— 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐉𝐮𝐠𝐚 —
📍Vancouver, 2009.
Irana menangis sesegukan di dalam pelukan Elrano. Ini perasaan tersedih yang dia alami selama ini, bahkan rasa sedih jika Guntur sakit saja kalah. Dia bahkan sampai mengelap ingus dengan lengan bajunya, sedari tadi Bunda mengingatkan jangan menelap ingus menggunakan baju, tapi tetap saja dilakukan.
"Irana jangan nangis, nanti Kak El semakin berat perginya." Elrano mengusap air mata Irana menggunakan tisu yang dia bawa, serta ingus yang nggak berhenti mengalir. "Ayo. Jangan nangis, ya?"
Kak El akan pergi merantau jauh ke Ottawa, Ibukota Kanada, bersama Ayah yang ada tugas kerja di sana. Bunda dan Irana tetap di sini, karena Irana belum menyelesaikan sekolahnya. Ayah bilang nggak mau Irana pindah-pindah sekolah. Ayah tenang setidaknya ada ibu Guntur yang akan menemani Bunda, juga Tante Mia – saudara Ayah yang baru menikah dengan orang Kanada.
"Y–ya uddah Kak El sama Ayah nggak usah pergi," ujar Irana sambil sesegukan. "Di sini aja temenin Irana. Irana nggak ada temen main nanti."
"Kan masih ada Guntur. Guntur mau kan temenin Irana main?" Elrano menolehkan pandangannya, meminta jawaban Guntur agar menenangkan Irana.
"Iya, ada aku." Guntur menyahut. Dia ikut ke sini mewakili ibunya yang nggak bisa datang karena kerja. "Jangan nangis, Irana."
"Tuh, Guntur mau diajak main." Elrano mengusap kepala Irana lembut. Dari lubuk hatinya yang paling dalam, dia sangat nggak ingin pergi meninggalkan adik dan bundanya sendiri. Tapi, Elrano harus pergi menemani Ayah yang pindah tugas di luar kota, sekalian Elrano menempuh pendidikan yang bagus di Ibukota.
"Beda, Kak El!" Irana merengek, menggeleng-geleng. "Nggak mau aku."
Bunda berusaha menarik Irana menjauh dari Elrano, karena pesawat yang mereka tumpangi akan berangkat.
Irana meronta-ronta di pelukan Bunda. Dia benci perpisahan!
__
Nafsu makan Irana menurun drastis sejak mengantar Elrano ke bandara. Makanan kesukaan Irana pun nggak tersentuh karena ia hanya mendekam di kamar dan menangis, sampai Bunda khawatir.
Pintu kamar Irana diketuk. "Irana."
Irana kenal sekali suaranya. Suara Guntur.
"Aku boleh masuk nggak?"
Irana diam.
"Boleh, ya?" Karena nggak ada jawaban dari Irana, Guntur membuka pintu kamarnya perlahan. "Hai," sapa Guntur saat berada di samping Irana.
"Udah makan belum?" tanyanya. "Aku bawain sup pea buatan Ibu."
Sup pea atau sup kacang kapri adalah makanan khas Ottawa yang Irana suka. Meski nggak pernah ke Ottawa, tapi setelah makan sup buatan ibu Guntur, Irana langsung ingin pergi ke Ottawa. Ayah Guntur juga ada di sana untuk bekerja.
"Nggak mau." Akhirnya sepatah-dua patah kata keluar dari mulutnya.
Guntur memikirkan ide untuk membujuk Irana. "Kak El di sana pasti lagi makan ini, terus nanti kalau Kak El nelpon kamu juga bisa pamer abis makan sup pea buatan Ibu. Biar Kak El balik ke sini, soalnya Kak El suka banget sup pea buatan Ibu, kan?"
Tanpa babibu Irana langsung meraih sup dari tangan Guntur dan melahapnya. "Nanti aku pamer sama Kak El."
"Iya, nanti bilang juga kalau Ibu buat satu panci penuh dan diberikan semua untuk Irana."
Irana menoleh secepat kilat. "Serius?! Ibu masak satu panci?!"
Guntur mengangguk.
Irana tertawa riang. "Yes! Aku bisa pamer sama Kak El biar Kak El pulang."
Guntur terkekeh. "Iya, bilang juga sama Kak El kalau nanti Chloe bikin pesta ulang tahun dan mengundang satu kelas untuk makan bersama."
"Oh iya bener!" Irana tersenyum. "Makasih, Guntur." Irana memeluk temannya yang selalu bisa menenangkan dia sedih.
Irana sayang Guntur dan nggak perlu alasan. Irana sayang Guntur sebagai temannya yang selalu ada di sampingnya.
Guntur jangan pergi juga, ya. Nanti siapa yang akan menemani Irana kalau Guntur nggak ada?
[]
DEER'S
A-aku bener-bener nggak tau ini nulis apaaa AAAAAAA🙃
Sudah malam ya teman-teman dan aku langganan banget upload malem-malem. Karena malem tuh idenya muncul semua gitu loh 🤧
Btw, dikit lagi tahun baruuuuuu, bisa cek work aku yang Getting Harder hehe. Cast-nya Jungri, jika berkenan silakan mampir :D
Jangan lupa vote dan komen!
Hope you enjoy it!
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️when i realized
Fanfiction🏅The winner of JMM WEEK (Fanfiction). Irana membenci Guntur! Entah guntur di langit atau Guntur yang selalu mengintilinya setiap waktu hanya untuk mengusilinya. Intinya, Irana benci Guntur apa pun yang terjadi. [JINRENE LOKAL] ©Short Story by BBYD...