01:00

570 82 7
                                    

—  𝐈𝐫𝐚𝐧𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢 𝐆𝐮𝐧𝐭𝐮𝐫! 


📍Vancouver, 2004.

Satu kata yang Irana benci di dalam dunia yang belum terlalu dia mengerti ini adalah Guntur. Entah guntur yang di langit atau Guntur temannya di kindergarten yang hari ini berulang tahun tapi tidak mau membagi satu porsi kue pun untuknya, sampai-sampai Irana harus diam-diam menerima kue dari Ms. Eliza. Pokoknya Irana benci kedua hal dengan nama guntur.

Ia menceritakan Guntur yang selalu menindasnya pada Bunda. Tapi sayangnya respons Bunda nggak seperti apa yang dia bayangin. Terbukti Bundanya dan Ibu Guntur malah jadi akrab.

Karena kata Bunda, Guntur juga berasal dari Indonesia, tapi Irana nggak peduli dan nggak sudi berasal dari satu negara yang sama. Dia nggak mau pokoknya. Titik nggak pake koma.

Seperti sekarang, Irana ingin mengambil air mineral, tapi Guntur dengan muka menyebalkannya menghalangi Irana.

"Guntur awas, aku mau ambil air."

Terlepas dari betapa menyebalkannya Guntur, Irana merasa sedikit bersyukur. Irana jadi bisa melatih kemampuan bahasa Indonesianya. Kalau nggak bisa-bisa nanti ia kagok saat pindah ke Indonesia.

"Bayar dulu," ujarnya seraya mengulurkan tangan kanannya – bermaksud menagih uang. "Kalau mau ambil ini harus bayar dulu."

"Aku bilangin Ms. Eliza ya."

"Bilangin aja."

"Awas aja, nanti kamu dimarahin." Irana berbalik, hendak menjauh dari Guntur, namun Guntur malah berpindah dan kini ia menghalangi jalan Irana.

Irana mendengus kesal, ia mengambil langkah ke kanan, dan Guntur kembali menghalanginya.

"Guntur!" teriak Irana geram. "Kamu maunya apa sih!?"

"Bikin kamu nangis."

Irana kecil menatap Guntur yang sama pendeknya dengan tatapan berapi-api. "Aku nggak akan nangis."

"Nanti juga nangis."

Lihat kan betapa menjengkelkannya Guntur ini?

__

Pulang sekolah menjadi hal menjengkelkan juga. Kenapa juga rumahnya dan rumah Guntur berdekatan dan searah?

Irana hampir saja menangis kalau ia nggak ingat Guntur akan semakin senang. Anak laki-laki itu berjalan di belakangnya seraya melempari kerikil-kerikil kecil dan ada beberapa yang masuk ke bajunya.

Irana berbalik dengan muka kesal bukan main. "Guntur! Udah!"

Guntur bukannya menyudahi kegiatan tersebut, ia malah semakin jahil melempari Irana dengan kerikil-kerikil yang besarnya seperti sebutir nasi.

Irana berlari kencang, akan tetapi di tengah jalan ia tersandung dan membuat lututnya bertemu dengan aspal. Irana menunduk, dia tengah menangis. Hari ini, lagi-lagi dia kalah.

Sepatu kecil yang dikenakan Guntur berada di dekatnya. "Ayo, bangun."

"Nggak! Jangan deket-deket!" Irana  menepuk-nepuk lututnya yang mengeluarkan darah segar akibat luka kecil yang baru timbul setelah ia terjatuh. "Pergi, Guntur!" Irana otomatis mendorong Guntur yang berusaha mendekat, tidak sampai terjatuh, hanya membuat anak laki itu sedikit kehilangan keseimbangan.

Irana berlari lagi. Hal pertama yang harus dia lakukan adalah menjauh dari Guntur.

[]

DEER'S

Halo semuaa!
Aku bikin short-story buat diikutin giveaway. Kali ini cast-nya Jinrene. Wish me luck!

Cerita ini akan ada sekitar 5 chapter atau lebih kayaknya. So, ditunggu kelanjutannya aja ya, gais!

Hope you enjoy!

✔️when i realizedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang