Oci termenung sendiri di kamarnya, perkataan Jeka tadi sore sukses membuat dirinya bingung. Apakah benar-benar salah jika dirinya mencintai Mahes?
"Ah! Kesel!" pekiknya sambil memukul boneka beruang besar kesayangannya.
"Hank do you know how much i love him? Of course! Oci emang secinta itu sama dia. Tapi kenapa orang-orang pada gak setuju ya. Padahal Mahes baik, cuma agak dingin aja." Oci bercerita kepada Hank seolah-olah boneka besar itu bisa menjawabnya
"Masa Jeka bilang Oci bukan tipe ceweknya Mahes. Oci kurang cantik ya? Apa Oci jadi gendutan? Apa?! Oci kurang sexy! Hankkk kasih Oci solusi!"
Oci jadi galau sendiri sekarang, jika tau seperti ini tadi sore ia tidak akan menuruti permintaan Jeka. Memang dasar kelinci nakal.
Oci mengambil ponselnya di nakas, "Mending Oci search aja sekarang. Ok gugel, tipe cewek idaman cowok dingin."
"Cowok dingin tidak suka perempuan bawel."
"IH INI KENAPA MBAK-MBAK GUGELNYA IKUTAN NYEBELIN SIH!"
Tak ingin menyerah Oci kembali mencari refrensi demi keberhasilan mendapatkan cinta yang ia impi-impikan sejak lama. Kalau kalian bertanya apa alasan Oci menolak semua cinta laki-laki yang medekatinya? Alasannya hanya satu, karena Mahes.
Interaksi pertama keduanya sebenarnya bukan saat upacara bendera memperingati hari pahlawan kemarin, tapi saat Oci dihukum karena terlambat saat kelas 10 dulu.
Sebelum seterkenal sekarang, ia hanya siswi biasa yang menjalani hari-harinya layaknya pelajar normal lainnya. Namun, agaknya lebih mudah mendekati pria dingin itu ketika dirinya masih menjadi Rosiella si anak biasa aja bukan Oci si kapten Cheers SMA Disway.
"Oci! Kamu belum tidur ya nak?" Oci langsung terlonjak kaget mendengar ketukan pintu dari mamanya.
"Iya ma bentar lagi Oci bobo!" balas Oci setengah berteriak.
Ceklek
"Kok anak gadis mama belum bobo sih? Kamu mikirin apa hm?" tanya mama Oci sambil mengelus surai putri bungsunya, segelas susu yang niatnya untuk suaminya ia berikan kepada putrinya.
Oci menerima gelas itu dengan senang hari, diteguknya sampai langsung tandas. "Ma Oci boleh cerita gak?"
Mamanya memutuskan untuk duduk di tepi kasur, membiarkan putrinya meletakan kepala di pangkuannya. "Tumben, mau cerita apa emang?"
"Oci lagi suka sama cowok. Tapi cowok itu kayaknya gak suka deh sama Oci."
Mama Oci terkekeh lembut, "Emang ada yang gak suka sama cewek secantik anak mama ini? Siapa sih orangnya, berani banget dia buat gadis cantik mama galau."
"Ihhh mama! Oci serius tau. Dia dingin gitu ke Oci. Padahal Oci udah selalu ikutin dia kemana-mana buatin bekel juga buat dia. Tapi masib aja ditolak." Oci bercerita sambil memelintir kecil rambut panjang mamanya.
"Oci, mencintai seseorang itu boleh. Tapi jangan jadiin diri kamu badut di hadapan orang-orang cuma gara-gara cinta. Dapetin cinta cowok gak harus kamu pepet terus."
"Terus Oci harus gimana ma?"
"Gampang sayang."
÷-÷
"Selamat pagi! Pagi Bejo! Hai Santi! Rambut kamu nagus deh, aku jadi kalah cantik nih. Eh pak Eko udah sarapan pak? Bu Tuti selamat pagi!"
Semua siswa dan siswi langsung berhenti sejenak dari aktifitasnya, otak mereka terlalu lama untuk merespon apa yang sebenarnya terjadi di sini. Mereka tidak pernah menyangka jika primadona sekolah mereka bisa seribu kali lebih cantik dari pada biasanya hari ini.
"Hai Oci!"
Jeka, Enzo, dan Jeffrey datang secara bersamaan dari arah kantin. Sepertinya mereka bertiga baru saja menyelesaikan sarapannya.
"Hai! Baru habis sarapan ya? Muka kalian makin ganteng aja hehe." balas Oci menyapa ketiganya, jangan lupakan senyuman manis yang tak pernah luntur itu.
"Astaga dragon, Jeff tahan gue! Damagenya sampe ke usus buntu." Jeka menyentuh dadanya, jantungnya berdetak lima kali lebih cepat sekarang.
Sedangkan Enzo langsung menutup hidungnya yang mulai mengeluarkan cairan merah, "Anjir gue mimisan!"
Jangan tanyakan lagi bagaimana keadaan Jeffrey sekarang, laki-laki itu bahkan tak kuat untuk sekedar bernapas, seakan organ tubuhnya sudah tidak berfungsi semua.
"Halo? Are you ok guys?" Oci memiringkan kepalanya sedikit sambil menatap ketiganya dengan pandangan polos, sebenarnya ada apa dengan mereka bertiga.
"SHIT! GUE GAK KUAT! BAGI TISU DONG!"
Oci mengedikan bahunya acuh, "Disapa kok malah kabur ke toilet. Dasar aneh."
Mahes keluar dari ruang UKS, niatnya ingin langsung kembali ke kelasnya, tapi melihat siswa-siswi yang terlihat aneh membuatnya mengurungkan niat. Netranya terjatuh pada sosok Oci yang ternyata menjadi penyebab semua ini.
'Itu beneran si tukang pingsan?'
"Hai Mahes! Pagi."
Mahes meruntuki jantungnya, kenapa tiba-tiba dia merasa gelisah, perutnya juga seperti tergelitik oleh sesuatu. "O-oci?"
Hell! Kalem Mahes, jangan terlihat kayak cowok bodoh. Inget image lu di sini.
"Habis dari UKS ya?"
Mahes tak bisa menjawabnya, sekujur tubuhnya kaku, bahkan untuk membuka mulut pun rasanya tak sanggup. Suaranya seakan hilang entah kemana.
"Aku duluan ke kelas ya? Kamu semangat belajarnya. Dadah!" pamit Oci lembut sambil melambaikan tangannya kecil sebelum pergi dari sana.
Meninggalkan Mahes yang masih menatapnya dengan mulut terbuka, apa baru saja dia sedang terpesona?
"Anjing! Itu cewek pengen gue culik apa gimana?"
Tbc
Hola!
Jadi biar kalian gak bingung aku mau jelasin visual Oci di atas ㅋㅋㅋ.
Dia jadi lebih soft dari biasanya, dandanannya yang biasanya terkesan nakal sekarang jadi manis. Suaranya yang biasanya nyaring banget sekarang jadi lembut. Yang biasanya pecicilan sekarang jadi lebih kalem. Intinya Oci jadi soft girl ala-ala gitu lah ya ㅋㅋㅋ
Aku yang cewek aja bayanginnya sampai mau pingsan tertampar bayangan visual Oci 😭🔫
Yuk semangat vommentnya, luv u sayang"nya aku 😙
÷ Chippy Pasta ÷
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Ketua PMR | Kim Mingyu ✔
Fanfiction「Ketua Series」 ❝Obatin gue dong biar gak jatuh cinta sama lo.❞ Start: 22/12/2020 End: 22/01/2021