- 𝐓𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐁𝐚𝐫𝐮 -
📍Vancouver, 2008.
Sudah musim gugur. Daun maple di pekarangan sekolah mulai berguguran, mempercantik sekolah meski mereka harus jatuh terlebih dahulu. Namun ada hal yang nggak bagus juga, pekarangan sekolah jadi kotor akibat daun-daun yang gugur itu.
Semenjak berteman dengan Maple, Irana jadi memiliki lebih banyak teman. Irana sekarang mainnya bukan hanya dengan Guntur, ada Janan dan Chloe. Omong-omong, di kelas ada dua orang yang memiliki kewarganegaraan sama dengannya, pertama yang pasti Guntur dan setelahnya ada Janan. Sama dengan Guntur dan Irana, Janan juga lumayan fasih berbicara bahasa Indonesia. Kalau Chloe, ibunya dari Korea dan ayahnya dari Kanada. Berbeda dengan Maple yang asli dari Kanada, tapi dia bilang ada darah Korea dari neneknya, maka dari itu wajahnya seperti orang Asia.
Irana jika makan siang harus mengusir Guntur dulu untuk makan bersama Janan, Chloe, serta Maple. Mereka bertukar makanan setiap jam istirahat dimulai. Dan hari ini Irana membawa rendang buatan Bunda, sehabis Iduladha Bunda membuat hidangan berbahan dasar daging, sampai Irana bosan sendiri.
"Itu apa, Irana?" Maple berinisiatif untuk bertanya sebelum sang empunya makanan menjelaskan.
"Ini rendang."
"Rendang?" Kali ini Chloe yang menyahut. "Apa itu?"
"Itu makanan Indonesia," jelas Janan. "Terbuat dari daging sapi. Aku juga bawa steak daging sapi, persediaan daging di rumah masih sangat banyak."
Irana terkekeh. Janan juga pasti bosan memakan daging sapi.
"Kalau aku bawa bagels isi cokelat."
"Aku bawa makanan Korea, kakakku sedang ingin makan kimchi bokkeumbap."
[김치볶음밥; Kimchi bokkeumbap; makanan Korea berupa nasi
yang digoreng dengan kimchi.]Irana mencicipi makanan yang baru ditemui pada hari ini. Mulai dari makanan yang dibawa Chloe hingga Janan. Bahkan teman-teman kelasnya yang lain ikut mencicipi karena penasaran.
__
"Tadi aku makan makanan baru, Kak. Chloe bawa makanan dari negara ibunya, tapi aku lupa nama negara dan makanannya."Elrano terkekeh mendengarkan adiknya. Tangannya setia menggenggam tangan Irana. Guntur sudah jalan lebih dulu, berada beberapa langkah di depan, tapi tetap jelas mendengarkan celotehan Irana.
"Besok kamu tanya lagi sama teman kamu, biar Kakak juga jadi tahu apa yang kamu makan."
"Okay. Terus juga, tadi Guntur dapat nilai terbesar di kelas, dan Kakak tahu nggak?"
"Apa?"
"Di mata pelajaran matematika."
Guntur menoleh. "Irana, kan udah aku bilang jangan dibilangin dulu!"
Irana membekap mulutnya dengan tangan sendiri. "Oh iya! Aduh, aku lupa, bagaimana dong?!"
Guntur hanya menghela napas dan membalik badannya, lantas melanjutkan langkahnya. Di sisi lain Irana mengejar Guntur yang berjalan semakin cepat sambil mengucap kata maaf berkali-kali.
Elrano tersenyum. Irana dan Guntur nggak pernah sehari aja nggak ribut.
[]
Aku udah nemu visualisasi semua yang aku tulis namanya di atas:) semoga nggak di luar ekspektasi, soalnya aku pikir mereka cocok banget jadi temen gitu🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️when i realized
Fanfiction🏅The winner of JMM WEEK (Fanfiction). Irana membenci Guntur! Entah guntur di langit atau Guntur yang selalu mengintilinya setiap waktu hanya untuk mengusilinya. Intinya, Irana benci Guntur apa pun yang terjadi. [JINRENE LOKAL] ©Short Story by BBYD...