Terima Kasih Atas Segalanya

23 8 14
                                    

Jangan lupa di play ya media nya, biar imajinasi nya makin mantapp

🌻

Tiga hari, setelah kejadian itu berlalu. Berlalu begitu saja. Daisuke masih tidak bisa mempercayainya. Ia berangkat sekolah dengan muka muram. Seluruh siswa di kelas 2-1 memperhatikan raut mukanya yang menyedihkan itu.

Hanya Daisuke yang belum bisa merelakan kepergiannya. Wajar saja, pernyataan cintanya belum terjawab hingga gadis itu tiada. Sejujurnya, teman sekelas prihatin akan kondisi Daisuke. Ia tampak lemah, letih, lesu, lunglai, loyo.

Shizu mulai tergerak untuk mendekati Daisuke. Sekedar menanyakan kondisinya.

"Anu, Daisuke. Kamu apa kabar?"

"Kabar baik." jawab Daisuke pelan.

"Serius. Kamu tidak apa-apa kan? Sehat kan?" tanya Shizu dengan nada cemas.

"Tidak apa-apa. Sehat walafiat."

"Sejujurnya, kami sekelas prihatin dengan kondisimu. Aku tahu, ini berat. Kami juga keberatan. Tapi, tidak baik jika terus terlarut dalam kesedihan."

"Jaga dirimu baik-baik ya. Sayangi hidupmu." tutup Shizu.

Petuah dari Shizu sedikit memberikan angin segar kepada Daisuke. Ia mengira teman sekelas tidak ada yang memperdulikannya. Sebenarnya, sepulang sekolah Daisuke berniat akan terjun dari atas gedung tua untuk menghabisi nyawanya. Ia sudah tidak kuat lagi, rasanya ia ingin mati dengan segera. Namun, kata-kata dari Shizu tadi seolah membuka mata dan pemikirannya. Kini ia urungkan niat untuk menghabisi dirinya sendiri.

Ia menarik lengan baju hangat yang menutupi setengah telapak tangannya. Beberapa bekas sayatan terpatri jelas di kedua pergelangan tangannya. Dua hari terakhir ini ia selalu menyayat pergelangan tangannya. Jika perasaannya kembali jatuh, satu sayatan ia hadiahkan untuk pergelangan tangannya. Takut terlihat temannya, ia menutup kembali kedua pergelangan tangannya itu.

Shun sendiri hingga kini tidak berani menegur Daisuke. Terakhir ia datang ke rumahnya sekedar untuk menyemangatinya. Namun, nampaknya usaha Shun masih belum berhasil. Melihat kondisi Daisuke yang makin parah seperti ini membuatnya prihatin.

Bel masuk telah berbunyi. Pelajaran pertama telah dimulai. Bu Takeuchi masuk ke kelas lalu menyapa seisi kelas.

"Baiklah, ibu absen dulu ya."

Air mata bu Takeuchi jatuh ketika hendak mengabsen. Ia jadi teringat akan murid kesayangannya. Air mata yang jatuh perlahan, makin lama sudah tak terbendung lagi. Ia terisak di depan murid-muridnya. Shizu yang peka seketika maju ke depan untuk menenangkan bu Takeuchi.

Daisuke turut bersedih. Ia kembali menarik lengan baju hangatnya itu dan memandangi luka sayatan di pergelangan tangannya. Air mata mulai menetes di pelupuk matanya.

Sekiranya keadaan sudah mulai tenang, pelajaran kembali dilanjutkan. Pelajaran di pagi hari ini menimbulkan kesan yang sedikit berbeda. Suasana kelas entah mengapa jadi semakin dingin dari udara diluar.

Tak terasa bel istirahat telah berbunyi. Daisuke hanya duduk terdiam menghabiskan waktu istirahatnya. Terdengar suara langkah kaki datang menghampirinya. Ia mengarahkan wajahnya, rupanya Stephanie.

REVERSED: Love, Time, and Death ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang