6. Hujan Pembawa Berkah

2.2K 444 38
                                    

Kalian tau apa yang lebih buruk dari kehabisan tisu toilet? Kehabisan uang di saat hari hujan, gak ada yang jemput, dan ponsel lowbat.

Itu yang dialami Oci sekarang, sudah dua jam dirinya menunggu di pos satpam. Dari yang awalnya ramai seperti mau tawuran sampai tersisa ia seorang diri. Benar-benar sial, salahkan mbak Ayu yang tidak memberi kabar bahwa jadwal latihan cheers hari ini dibatalkan. Oci kan bilang ke bang Chandra bakal pulang jam setengah enam, tidak mungkin Oci menunggu satu jam lagi. Dirinya sudah sangat lapar.

"Neng Oci belom di jemput?" tanya pak Eko, satpam sekolah.

"Belum pak, tadi kirain ada eskul ternyata dibatalin." ucap Oci lemas, dia benar-benar sudah lelah menunggu.

"Kasian amat si eneng. Nih neng tadi saya dapet gorengan dari anak-anak, sok atuh neng Oci makan. Buat ganjel perut." tawar pak Eko sambil menyodorkan sekresek penuh gorengan.

Oci menerima dengan senang hati, "Makasih pak." ucapnya tak lupa tersenyum. Beruntung banget satpam sekolahnya ini baik.

Di tengah-tengah kunyahannya Oci melihat siluet siswa yang bersiap-siap untuk pulang. Sepertinya Oci tau siapa laki-laki berjas hujan hijau itu.

"Andai aja Mahes nawarin gue nebeng." gumam Oci sambil terus mengunyah risol, pasti akan sangat romantis jika ia pulang dibonceng oleh vespa keren milik Mahes dibawah guyuran hujan. Oci jadi menghalu sendiri sekarang.

Tin

"Pak saya pulang ya!" pamit Mahes kepada pak Eko di dalam.

Oci terlonjak kaget, tersadar kembali dari lamunannya. Ketika pandangannya bertemu dengan netra kelam Mahes dia tersenyum kikuk lalu mengalihkan pandangannya ketika lelaki itu lebih dulu memutus kontak mata mereka.

Mahes berlalu begitu saja, tanpa menyapa ataupun tersenyum ke arahnya. Mahes memang tidak akan pernah berubah menjadi sosok yang dia impikan.

"Anjing banget jadi cowok! Gak gentle!" ketus Oci menghentakan kakinya kesal.

Lagi-lagi Oci termenung sendiri, moodnya untuk makan gorengan juga sudah hilang. Kepalanya ia sandarkan ke tembok, menatap sendu langit-langit pos satpam.

Tin

Tin
Tin
Tin

Tinnnnn

"Apaan sih anjing! Gandeng banget!" umpat Oci  ke pemudi mobil di depannya. Siapa coba orang gabut yang buat keributan hujan-hujan gini di depan pos satpam.

"Naik!"

Oci membulatkan matanya begitu tau siapa pengemudi mobil itu. Bukannya tadi dia sudah pulang?

"Naik atau gue tinggal."

Dengan cepat Oci berdiri, "Pak saya pulang dulu ya! Sama temen." pamitnya kepada pak Eko yang entah sedang apa di dalam sana sedari tadi.

"Iya neng! Hati-hati ya!"

Setelah masuk ke dalam mobil Oci hanya bisa diam. Ia masih trauma karena bentakan laki-laki di sampingnya ini

"Pake selt belt lo." ucap Mahes dingin lalu langsung menjalankan mobilnya pergi dari pekarangan sekolah.

Dengan gugup Oci memasang selt beltnya. Kalau diinget-inget waktu pertemuan pertama dia bisa bar-bar banget sama Mahes, tapi kenapa sekarang dia merasa terintimidasi kalau di deket cowok ini.

"Emh, bukannya tadi lo udah balik?" tanya Oci pelan, kepalanya menunduk tak berani menatap Mahes.

Mahes menghela napasnya kasar, bentakan itu kayaknya berdampak besar banget buat mental Oci. Padahal menurut dia itu biasa aja.

"Lo gak perlu tau." ucap Mahes melirik Oci sekilas, lucu juga Oci kalau malu-malu gini.

"Harusnya lo gak perlu gini, gue bisa kok nunggu di pos satpam sampai abang gue jemput."

"Bawel."

Oci membeku saat tangan Mahes mengacak pelan rambutnya. Apa ini? Padahal baru minggu kemarin Mahes membentaknya dan selalu menolak keberadaannya. Kenapa sekarang malah begini.

"Tunggu bentar."

Oci memperhatikan Mahes yang masuk ke dalam minimarket dengan buru-buru. "Gosh! Jantung Oci deg-degannya kenceng banget!"

Mahes kembali membawa beberapa jajanan dan satu cup mie instan yang sudah di seduh. "Nih."

"Buat gue?" tanya Oci polos.

"Buat cacing lo." balas Mahes datar, cewek emang aneh ya kemarin giliran dingin pengen diperhatiin, giliran udah perhatian malah plongak plongok.

"Makasih."

Oci langsung menyantap mie instannya dengan lahap, jujur saja gorengan pak Eko tadi sama sekali tidak mengganjal perutnya.

"Pelan-pelan. Nanti keselek." peringat Mahes sambil menyodorkan sebotol air mineral kepada Oci.

"Huahhh! Panashhh! Shhh ahhh! Enak banget! Perasaan gue kalo masak gak seenak ini. Apa gara-gara lo yang masakin ya?" Oci tersenyum semangat ke arah Mahes, mie instan emang yang terbaik apalagi kalau dimakan hujan-hujan plus bareng mas crush.

Mahes berusaha menahan senyumannya, "Bersikap biasa aja." ucap Mahes menatap Oci dalam.

"Hm? Slurppp~" tanya Oci sambil terus menyeruput mienya.

"Jangan menghindar."

"Uhuk!" Oci tersedak kuahnya.

"Gue gak suka."

Tolong siapapun juga tampar Oci sekarang. Berkah mana lagi yang Oci dustakan.

 Berkah mana lagi yang Oci dustakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Hola!

Kayaknya abis ini chippy bakalan jarang update deh:(
Liburan sudah berakhir hiksㅠㅠ
But, kalo ada waktu pasti bakalan langsung up

Semangat buat kalian yang sekolah offline atau online! Jangan bolos ya:v

Baiii luv<3

÷Chippy Pasta÷

[2] Ketua PMR | Kim Mingyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang