⌜𝙎𝙪𝙛𝙛𝙤𝙘𝙖𝙩𝙚𝙙 (adj.) 𝑓𝑒𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑎𝑛𝑑 𝑜𝑝𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑⌟
─────────────────────
Kalau ditanya, apakah Bakugou sudah puas dengan apa yang ia punya? Jawabannya tidak juga, tidak untuk semua hal.
Sewaktu kecil Bakugou tidak senang menjadi anak tunggal. Ia meminta seorang adik kepada ayahnya, tetapi Masaru hanya tertawa waktu itu. Jadi, Bakugou meminta langsung kepada Tuhannya. Kemudian saat ia pindah ke komplek rumahnya yang sekarang di usia empat tahun, untuk pertama kalinya ia bertemu Midoriya--menyembul dari balik punggung Inko yang mengantarkan senampan kue kering sebagai ucapan selamat datang.
Sejak saat itu Bakugou punya adik baru, yang super cengeng. Setelahnya Bakugou kembali menginginkan hal lain, ia ingin seorang kakak. Supaya jika Midoriya menangis diganggui anak-anak yang lebih besar badannya, Bakugou bakal punya seseorang yang membantunya meninju mereka.
Satu tahun dari sana, Tuhan kembali mengabulkan keinginannya. Keluarga Todoroki pindah ke salah satu rumah yang tidak jauh dari tempat mereka. Awalnya Bakugou kecewa, karena Todoroki justru lebih muda satu tahun dengannya. Tapi Todoroki ternyata lebih kuat darinya.
Todoroki menjadi anak paling muda yang selalu berlaga paling tua, menjadi anak paling muda yang selalu bersikap seperti orang dewasa, menjadi anak paling muda yang selalu berusaha menjaga Bakugou dan Midoriya. Ia tidak jadi kecewa, Todoroki sudah memenuhi kriterianya untuk mengemban titel 'kakak'. Apalagi setiap kali Todoroki membantunya meninjui anak-anak nakal, Bakugou jadi merasa dirinya invincible jika bersama Todoroki.
Saat pertengahan semester kelas satu di Yuuei, Bakugou pernah melihat Uraraka yang sedang bicara dengan ibunya lewat telepon. Dari hasil loudspeaker yang Bakugou curi dengar, ibu gadis itu punya nada suara yang lembut. Seperti nada bicara Inko. Sementara Mitsuki sama sekali tidak begitu. Meskipun Bakugou tidak begitu peduli, diam-diam perasaan iri selalu membakar bagian kecil dari hatinya.
Namun, setiap kali ia pulang ke rumah, ia kembali bahagia. Sebab Bakugou punya seseorang yang akan selalu menyambutnya di muka pintu, Bakugou punya Masaru. Pria itu menjadi ayah sekaligus ibunya dan Bakugou tidak menyesal. Masaru orang yang baik. Sangat baik. Diganti dengan bayaran mahal pun, Bakugou tidak akan pernah mau menjual ayahnya. Masaru adalah mutlak miliknya dan untuk yang satu ini, Bakugou tidak pernah meminta kepada Tuhan untuk mengganti ayahnya.
Itulah sebabnya setelah tadi pagi ia menendang bokong Shinsou (secara harfiah) dari kamarnya karena anak itu sulit dibangunkan, Bakugou segera mandi. Berganti pakaian dengan kaus baseball yang serupa dengan milik Masaru dan menggunakan celana jeans hitam kesenangannya. Supaya ketika Masaru menjemputnya, ia akan terlihat sangat tampan. Ralat, supaya ketika Masaru menjemputnya, ia bisa melihat senyuman hangat Masaru yang langsung mekar.
Sejak pagi juga, Bakugou sudah merasa sangat semangat--lebih dari biasanya. Hatinya berbuncah-buncah senang, hingga lupa pada hal-hal mengecewakan akhir-akhir ini. Barangkali itu sebabnya ketika Bakugou becermin, wajahnya sangat segar. Rambutnya sudah wangi--keramas hingga bersih. Kukunya sudah tumpul--dipotong dengan rapi. Apakah karena ia akan segera pergi menonton baseball dengan ayahnya? Bakugou tersenyum-senyum sendiri.
Ia sedikit berlari ke arah jendela, mengintip Shinsou yang lewat. Bakugou memastikan Shinsou sudah membawa buku catatannya. Sebab ada esainya di dalam sana. Ia juga berharap Todoroki segera hilang marah. Supaya besok esai itu bisa Todoroki salin ke dalam laptop dan dikumpulkan beserta miniaturnya (yang ada di kamar Todoroki) di hari Selasa. Dari situ, Bakugou beranjak ke arah rak sepatu. Memakai sepatu hijau tua berpolet oranye favoritnya. Ia kembali becermin, memberikan seringai pada bayangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Todoroki Shouto | Bakugou Katsuki] Suffocating Book I: Suffocated
Fanfiction[Book 1/3 Suffocating Series] COMPLETED: 2020/11/30-2020/12/27 [Baca bab [Disclaimer] dulu buat keterangan detail yap!] Several bad things are better to left unsaid, Bakugou bisa menanganinya sendirian. Namun, ketika Todoroki menemukan alasan menga...