⌜𝙎𝙪𝙛𝙛𝙤𝙘𝙖𝙩𝙚𝙙 (adj.) 𝑓𝑒𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑎𝑛𝑑 𝑜𝑝𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑⌟
─────────────────────Yuuei di hari Jumat menyingkatkan durasi belajar di kelas, tujuh puluh persen kegiatan dialokasikan untuk ekstrakurikuler. Kepala sekolah Yuuei, Profesor Nezu, membuat aturan sendiri untuk hal itu. Berbeda dengan sekolah asrama Shiketsu yang menggunakan sistem penjadwalan penuh (belajar di kelas dan ekstrakurikuler setiap hari), Yuuei hanya mengadakan jadwal sampai Jumat. Sabtu dan Minggu adalah hari spesial bagi siswa untuk pulang, tetapi konsekuensinya, tanggal merah pada kalender nasional tidak berlaku di Yuuei.
Bakugou Katsuki lebih tidak senang dengan sistem full-day sekolahnya, ya, full-day. Artinya, sepanjang hari dari Senin sampai Jumat, siswa Yuuei belajar di kelas dari pukul tujuh pagi hingga sebelas malam. Istirahat pada pergantian mata pelajaran bisa terjadi sampai empat atau lima kali. Bakugou (dan siswa kelas A lainnya) bahkan ingat agenda mandi sore Aoyama di jam istirahat ke tiga atau ke empat. Ketika yang lain pergi ke kantin atau tidur di kelas, Aoyama mengalungkan handuk, seragam bersih, dan menjinjing satu tas kecil peralatan mandi ke toilet laki-laki--karena damn it, siswa dilarang kembali ke kamar asrama sebelum jam sekolah usai.
Sayangnya, Bakugou sendiri tidak merasa ingin protes. Sebab durasi latihan hari Jumatnya di tim Taekwondo jadi lebih panjang. Ini situasi yang cukup enak untuk Bakugou, lima hari belajar materi dan teori, satu hari di isi mata pelajaran olahraga dan seni (plus ekstrakurikuler), sisanya libur--dan mengerjakan tugas.
"Bak, gua duluan ya, harus langsung cabut ke rumah." Todoroki baru melipat seragam Taekwondonya ke dalam tas saat Bakugou membuka loker.
"Biasanya hari Sabtu, mau ada apaan? Perjodohan anak sultan?" Bakugou meninju lengan Todoroki yang memutar bola matanya malas.
"Yah, acara bapak gua, tapi untungnya bukan perjodohan." Todoroki menyelendangkan tasnya, "Lo enggak bakal mau lihat Yuuei berantakan karena Momo ngamuk anyway." katanya sambil tertawa kecil.
Bakugou ikut tertawa, "Yeah, yeah, pergi sana lo cepet sebelum Papi Enji nge-bombardir hp lo sama panggilan masuk."
Papi Enji katanya, cringe, Todoroki refleks menepuk keras kepala Bakugou saking merindingnya lalu berlari keluar ruang ganti sebelum terkena sepakan maut Bakugou. Bakugou hanya sempat berseru 'fuck you!' sambil melayangkan jari tengahnya sebelum Todoroki pergi.
Sewaktu ia memasukkan seragamnya ke dalam tas, seseorang masuk ke sana. Saat ia tahu siapa yang masuk, Bakugou segera memakai pakaian bersihnya, secepat mungkin merapikan tasnya. Ia hendak keluar sebelum orang itu memanggil.
"Bakugou," orang itu terdengar agak frustrasi, "berapa lama lagi lo mau ngehindarin gue? Please, maafin gu--"
Bakugou mendadak tegang, "Never. Fuck, Kirishima. Lo pikir sendiri, apa perbuatan lo ke gua waktu itu bisa gua maafin?!" Ia bicara tanpa menoleh.
"Tapi, Bak--"
Bakugou menghela napas, pergi dari ruangan itu tanpa mau mendengar apa-apa lagi. Bakugou berharap Kirishima berhenti mengganggunya, ia tidak mau lagi berteman dengan orang itu. Bakugou tidak bisa memaafkannya, sedekat apapun hubungan pertemanannya dengan Kirishima sebelumnya, Bakugou tidak bisa.
❅❅❅
Malamnya, ketika Bakugou menuju dapur umum untuk mengambil camilan, ia melihat Midoriya dan Uraraka sedang mengobrol di dekat kulkas, menyender pada kabinet marmer meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Todoroki Shouto | Bakugou Katsuki] Suffocating Book I: Suffocated
Fanfiction[Book 1/3 Suffocating Series] COMPLETED: 2020/11/30-2020/12/27 [Baca bab [Disclaimer] dulu buat keterangan detail yap!] Several bad things are better to left unsaid, Bakugou bisa menanganinya sendirian. Namun, ketika Todoroki menemukan alasan menga...