Chapter 18. Mental Breakdown

518 92 24
                                    

Warning (!)

[Mature content]
Skip if you sensitive to abuse/sexual assaults/depression contents.

─────────────────────

⌜𝙎𝙪𝙛𝙛𝙤𝙘𝙖𝙩𝙚𝙙 (adj.) 𝑓𝑒𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑎𝑛𝑑 𝑜𝑝𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑⌟

─────────────────────


Ada tiga pusat vending machine di area Yuuei. Pertama, di Pojok Vending Machine. Posisinya tepat di paling kiri gedung pembelajaran C. Ada delapan buah vending machine yang berjejer di sana, biasa dipenuhi oleh siswa-siswa pengiritan yang menolak jajan mahal ketika lunch rush. Ke dua, tiga buah vending machine yang tidak jauh dari gerbang utama Yuuei. Orang yang berkunjung atau melewati jalanan di depan komplek Yuuei biasanya diam sebentar di sana untuk mengambil pengganjal lapar.

Yang ke tiga adalah tujuan Bakugou. Vending machine komplek asrama, letaknya ada di lorong paling depan komplek. Beruntungnya area itu masih ada di dalam komplek asrama, berjejer sekitar seratus meter dari gerbang masuk, sehingga Bakugou tidak perlu keluar lebih jauh.

Jumlahnya ada tiga, yang pertama berisi minuman kaleng, yang ke dua berisi snack (semacam malkist dan wafer) dan energy bar, yang ke tiga berisi camilan kecil seperti permen dan jelly--yang menurut Bakugou seharusnya vending machine ke tiga disumbangkan saja ke sekolah dasar terdekat.

Ia sedang menekan tombol untuk vanilla latte ketika kehadiran seseorang membuatnya terkejut, “N-ngapain lo di sini?” Bakugou mundur beberapa langkah dari tempatnya.

“Ketemu sama lo. Gimana tidur lo sama Todoroki tadi? Nyenyak?” Kirishima mengeluarkan tangannya dari saku jaket, memasukkan satu koin dan menekan salah satu tombol pada vending machine yang tidak bisa Bakugou lihat jelas.

Bakugou kembali teringat kejadian tadi sore, ia bersiap untuk kabur, tetapi tangannya ditarik kasar.

“Buat lo,” Kirishima menyodorkan sekaleng vanilla latte yang telah ia buka, “gue minta maaf buat tadi sore.”

Like hell I--"

Kirishima mendorongnya, “Gue tahu lo enggak bakal kasih gue maaf lagi,” pemuda itu menguncinya pada permukaan vending machine yang kedengaran bergemuruh dari dekat.

“Lo suka banget vanilla latte, ‘kan?” Kirishima meneguk isi kaleng itu beberapa kali sebelum menahan sebagiannya dalam mulut.

Fuck, Kiri, n--" kalimat Bakugou tertahan sempurna, mulutnya sudah dipaksa melekat dengan milik Kirishima.

Bakugou mendorong pemuda itu sekuat mungkin, hingga kaleng di tangan Kirishima terjatuh--bunyi kelentrang kaleng itu bergema di lorong. Bakugou sempat terbatuk beberapa kali setelah Kirishima  terdorong dua langkah dari posisi semula.

Ia tidak membuang waktu, mencoba mengambil langkah untuk pergi dari sana. Akan tetapi lagi-lagi Kirishima bergerak lebih cepat, pemuda dengan tubuh yang lebih tinggi darinya itu kembali menarik tangannya. Bakugou mengelak, memutar lengan Kirishima dan menendang tulang keringnya. Kirishima sempat mendecih sampai melepas cengkeramannya, tetapi kembali menarik kedua tangan Bakugou saat pemuda blonde itu mencoba lari. Kirishima lantas memutar tubuh Bakugou, mendorongnya kembali pada badan vending machine sehingga pipi Bakugou melekat pada permukaan kacanya yang silau.

[Todoroki Shouto | Bakugou Katsuki] Suffocating Book I: SuffocatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang