7. Tentang Mahes

2.1K 425 31
                                    

"HaLO kAwAn-kAWaN! sElAmAt PAgI!"

"Bacot setan!"

Ini masih pukul setengah tujuh, tapi Oci sudah sampai di sekolah dengan semangat 45. Mengusik Caera yang tengah fokus menyalin tugas dari bu Lesti.

"Jaman ngerjain pr di sekolah?" ejek Oci sambil menarik salah satu earphone di telinga sahabatnya.

Caera merengut, kemudian menarik kembali earphone miliknya, "Iya deh yang prnya selalu selesai tepat waktu di rumah."

"Ya jelas dong! Yang namanya pr itu ya dikerjain di rumah bukan di sekolah." Oci meledek sambil menyusun buku pelajaran pertama.

"Kan sekolah rumah kedua kita, jadi gue gak salah dong."

"Ya gak gitu konsepnya!"

Meninggalkan sahabatnya yang masih sibuk, Oci memilih untuk membuat snapgran, sudah lama dia vakum sosial media karena isinya hanya cuitan-cuitan fansnya yang melarangnya mendekati Mahes.

"Buset baru bikin satu story doang udah rame aja." decak Oci lalu sibuk menscroll ponsel pintarnya.

"Ya lo sih pake acara vakum segala, udah tau fans lu udah kayak populasi satu provinsi." cibir Caera, ia mengembalikan buku salinannya kepada pemiliknya.

"Gausah hiperbol!"

Caera duduk di atas meja Oci, "Ci gue mau nanya deh ke lu."

"Nanya apaan?" Oci tidak terlalu menganggap kehadiran Caera, matanya lebih tertarik pada akun alter miliknya, khusus untuk menstalk Mahes.

"Lo beneran kemaren balik bareng itu cowok es?" tanya Caera sambil membuka satu bungkus pocky kesukaannya.

"Iya! Lo pasti gak percayakan? Sama gue juga!" Oci meletakan ponselnya dan bercerita kepada Caera secara menggebu. Memang ketika sampai rumah kemarin ia langsung dibombardir oleh ribuan notifikasi perihal dirinya yang pulang bersama dengan Mahes, entah siapa yang memotret mereka.

"Tapi lo jangan kesenengan dulu, siapa tau dia cuma iseng atau mau main-main sama lu."

Oci tergelak atas peringatan temannya, mana mungkin Mahes sejahat itu. "Gak boleh suudzon gitu sama orang."

"Ck terserah lu deh, gue udah ngingetin ya."

÷-÷

"Hes udahlah lu gak usah nekat gitu." Miles memperingatkan teman bodohnya satu ini, berani-beraninya dia mempertaruhkan cewek idamannya.

Mahes tampak datar seperti biasanya, bibir merahnya tak berhenti menyesap batang rokok, mungkin ini sudah yang ketiga. "Ngapain cewek murahan gitu lo belain?"

"Mulut lo jaga ya Hes!" Miles nampak naik pitam.

Mahes terkekeh, "Lo pikir dia bakalan mau sama lo?" Lalu ia beranjak pergi dari sana, ternyata bersama Miles masih saja membuat dirinya tak tenang.

"Mau sampe kapan lo kayak gini? Dipikir dengan cara lu gini dia bakalan balik lagi ke lo? Enggak Hes." ucap Miles sebelum Mahes keluar dari rooftop.

"Setidaknya gue bisa bales apa yang gue rasain ke mereka."

Mahes keluar dari sana, terkadang ia merasa muak dengan masalah asmara. Ia benci semua wanita, kecuali ibunya dan 'dia' yang sekarang entah berada dimana.

Cinta adalah hal paling bodoh yang ia kenal di dunia ini, semuanya palsu. Mustahil ada yang mencintainya dengan tulus, kalaupun ada itu sudah lebih dulu direnggut orang lain.

"Emang dasar sad boy gila."

÷-÷

Brukkk

"Aw! Anjir sakit." ringis Oci, ia hendak pergi ke ruang ganti tapi malah tertabrak di tengah perjalanan.

"Jalan pake mata." Mahes si pelaku penabrakan hanya meliriknya sekilas tanpa berniat menolongnya.

"Hes, tolongin dong! Sakit tau!" pekik Oci ketika Mahes langsung berjalan menjauhinya.

"Gak usah manja." ucap Mahes tanpa menoleh, kemudian berjalan semakin cepat menjauhi Oci.

Oci benar-benar tidak paham dengan perubahan sikap Mahes, sebentar dingin sebentar perhatian. Ia jadi curiga apakah Mahes memiliki kepribadian ganda?

"Ngapain lo duduk di lantai Ci? Noh ngemis mah di depan gerbang jangan di koridor." Caera yang baru keluar dari ruang ganti lantas mengejek sahabatnya.

"Bacot! Buruan bantuin gue!" Oci merengut kesal. Sudah jatuh tertimpa tangga, sudah ditinggal diejek pula.

Caera membantu Oci bangun, "Udah gue bilang kan. Sampai kapan pun itu cowok es gak bakal berubah."

"Enggak Cae! Gue yakin dia pasti bisa luluh sama gue! Semua orang suka sama gue, Mahes pasti juga. Dia cuma malu aja nunjukinnya." ucap Oci percaya diri, ia sangat yakin dirinya bisa meluluhkan manusia es seperti Mahes sekalipun.

"Terserah deh, capek gue ngingetin lo terus. Inget ya nona keras kepala, kalo dia nyakitin lo gue bakalan ketawa duluan baru kasihan."

"Ih kok gitu sih?! Jahat banget!"

"Ya lagian keras kepala banget. Udah ah lo ganti baju buruan, mbak Ayu ud-"

Oci menahan ucapan Caera dengan menutup mulutnya, "Siap paduka, hamba laksanakan. Hamba izin undur diri."

Baru saja ingin melangkahkan kakinya, sebuah panggilan sukses menghentikan aksi Oci.

"Ci! Nanti pulang sekolah bareng gue ya." Jeka yang datang dengan terengah-engah langsung mengajak Oci dengan napas memburu.

Oci sedikit terhuyung karena lelaki bertubuh kekar ini sedikit menahan bobot di bahunya. "Jek? Are you fine?"

"Ci plis ya gue mohon ini demi keselamatan lu."

"Maksud lo?"

"Tentang Mahes."

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Hola!

Ada orang ganih?
Maap ya kalo ceritanya ngalor ngidul, Mahes emang gak jelas 😭🔫
Tapi tetep jangan lupa vomment ya hyung xixixi

Paiiii💜

÷ Chippy Pasta ÷

[2] Ketua PMR | Kim Mingyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang