10- be kind for you

657 56 16
                                    

Happy reading :)

WARNING! Banyak adegan flashback :v






Aku terdiam menatap langit-langit kamar memikirkan deretan kejadian yang menimpaku akhir-akhit ini. Satu nama itu selalu terlintas di pikiranku. Devan..


flashback

Aku sampai di depan kosanku, Devan menepati janjinya untuk mengantarku pulang hari ini. Sebelum aku turun dari mobilnya, dia mengembalikan ponsel ku yang sempat disitanya kemarin, aku menerimanya dan langsung turun dari mobilnya. Sebelum aku masuk ke kosanku, lagi-lagi Devan menghentikan langkahku dengan cara menarik pergelangan tanganku, kemudian dia memelukku di saat itu juga.

"Pelukan perpisahan hari ini."

Aku yang sadar dengan maksudnya itu pun segera membalas pelukannya. Tidak lama dia langsung berbalik badan dan menyuruhku untuk segera masuk ke kamar kosan. Langsung saja aku masuk tanpa banyak berkata-kata lagi.





Sebelumnya aku memang sangat ingin melepaskan diri dari Devan, aku  sudah memikirkan rencana untuk kabur darinya jika sewaktu-waktu dia menculik ku lagi. Tapi, ada sesuatu yang mengganjal hatiku dan membuatku resah. Entahlah, saat ini tiba-tiba aku ingin mengenal sosok Devan. Dia itu misterius dan rumit. Saat dia mengajakku makan siang tadi ada sesuatu di dirinya yang membuatku salah fokus yaitu banyaknya goresan di pergelangan tangannya. Aku tidak pernah menyadarinya sebelumnya, mengingat dia selalu memakai hoodie atau baju lengan panjang saat di rumah, dan saat di kelas dia jarang sekali mengangkat tangannya, sehingga aku tidak begitu memperhatikan adanya goresan-goresan itu. Dan juga ada beberapa luka goresan yang masih kelihatan baru, untuk sesaat tadi aku menatapnya miris namun dia tidak menyadarinya.

"Dia hampir sama denganmu Ethan."





1 tahun yang lalu

"Ethan, aku sudah bilang hati-hatilah! Kau selalu saja tergores kaca mejamu, aku tidak mau tau besok juga keluarkan meja sialan itu dari kamarmu!"

Kulihat dia malah tertawa dan memandangku dengan tatapan sendunya.

"Kau cerewet sekali Angeline, tidak ada orang yang se-cerewet dirimu di dunia ini. Haha."

Aku mencubit hidungnya keras.

"Berhentilah meledekku! Aku ini sahabatmu, tentu saja aku sangatttt peduli padamu."

Hahahahahah

Saat itu aku tidak tau bahwa itu adalah terakhir kalinya kami bercanda tawa.



Satu Minggu kemudian..

Aku menemukan sebuah buku  yang ada di bawah laci meja kamar Ethan. Hatiku masih sakit dan tidak terima, satu-satunya sahabat terbaik yang ku punya pergi untuk selama-lamanya

Aku menyentuh buku itu dengan hati-hati dan membaca lembar demi lembar, lalu aku tersadar jika sebagian isi dari buku itu memang ditujukan untukku. Aku tidak bisa membendung air mataku lagi. Aku menangis sejadi-jadinya. Aku baru mengetahui fakta jika, luka-luka di tangannya yang selama ini ku obati ternyata bukanlah luka dari hasil ketidaksengajaan, Ethan sengaja menyakiti dirinya sendiri dan mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis. Kejadian itu sampai sekarang masih membuatku syok dan sejak saat itu aku tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak bahkan aku juga menutup diri dan bersikap acuh pada siapapun itu.

Aku pikir dia selalu bahagia.
Aku tidak pernah tau dia memiliki depresi seberat ini.

"Ethan, maafkan aku. Aku bukanlah sahabat yang baik."

 
         ------------------------------------------

Aku terbangun dari tidurku dengan nafas terengah-engah. Jam sudah menunjukan pukul lima sore, itu berarti aku tertidur selama tiga jam.

Ini kali pertama aku memimpikan Ethan lagi sejak pindah kesini.

Air mataku tidak sengaja menetes, aku pikir setelah pindah ke luar kota ini, aku bisa mengikhlaskan kematian Ethan dan kembali menjalani hidupku seperti sedia kala. Tapi mungkin rasa sesak ini tidak akan bisa hilang selamanya.

Ponselku berdering menandakan ada pesan masuk.

Devan

Aku akan menjemputmu besok pagi.


Devan, apa yang harus kulakukan untukmu?






06.45 AM

Aku dan Devan sudah sampai di halaman parkir sekolah. Aku memutuskan untuk berdiam diri sejenak sebelum keluar dari mobil. Devan menyadari itu.

"Kenapa?"

Aku mencoba untuk menyunggingkan sedikit senyumku.

"Tidak apa-apa, ayo turun Dev."

Kulihat dia menatapku sesaat sebelum memutuskan untuk turun. Setelah itu seperti biasa dia menggenggam tanganku dan berjalan beriringan menuju ke kelas.

Selama pelajaran aku memperhatikan gerak-gerik Devan yang sedikit aneh. Ditambah lagi dia tidak melepaskan genggamannya dari tanganku, namun kali ini sedikit kasar.

Sampai akhirnya jam istirahat tiba, namun aku merasakan suatu cairan yang menetes ke tangan ku. Aku melihatnya dan aku sadar jika itu adalah darah. Aku menatap Devan sebentar dan refleks aku menarik tangannya untuk berjalan ikut denganku.

Sesampainya di UKS aku langsung menyuruh Devan untuk duduk di salah satu tempat tidur yang tersedia. Aku langsung mengambil obat merah, kapas, dan juga perban kecil. Kejadian ini mengingatkanku pada Ethan.

Devan tampak diam saja sejak tadi dan hanya fokus menatapku dengan ekspresi yang sulit ditebak. Aku meraih tangannya dan ku perhatikan dengan seksama luka-luka goresan yang ada ditangannya, beberapa masih nampak baru. Dengan hati-hati aku mencoba untuk bertanya pada Devan.

"Apa yang terjadi dengan tanganmu?"

Dia masih menatapku dan raut wajahnya masih sama, tidak ada ekspresi yang terlihat.

"Tidak ada. Hanya tergores."

"Tergores apa?"

Aku bertanya sambil menatap matanya dalam-dalam.

"Tergores .. pagar rumahku."






"Kau bohong Devan."

















Halo reader! Maaf banget kalau kelamaan update ya, hehe.

Selanjutnya, part setelah ini akan banyak mengandung flashback nya Angeline sama Ethan. Soalnya si Devan ini ngingetin Angeline sama Ethan, dimana kedua orang ini sama-sama punya gangguan mental. Dan juga si Angeline ini masih menyesali kepergian Ethan, makanya dia ingin memperlakukan Devan dengan baik supaya nggak berakhir sama seperti Ethan.

Tuh kan, malah udah ku spoiler in.

Tapi gimana kisah cinta mereka ya? Apa si Angeline ini akhirnya bakal jatuh cinta sama si Devan? Atau Devan ini sebenernya cinta gak sih sama Angeline?🤔

Btw aku bakal update part selanjutnya kalau yang like cerita ini udah 100++ yaa😌

YOU ARE MY MEDICINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang