Chapter 14. Aizawa's Assignment and A Thunderbolt

470 93 3
                                    

⌜𝙎𝙪𝙛𝙛𝙤𝙘𝙖𝙩𝙚𝙙 (adj.) 𝑓𝑒𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑎𝑛𝑑 𝑜𝑝𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑⌟

─────────────────────


Tugas akhir semester untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dari Aizawa (menurut yang Bakugou dengar dari kakak kelasnya, Mirio) selalu dibuat menjadi tugas kelompok dan memang seperti itu. Aizawa sedang membacakan satu per satu topik esai yang harus setiap kelompok buat. Jumlah topik itu ada sepuluh, yang artinya setiap kelompok berjumlah dua orang--sepasang. Bakugou sedikit lega, karena jika membuat esai dengan lebih dari dua orang akan membuatnya sakit kepala.

"Tugas kalian tidak hanya membuat esai," Aizawa tiba-tiba menjelaskan, "topik utama kita tentang tempat-tempat legenda di Jepang. Jadi, setelah kalian membuat esai, kalian harus membuat prototype dari tempat legenda itu, err, semacam miniatur. Aku bebaskan segala macam teknis pembuatannya, termasuk bahannya. Miniatur yang sudah terkumpul nantinya akan disimpan di perpustakaan Yuuei."

Oh, no. Bakugou malah jadi sakit kepala. Dua orang harus menyusun esai dan membuat miniatur. Bakugou berharap pasangan kelompoknya tidak membuatnya harus memegang semua pekerjaan mulai dari riset, penulisan esai, hingga pembuatan miniatur hanya karena pasangannya orang malas semacam Mina.

"Mina Ashido," Bakugou tiba-tiba menoleh, "Ojiro Mashirao, kelompok lima. Topik Legenda Hagoromo." Bakugou menghela napas, bersyukur bukan ia yang menjadi pasangan Mina.

"Bakugou Katsuki," Bakugou terlonjak di bangkunya, kembali menoleh pada Aizawa.

Jangan Tsuyu, jangan Tokoyami, jangan Hagakure, jangan Aoya--

"Todoroki Shouto, kelompok enam. Topik Legenda Sai no Kawara."

Bakugou lantas berdiri dan menoleh ke belakang, mendapati Todoroki yang juga berdiri di belakang Midoriya. Tanpa pikir panjang, mereka langsung melakukan highfive tepat melewati kepala Midoriya. Pemuda dengan rambut bersemu hijau di bawah lengan mereka itu menggerutu.

"Curang! Kenapa bukan gue yang sekelompok sama salah satu dari lo berdua?!"

Shinsou dari bangkunya berseru, "Lo enggak mau sama gue, Midoriya?!" membuat Midoriya memekik, 'Ee--Mau, mau! Jangan ganti kelompok, please!'

"Ah, Todoroki sama Bakugou pasti perfect nanti dapat nilainya, Sensei!" Aoyama mengeluh.

"Teman-teman, kalau kalian semua mengerjakan dengan sungguh-sungguh pasti nilainya bagus!" Iida yang mencoba menenangkan suasana kelas malah mendapat seruan siswa lain.

"Stop, kalian mau mengerjakan tugasnya secara individu?" Aizawa mulai jengkel, pertanyaan itu membuat semua siswanya langsung menggeleng serentak.

"Good." Aizawa kembali bicara setelah kelasnya hening, "Yaoyorozu Momo, Iida Tenya, kelompok tuju--"

"Gah! Sensei! Mereka terlalu sempurna buat sekelompok!" tiba-tiba siswa lain berseru kembali.

Mereka saling memprotes kembali, "Sensei enggak adil ngacak namanya!"

Bakugou kemudian sadar kalau Aizawa tengah memijit kening saking stress-nya.

❅❅❅

"Ih, serem ah! Gue enggak mau survey langsung!" Kaminari kedengaran berseru dari posisinya.

"Tapi 'kan ada tour guide-nya." Sero memperlihatkan layar ponselnya, di sebelahnya Kaminari tetap tidak mau.

Bakugou yang mendengar percakapan itu refleks mengerutkan kening, "Emangnya harus disurvey?"

[Todoroki Shouto | Bakugou Katsuki] Suffocating Book I: SuffocatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang