Happy Reading!!🖤
____________________________________
Ganendra sedang duduk di ruangan kantornya ia memanggil bawahan kepercayaannya untuk menjumpainya "Masuk" ucapnya
"Ada yang bisa saya bantu Pak?" tanya bawahannya tersebut yang tak lain adalah Gazi
"Tolong kalian selediki lebih lanjut tentang kematian anak saya" pintanya
"Baik pak"
"Saya kasih waktu kalian selama satu bulan" ucapnya karena ia ingin kasus ini segara terungkap
"Baik pak segera di laksanakan" ucapnya Gazi lalu pergi meninggalkan ruangan Ganendra
Disisi lain Zera melangkan kakinya menuju ke kelas XII IPS-1 yang tak lain adalah kelas Ravan dan teman-temannya hingga akhirnya tiba di pintu kelas mereka "Eh Eneng Zera mau cari Ravan ya?" tanya Arga ramah
"Eh Ra lo kangen ya sama gue?" ucap Ravan dengan Pd nya dan berjalan di hadapan Zera
"Zergan mana?" tanyanya yang membuat semua heran
"Ahahahaha bos kenak mental" tawa Arga yang mendapatkan tatapan sinis dari Ravan
"Oh Zergan?ada tu lagi molor bentar ya gue panggilin" kata Farrel dengan tersenyum manis
"Woy kulkas berjalan,di panggil Zera!" teriak Farrel sambil menggebrak meja Zergan
"Hm" Zergan tak tidur dia hanya menutup wajahnya saja dengan buku
Ia berjalan di hadapan Zera yang telah menunggunya di depan pintu kelas
"ikut gue" pinta Zera sambil menarik ujung kerah lengan baju Zergan berjalan ke luarIa menarik Zergan membuat banyak pasang mata tertuju dengan mereka terlebih lagi Zera yang dengan manisnya menarik ujung kerah lengan bajunya Zergan bukan tangannya hingga tiba di halaman taman belakang sekolah
"Kenapa selama ini lo rahasiain dari gue ha?" tanya Zera yang mulai naik emosi
"Maksudnya?" Zergan tak mengerti dengan dirinya kenapa ia di berikan pertanyan yang tak jelas gini
"Soal bang Zidan wakil Halder" sambung Zera yang membuat Zergan terkejut
"Tung-tunggu dari mana lo tau-"
"Jadi bener kalo bang Zidan wakil Halder?!" tanya sekali lagi
"Kenapa selama ini lo sembunyiin dari gue ha?!" teriakan Zera membuat dirinya tak bisa menahan emosi terlebih lagi air mata yang akan keluar membasahi pipinya
"Tunggu Ra dengerin dulu" ia memohon kepada Zera agar dirinya tenang dan bisa mendengarkan penjelasannya dengan baik
"Ha?terus?mau jelasin apa lagi ha?!" air mata mengalir di pipi Zera lalu ia langsung menghapusnya dengan cepat walau ia hapus tetap saja air matanya terus keluar
"Raaaa" panggil Zergan lembut untuk membujuk Zera sambil menggengam tangan mungil Zera
"Hikss...hiks...kenapa ha kenapa...hiks" Zera tak tahan untuk tidak menangis membuat Zergan merasa sangat bersalah karena telah menjatuhkan air mata Zera
Zergan menarik Zera untuk duduk di kursi taman agar ia bisa menjelaskan alasannya tersebut "Udah tenang ra?" tanya Zergan sambil menunduk menatap wajah Zera yang sedang menangis
Zera hanya menganggukkan kepalanya saja dan enggan untuk berbicara "Yaudah gue jelasin ya lo dengerin baik-baik" pinta Zergan sambil mengusap air mata Zera dan menggegam tangannya
"Emang bener bang Zidan adalah wakil Halder tapi bang Zidan pernah bilang sama gue kalau seandainya lo udah tau kalau dia adalah wakil Halder dia minta agar lo harus tetap nerima kenyataannya dan lo harus terus tersenyum gue awalnya bingung apa maksud dari ucapannya hingga hari ini gue tau apa yang bang Zidan bilang itu benar"
Ucap Zergan panjang lebar
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTERIOUS GIRL
Ficção AdolescenteKisah cinta yang berbeda dari kebanyakan orang yang berawal dari pertemuan tak di sengaja membuat Ravan yang banyak di gemari oleh kaum hawa terjeremus ke dalam kehidupan Zera seorang gadis cantik yang dulunya ceria kini bersikap dingin memiliki ser...