10. Tawaran Nonton Bareng

2K 397 53
                                    

"Kenapa senyam-senyum gitu? Kesambet demit lu? Bagus deh akhirnya sesama setan kalian bisa bersatu."

Mahes hanya mendengus saja mendengar ucapan sahabatnya, sepertinya Miles masih tensi oleh ucapannya tempo hari.

"Lu bawa kemana kemaren cewek gue?" tanya Miles sambil mengunyah permen karet hasil ngemis sama anak cewek.

Mahes menaikan satu alisnya, "Siapa?"

"Ck, Oci lah!"

"Mimpi."

Mahes terkekeh geli, gak mungkin Oci pacaran sama cowok lain. Kalaupun ada gak bakal semudah itu dia biarin.

"Ada yang udah pede ni. Gue kasih tau ya Hes sekali lagi, hati cewek itu lemah. Dia gampang memaafkan, tapi buat kembali ke semula itu bakalan susah banget." nasihat Miles, kali ini ia terlihat serius.

"Siapa yang mau mainin dia?" Mahes meninggikan sedikit nada ucapannya.

"Gue tau niat busuk lo, permainan bodoh lo sama temen-temen baru lo juga gue tau."

Mahes menatap nyalang sahabatnya, "Jaga mulut lo."

"Kenapa? Takut ketauan? Tenang aja, gue masih anggep lo sahabat gue, jadi rahasia lo aman. Tapi gue cuma mau ingetin, Oci bukan cewek sembarangan."

Mahes berdecih, "Semua cewek sama aja. Gak ada yang spesial."

"Ya, terserah lu sih. Lo suka taruhan kan? Gue berani taruhan kalo Oci tau yang sebenarnya, karma lo bakal lima kali lipat." Miles berucap sambil melemparkan korek apinya.

"Kalo gue gak kena karma lo harus hapus perasaan dari dia." Mahes menerima koreknya dengan senang hati, "Deal."

Miles hanya menggeleng saja melihat tingkah sahabatnya, "Kayak gini ternyata kelakuan ketua PMR yang katanya suka ngobatin orang."

"Lu sendiri? Asisten gue kan?"

"Ogah gue jadi babu lo!"

"Dasar gengsi."

Miles sebenarnya menyayangkan sifat sahabatnya dari kecil ini, sebelum menjadi sosok dingin Mahes dulu sama seperti remaja-remaja pada umumnya. Suka bolos sekolah buat pergi ke warnet, suka sparing futsal bareng, atau bahkan ikut tawuran.

Mahes dulu cowok periang, tukang lawak dan pencair suasana. Tapi semuanya berubah waktu dia kenal sama tiga cowok brengsek yang udah ngerusak persahabatannya dengan si 'dia'. Pasti susah banget buat Mahes nahan emosinya tiap kali lihat tiga orang yang udah ngancurin orang yang dicintainya.

"Hes, gue harap lu bisa bahagia lagi." ucap Miles tulus.

"Gak perlu khawatirin gue. Urusin aja bisnis mie ayam engkoh lu." ejek Mahes sambil menghembuskan asap rokoknya ke depan wajah Miles.

"Bangsat! Itu bakmi bukan mie ayam!"

÷-÷

"Oci?"

Oci yang kian menawan tiap harinya kini semakin nampak manis di mata Mahes, surainya yang dikepang satu ke belakang membuat sebagian anak rambutnya terlepas ke depan bersatu padu dengan wajah porselen Oci, sangat sempurna.

"Kenapa? Mau ngecek persediaan obat kelas ya? Masih lengkap kok, belum ada yang hilang lagi." ucap Oci mengira bahwa tujuan lelaki es itu datang kemari hanya untuk mengisi kotak P3K, seperti hari-hari sebelumnya.

"Bukan itu. Mau nonton bareng?"

"HAH?!" Oci meninggikan suaranya dua kali lipat, matanya membulat membuat ekspresi yang sangat menggemaskan bagi Mahes. Tapi sekarang bukan waktunya untuk salah fokus.

Mahes berdecak, "Mau gak?" kali ini ia bertanya dengan nada yang sedikit sebal. Pertama kalinya Mahes berekspresi melalui suara.

"Mau! Mau banget! Emang kapan?"

Mahes tersenyum tipis. See? Mendapatkan Oci tak sesusah itu, teman-temannya saja yang lemah.

"Besok malem. Gue jemput." setelah mengacak sebentar rambut Oci ia langsung pergi dari sana, tak ingin terlalu lama menjadi bahan tontonan. Yang terpenting sekarang rencananya sudah berhasil, ia akan pastikan ketiga pria itu akan merasakan apa yang ia rasakan dulu.

"AAA! MAMA! OCI SENENG!" Oci melompat-lompat kegirangan sambil tertawa bahagia, rasanya seperti mimpinya berubah menjadi kenyataan.

"Ci? Lu kenapa?" Jeka yang kebetulan lewat di sana bertanya kepada gadis pujaannya, jika yang berteriak tadi bukan Oci maka sudah ia pastikan orang itu sudah ia lempar dari lantai dua.

Oci menoleh dan tersenyum kecil, menampilkan rentetan gigi manis yang ia punya, "Mahes barusan ajak gue nonton." ucap Oci.

"APA?! MAHES?!" kini gantian Jeka yang berteriak, perasaannya mengatakan ada yang tidak beres di sini. Apa yang ditakutinya benar-benar akan terjadi.

"Kenapa? Kok lo kaget banget gitu? Plis ya Jek, gue udah bilang Mahes itu gak seburuk yang lo pikirin."

Jeka memijit pangkal hidungnya sebentar, "Oci, lo yang belum kenal siapa Mahes yang sebenernya."

"Udah cukup ya Jek! Jangan doktrin gue lagi sama alasan-alasan lo yang gak make sense, gue duluan."

Sekarang Jeka harus apa? Oci gak mau percaya sama dia, padahal semua ucapannya demi ngelindunngin Oci dari cowok gila macem Mahes. "Gue harus kasih tau Jeffrey sama Enzo sekarang. Sebelum Oci jatuh ke jebakan yang Mahes buat."

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Hola!

Karena respon sebelumnya cukup bagus dan mood Chippy juga bagus jadi double up xixi

Siapkan hati buat chapter selanjutnya, Chippy udah ngingetin loh ya:)

Kita percepat saja work ini tamatnya wkwk

Vomment juseyo

÷Chippy Pasta÷

[2] Ketua PMR | Kim Mingyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang