Pagi hari sebelum bel sekolah berbunyi Zera menyempatkan dirinya berjalan di koridor karena di dalam kelas ia tak tahan seisi ruangan kelas ribut "Untung telinga gua masih sehat" ucapnya sambil mengelus kedua telinganya
Ia berjalan di koridor menuju taman belakang sekolah karena akhir-akhir ini tempat itulah yang bisa menenangkan fikirannya disaat ia ada masalah karena tempat itu jarang sekali dilewati oleh siswa-siswa Waristra
Saat ia rasa telah sampai di taman ia melihat ke arah sekitar ternyata benar tempat ini sangatlah sepi padahal pemandangannya yang indah di penuhi banyak bunga yang terawat pepohonan yang tak terlalu banyak membuat suasana asri di tanam tersebut "Huh untung gak ada orang" ucapnya karena ia sangat berharap tidak ada orang yang menduduki kursi putih kesayangannya itu
Zera melangkahkan kakinya dan duduk di kursi putih taman tersebut ia menyenderkan badannya dengan dinding kursi lalu ia melihat ke arah depan yang mana terdapat pepohonan dan bunga bunga yang sudah mekar di situ "Hah seperti biasa emang tempat ini yang satu satunya cocok buat tenangin gua" ucapnya lesu
Lalu ia melihat ke arah langit yang mendung tersebut.Ia teringat saat saat dimana abangnya berada di sisi dia yang selalu menemaninya disaat ia ada masalah kini orang tersebut hanya bisa di kenang walau Zera tidak senang atas kepergian kakaknya
"Kak lo tau gak semenjak lo pergi gue lebih senang udara mendung dari pada cerah ya percuma buat apa gue senang dengan udara cerah tapi lo gak ada di sini sambil menikmati suasana cerah itu" ucap Zera sendu menatap ke langit
"Kak berita lo meninggal itu gak ada kan?iya kan kak?iya kan?jawab aku kak jawabb!!" teriak Zera sambil menatap langit
Ia hanya bisa menanyakan kepada langit kalau kakaknya masih hidup,tidak mungkin kakaknya bisa pergi secepat itu meninggalkannya disini sendiri ia tak terima kenapa orang yang paling mengerti dirinya pergi?kenapa?kurang sayang apalagi dia dengan kakaknya kurang hormat apalagi dia dengan kakaknya kurang cinta apalagi dia dengan kakaknya?
"Hiks...hikss kak disini ada temen-teman gue yang selau ada buat gue hikss.. disini juga ada Ethan yang selalu nemanin gue tapi kalo lo gak ada percuma karena seolah olah gue sendiri yang gak punya siapa siapa hikss..hikss" Zera menangis sendu menundukkan kepalanya menatap ke roknya yang sudah basah ulah air matanya yang sedari jatuh
"LO KEMANA HA?KEMANA?KENAPA CUMAN GUE YANG PERCAYA KALO LO MASIH HIDUP KALO LO MASIH HIDUP LO KEMANA AJA?KENAPA LO GAK PULANG ZIDAN?!" Zera mengeluarkan semua isi hatinya yang selama ini ia pendam hatinya sangat sakit kenapa abang yang dicintainya ini pergi meninggalkan dia kenapa bukan dirinya saja yang pergi?kenapa harus dia?kenapa?
"Hiks..hiks.. Bang lo masih hidup kan?gak mungkin lo tinggalin gue gitu aja hiks..hikss karena di saat tempat kecelakaan lo mereka gak nemuin mayat lo papa sama mama udah suruh orang orang buat cari mayat lo bahkan polisi dan tim SAR aja gk nemuin mayat lo!lo pasti masih hidup kan bang?!" Zera menghapus air matanya yang terus mengalir tersebut tapi percuma ia menghapusnya air yang keluar di matanya tak berhenti henti keluar
"hikss...hikss padahal gue udah cegah papa sama mama buat berhenti nemuin mayat lo tapi gue minta mama sama papa buat nemuin lo!bukan mayat lo!" ucap Zera menundukkan kepalanya sambil mengepalkan tangannya di atas rok abu abu tersebut
"udah jangan nangis" ucap seseorang yang menyodorkan sapu tangan kearahnya dengan tangan yang kekar tersebut
Zera menaikkan kepalanya menatap orang yang memberinya sapu tangan itu,ternyata dia adalah Zergan
Zera menatap bingung lelaki tersebut untuk apa ia kemari?bagaimana lelaki itu tau kalau Zera ada disini?ia tak ingin memusingkannya mengambil sapu tangan yang ada di tangan pria itu
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTERIOUS GIRL
Teen FictionKisah cinta yang berbeda dari kebanyakan orang yang berawal dari pertemuan tak di sengaja membuat Ravan yang banyak di gemari oleh kaum hawa terjeremus ke dalam kehidupan Zera seorang gadis cantik yang dulunya ceria kini bersikap dingin memiliki ser...