan nada mengejek
"Tak ku sangka dia akan selemah ini" ucap lainnya
"Dengar gadis manis, kami baru saja mendapatkan ultimatum menyebalkan hanya karena orang seperti mu" ucap wanita yang menyodorkan cakar nya di leher milik jiyeon
"Jadi ingat ini.. setelah kau menjadi ratu nanti, bersiaplah saja, karena siapa tahu raja bodoh itu akan kehilangan nyawanya lebih dulu untuk melindungi ratu nya yang lemah ini" lanjut nya menakutkan
"Hei hei, jangan terlalu menakuti nya, nanti dia tak bisa tersenyum di upacara" ucap yang lain
"Ya ya ya, kami pergi"
"Sampai jumpa di pemakaman"
Dan sedetik kemudian, mereka berempat tiba tiba menghilang, membuat jiyeon terduduk lemas di lantai. Jantung nya berdetak sangat gila membuat nya harus segera menenangkan detak jantung nya.
Flashback end.
.
.
.
.
.
.
.
."Akan ku bunuh mereka" ucap jaehyun menahan amarah nya. Matanya bahkan berkilat penuh amarah
"Jae.. jangan.." gumam yena menahan tangan jaehyun yang hendak pergi
"Lepas, Berani beraninya mereka melanggar perintah ku" ucap jaehyun kesal