11. Jebakan

2.3K 405 57
                                    


Mau ngingetin lagi baca part ini harus sabar:')

Happy reading!

÷-÷

"Ma Oci udah cantik belum?" tanya Oci sambil memamerkan dirinya yang dibalut dress pendek berwarna baby pink.

"Mau kemana lo? Dandan udah kayak anak babi gitu." bukan Mamanya yang membalas, tapi malah abangnya yang nyebelinnya udah pangkat tiga ini.

"Maaa! Liat tu abang, masa Oci dikatain kayak anak babi." rengek Oci mengadu, di lengan mamanya.

Mama Oci hanya menggeleng pelan melihat tingkah anak-anaknya, "Abang kamu iri gak bisa uwu-uwuan kayak adiknya."

"Ma! Kok malah ngeledekin Chandra sih?" gentian Chandra yang tak terima karena adiknya dibela terus-terusan oleh sang mama.

"Kalian ini berantem terus. Oci pulangnya jangan malem-malem ya? Kalau papa telepon harus langsung diangkat." pesan papa Oci kepada putri kesayangannya.

"Siap pa! Laksanakan!" Oci memberi hormat kepada papanya seolah ia adalah bawahan komandan.

Tin!

"Temen aku udah dateng, Oci pamit dulu ya ma, pa." Oci menyalami kedua orang tuanya, tak lupa menoyor pelan kepala kakaknya.

"AWAS AJA LO DEK KALO PULANG!"

Oci merapikan penampilannya sebentar sebelum membuka pintu mobil Mahes, "Hai!" sapa Oci ketika sudah duduk di dalam mobil Mahes.

"H- hai." Mahes menatap penampilan Oci dari atas sampai bawah, semuanya benar-benar sempurna. Bahkan lebih sempurna dari pada 'dia'. Pantas saja semua orang rela memberikan apapun demi gadis di sampingnya ini.

"Kita mau nonton di mana?" Oci bertanya sambil menatap Mahes antusias.

"Apartemen gue."

Mata Oci terbelalak, ia kira mereka akan pergi ke bioskop atau sekedar ke tempat layar tancap. Tapi kenapa malah ke apartemen lelaki ini.

"Kenapa? Takut?" tanya Mahes seakan mengetahui isi pikiran Oci.

"A- ah enggak kok, kan gue udah pernah ke apartemen lo hehe."

"Bagus deh."

Selama di perjalanan Oci hanya mampu menahan degupan jantungnya yang tidak karuan. Ia benar-benar gugup sekarang. Ditambah lagi melihat Mahes dengan balutan kemeja putih dengan tiga kancing atas terbuka membuat dirinya terkesan lebih jantan.

"Kenapa ngelihatin kayak gitu?" Mahes membuka suaranya, namun fokusnya masih pada jalanan di depan.

"Gak pa-pa kok, cuma lu ganteng banget hari ini." ucap Oci

Ting

Miles?

Dengan cepat Oci membalas pesan yang masuk dalam ponselnya sebelum Mahes curiga.

"Siapa?" tanya Mahes menoleh ke arah Oci sebentar.

"Bukan siapa-siapa."

"Turun. Udah sampe."

Keduanya langsung turun dari mobil hitam milik Mahes.

Mahes tersenyum licik ketika mendapati mobil milik Jeffrey juga terparkir di sana, baiklah ini akan semakin seru.

"Ayo masuk?" Mahes memberikan tangannya agar digenggam oleh Oci, tentu saja gadis itu menerimanya dengan senang hati.

÷-÷

[2] Ketua PMR | Kim Mingyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang