Chapter 9. (Another) Bad Day

585 108 21
                                    

⌜𝙎𝙪𝙛𝙛𝙤𝙘𝙖𝙩𝙚𝙙 (adj.) 𝑓𝑒𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑎𝑛𝑑 𝑜𝑝𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑⌟

─────────────────────


Bakugou sengaja memilih menyambangi lokernya sebelum masuk kelas di pagi yang (menurut Midoriya dan Todoroki) masih terlalu buta. Untuk hari ini, Bakugou sebenarnya setuju, karena ia berjalan menuju gedung pembelajaran tiga puluh menit lebih pagi dari biasanya. Salahnya sendiri, minggu lalu ia lupa mengambil buku paket sejarahnya, meninggalkan tulisan rencana esainya yang acak-acakan di sana--sampai tidak ingat perlu menyalin ulang tugas mingguannya itu pada buku khusus tugas. Sementara Hizashi sensei selalu datang ke kelas sepuluh menit lebih cepat untuk mengajar dan Bakugou setidaknya butuh lima belas menit untuk menyalin rangkaian esai(asal-asalan)nya ke buku tugas.

Ia memperhatikan gedung pembelajaran yang sudah berdiri beberapa meter di hadapannya. Lantai utamanya ada empat, tetapi terlihat lebih tinggi daripada yang seharusnya karena bagian basement tidak terletak di bawah permukaan, melainkan ada di lantai pertama. Gedung itu berbentuk huruf U, menghadap ke arah Timur dan berhadapan langsung dengan gedung guru. Gedung paling kiri disebut sebagai gedung A, bagian tengah disebut gedung B, dan gedung sayap kanan disebut gedung C. Ketiganya dihubungkan dengan lorong-lorong yang terlihat seperti jembatan penyeberangan dari kejauhan. Sementara tangga untuk dinaiki menuju lantai-lantai di atas lantai satu ada di setiap badan gedung.

Sayangnya, tidak setiap lantai memiliki lorong penghubung, lorong itu hanya ada di lantai dua dan empat, itu pun tidak dihubungkan dengan tangga dari lorong penghubung satu ke yang lainnya. Tangga di setiap gedung pun relatif jauh dijangkau, gedung A memosisikan tangga naik dan turun di paling Selatan bangunan, gedung B memosisikan di tengah, dan gedung C di paling Barat. Bakugou pikir itu cukup membuang tenaga. Bayangkan saja, saat kamu perlu menuju lantai tiga pada gedung B--sedangkan kamu ada di lantai empat gedung C yang relatif jauh dengan tangga di badan gedung--kamu harus berjalan terlebih dahulu ke tangga di tengah gedung B. Masih menurut pemuda berambut pirang itu, mobilitas siswa akan lebih efisien ketika lorong penghubung di setiap lantai dilengkapi tangga.

Ruang kelasnya sendiri, kelas 2A, ada pada lantai dua (lantai tiga jika dihitung dari bagian basement) di gedung A. Jadi, setiap kali ia menuju ruang kelasnya, dari luar bangunan ia bisa melihat gedung B dan gedung C dengan jelas. Waktu itu semua lampu koridor belum mati, Bakugou sempat melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul enam pagi. Itu artinya ia masih memiliki waktu lebih dari cukup untuk menyalin dan akhirnya melambatkan langkah. Dari tempatnya, ia bisa melihat lampu di area lorong loker lebih redup. Bakugou menebak-nebak mungkin dayanya sengaja dikurangi, disesuaikan dengan anggaran yang masuk ke kas sekolah. Bakugou sempat berhenti dan mendongakkan kepala, menelisik lorong-lorong khusus loker pada setiap lantai di semua gedung--yang sama redupnya. Pemikirannya langsung bulat, sepertinya memang benar untuk mengurangi anggaran pengeluaran.

Ia tiba-tiba mendecih, sedikit berlari menuju pintu masuk gedung A. Ia langsung menaiki tangga menuju lorong loker, agak kesal karena sebelumnya sempat lupa pada tujuannya semula. Oh, lima menit yang sia-sia. Bakugou kembali melambatkan langkah saat hampir selesai menaiki anak tangga. Ia baru sampai di puncak tangga lantai dua menuju lorong loker ketika sadar ada seseorang di area itu. Bakugou tahu persis di mana letak lokernya meskipun ia berdiri dari jarak seratus lima puluh meter, maka ia yakin orang yang perawakannya tidak terlalu tinggi di sana sedang membungkuk di depan loker miliknya. Bakugou mengambil beberapa langkah, berusaha mengenali sosok di depan sana, tetapi tidak tertangkap indera dengan jelas sama sekali. Ia mulai mengutuki lampu redup di lorong loker dalam hatinya.

"Woy!"

Bakugou hilang kesabaran, sambil berjalan agak cepat, ia berseru pada sosok di depan lokernya. Namun, alih-alih menjawab seruan Bakugou, orang itu kelihatan terkejut dan malah buru-buru pergi ke arah lorong penghubung gedung B. bakugou sempat berlari kecil, berniat mengejar tetapi urung dan memilih berhenti di depan lokernya. Bayangan foto yang Uraraka temukan di sela-sela pintu lokernya dulu muncul di kepalanya. Ia segera mengeluarkan kunci loker dari sakunya, buru-buru membuka daun pintunya dengan was-was.

[Todoroki Shouto | Bakugou Katsuki] Suffocating Book I: SuffocatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang