Nesya sebelumnya mengira bahwa perasannya itu akan sembuh dalam waktu yang lama, namun ternyata tidak semenyakitkan itu. Luka yang ia dapatkan tak sebanding dengan seseorang yang diam-diam mengharapkannya, diam-diam merindukannya, bahkan pula diam-diam mencarinya hingga takdir mempertemukan mereka dalam titik paling terbaik yang pernah ada. Tetapi, lagi-lagi takdir mempermainkannya. Mulai detik ini, Nesya membenci seluruh hal yang diciptakan semesta, termasuk cinta.