Aku mengantarkannya hingga sukses, saat Ia masih bukan siapa-siapa, aku mendampinginya, menyemangati, bahkan membantunya dengan segala kemampuanku hingga aku kelelahan dan berkali-kali keguguran, aku dan Kaivan begitu sedih, tapi aku harus kembali kuat dan menguatkannya demi cita-cita kami. Dulu, aku percaya jika cinta yang aku punya cukup untuknya, hanya diriku yang dibutuhkannya, Ia akan setia padaku. Namun, semua salah, sejak Ia banyak mendulang kesuksesan pada setiap usahanya, dengan alasan sibuk, aku sering ditinggalkan, terbersit dalam fikiranku jika Ia tidak lagi membutuhkan aku, tapi aku hempaskan semua fikiran itu, aku meyakini jika aku harus memberi kepercayaan padanya. Aku menyibukkan diri melakukan hal lain, sangat membantu untuk menghilangkan rasa kesepian yang aku rasakan, aku mengembangkan usahaku, hasilnya diluar perkiraanku, aku pun mendulang sukses karena memiliki banyak pelajaran dan pengalaman berusaha dengan Kaivan. Sementara Kaivan semakin sibuk dengan dunianya, semakin mengabaikan aku. Perlahan, semua tabir terbuka, Ia yang aku percayai teganya mengkhianati cintaku. Aku menangis, meraung, menjerit tidak terima, berbulan-bulan aku menahannya, selalu menunggunya untuk berbicara dari hati ke hati, berusaha mempertahankan rumah tangga kami.
17 parts