12. Balas Dendam

2.2K 411 55
                                    

"BRENGSEK!"

Mahes terbanting ketika entah dari mana Miles datang. Lelaki Tionghoa itu nekat memecahkan kaca depan mobilnya guna untuk menarik Mahes keluar dan menghentikan perbuatan bejatnya.

"GUE UDAH PERINGATIN LO! JANGAN MACEM-MACEM SAMA OCI!" Miles benar-benar kehilangan kendalinya.

Mahes terkekeh, meski seluruh tubuhnya sudah bersimbah darah ia masih bisa menampilkan wajah tidak bersalahnya, "Uhuk, ternyata lo yang ngechat Oci. Gue pikir tiga orang brengsek itu."

Miles melayangkan berkali-kali pukulan ke perut Mahes. Ia tidak bisa membayangkan jika ia terlambat satu menit saja.

"Lo lebih brengsek dari mereka!" Miles berteriak dihadapan wajah Mahes, ingin sekali ia menghancurkan wajah tampan sahabatnya ini.

"Cih! Kenapa? Asal lo tau, Oci maunya sama gue. Bukan cowok cupu kayak lo! Thanks sahabat, berkat lo, gue bisa ngerasain apa itu kenikmatan." Mahes terkekeh remeh, melihat bagaimana ekspresi patah hati sahabatnya ini. Andai ketiga lelaki brengsek itu juga ada di sini.

Bughhh

"Gak sudi gue jadi sahabat lo!"

Miles meninggalkan Mahes begitu saja, ia langsung menghampiri Oci yang masih nampak syok dan menangis histeris di dalam mobil Mahes.

"Tenang Ci, ada gue di sini."

Oci memeluk Miles erat, ia benar-benar tak menyangka jika Mahes tega berbuat seperti ini kepadanya. "G-gue takut. Mau pulang hiks!"

Miles membopong tubuh Oci yang gemetar, ketika melewati Mahes ia berhenti sebentar. "Karma lo dimulai sekarang."

Mahes merintih kesakitan, entah kenapa melihat Oci yang berada di pelukan Miles serta menangis hebat karena ulahnya membuat hatinya berdenyut nyeri. Tubuhnya lemah sekarang, ia menatap kepergian Miles dan Oci dengan mata berkaca-kaca. "Maafin gue Ci."

Bughhh

"Uhuk!"

Bughhh

Bughhh

"GILA! OCI GAK ADA SANGKUT PAUTNYA SAMA SEKALI SAMA KEJADIAN ITU!" Jeffrey datang dengan kemarahan yang sudah tak terbendung. Ia bersyukur masih ada orang yang melindungi Oci selain mereka bertiga.

Baru ingin memberikan bogeman lagi kepada lelaki kurang ajar ini, Enzo lebih dulu menahannya. "Sabar Jeff,"

Bughhh

"Bangun lo! Lo pengen bales dendam kan ke kita? Huh?!" Enzo menarik kerah kemeja Mahes yang sudah penuh warna merah.

"Uhuk! Gimana rasanya? Lihat cewek yang lo cinta dinodain sama temen lo sendiri?" Mahes tersenyum, menunjukan giginya yang sudah berlumuran darah.

"Anjing ya lo! Gue udah bilang berulang kali kalo bukan kita pelakunya!" Jeka langsung mengambil alih tubuh Mahes, ia benar-benar tidak percaya ada lelaki sebrengsek Mahes di hidupnya.

Bughhh

"Asal lo tau kita bertiga yang nyelamatin Cey! Lo dateng di saat yang gak tepat! Bahkan kita gak tau kalo Cey ada di club itu." Enzo berteriak, ia benar-benar merasa frustasi menghadapi pola pikir Mahes yang sudah sepenuhnya tertutupi oleh kesalah pahaman satu tahun silam.

"Hahaha! Uhuk! Hahaha! L-lo bertiga masih bisa ngelak? B- bahkan ud- ah je- las kalian t- taruhan b- buat dapetin C- cey!" Mahes berusaha susah payah untuk berbicara, sudah berapa pukulan ia dapatkan hari ini?

/ASAL LO TAU YA HES CHIPPY JUGA PENGEN IKUTAN NONJOK MUKA LO!/

"Lo pikir gue semiskin itu? Gue masih punya otak! Gak mungkin gue ngelecehin cewek cuma demi mobil murah kayak BMW! Jeffrey bisa beliin gue yang banyak. Iya gak Jeff?" Jeka bertanya sambil melirik Jeffrey yang masih setia mengepalkan tangannya.

"Sekarang lo ikut kita! Gue buktiin kalo emang bukan kita bertiga yang ngelecehin sahabat tercinta lo itu!"

÷-÷

"Hes, aku gak percaya kamu kayak gini. Kalau gini apa bedanya kamu sama cowok itu? Mana Mahes yang aku kenal dulu?"

Benar kata Miles, karmanya sudah dimulai sekarang. Betapa bodohnya dia? Hanya karena balas dendam yang tidak berdasar ia melukai hati serta fisik gadis yang tidak bersalah sama sekali seperti Oci.

"Gimana? Puas lo?! Puas lo buat Oci trauma!" jika saja tidak ada Cey di sini, sudah Enzo pastikan nyawa Mahes hilang sekarang juga.

"Tadinya gue pengen laporin lu ke polisi. Tapi kayaknya Tuhan udah ngasih lo hukuman yang lebih berat." Jeffrey bangkit dari duduknya, mengode Enzo agar lelaki itu juga ikut pergi bersamanya. Jeka lebih memilih diam di dalam mobil karena terlanjur malu dengan bau celananya sendiri.

"Cey kita berdua pulang dulu ya. Jaga diri baik-baik."

"Iya kalian juga hati-hati."

Setelah kepergian dua lelaki tampan itu Cey duduk menghampiri Mahes yang terbaring lemah.

"Mahes denger, bagi aku ataupun perempuan di luar sana yang ngalamin hal yang sama. Kami gak butuh balas dendam, yang kita butuhkan cuma keadilan. Aku gak mau ada perempuan lain yang ngerasain apa yang kami rasain. Dengan cara kamu kayak gini, itu sama aja kamu ngelukain semua hati perempuan."

Mahes menatap sahabatnya sendu, "T- tapi Cey."

"Enggak Mahes, semua yang udah rusak gak bisa diperbaiki. Tapi kita bisa ngejaga yang tersisa, bukan malah menjadi perusak juga." Cey menasehati pria berkulit tan itu sambil mengobati lukanya.

"Terus aku harus apa?"

"Bertobat. Kamu harus minta maaf."

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Hola!

Satu kata buat part kali ini?

Jujur ini konflik random banget entah dapet inspirasi dari mana:')
Tapi cukup membuat kesal kan? Apa masih kurang?:)

Yoyoyo vomment terus biar Chippy cepet nemuin ide hiks:(

Luv u all 💜

÷Chippy Pasta÷

[2] Ketua PMR | Kim Mingyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang