Autor Pov
Sepulang sekolah, gadis dengan muka putih pucat dengan rambut panjangnya itu, berdiam diri di dalam kamar kos nya. Dia memang sendirian di kos-kosan nya ini. Dia memutuskan untuk sekolah di luar kota dan juga berpisah dengan kedua orang tuanya karena ingin hidup mandiri dan juga melarikan diri dari masalah yang pernah menimpanya di sekolah lamanya. Orang tua nya mengijinkan meskipun dengan berat hati dan juga setiap bulan orang tuanya itu selalu mengirim sejumlah uang dan barang-barang untuk memenuhi kebutuhannya selama disini.
Nada dering dari ponselnya itu pun tiba-tiba berbunyi, ada panggilan telepon masuk. Sudah pasti itu dari orang tuannya. Angeline segera mengambil ponselnya di atas meja belajar dan langsung mengangkatnya. Terdengar suara dari seberang telepon sana.
"Angel, bagaimana sekolah barumu? Apakah menyenangkan? Kau sudah mendapatkan teman baru kan? Ibu khawatir padamu, nak."
"Tenang Ibu, aku hidup dengan baik disini. Soal sekolah baru, Ibu tidak perlu khawatir. Aku sudah mendapatkan teman disini mereka baik dan ramah padaku."
Ngomong-ngomong soal teman, aku jadi teringat lelaki aneh yang duduk di samping ku tadi. Dia sedikit kasar. Membuatku tidak nyaman. Ah, lupakan saja.
"Syukurlah, nak. Sekarang Ibu bisa tenang, sering-seringlah mengabari Ibu. Jika ada masalah sekecil apapun itu, ceritakan pada Ibu. Ibu menyayangimu Angeline."
"Ibu, aku juga menyayangimu, aku harus mengerjakan tugas sekolahku setelah ini. Aku akan menghubungimu nanti. Dahh."
Aku mematikan panggilanku. Dan munculah notifikasi pesan sekitar dua menit yang lalu dari nomor tidak dikenal. Aku pun membukanya.
"Kau tidak akan lepas dariku setelah ini, Angeline Walson."
Seketika aku memelototkan mataku, apa maksud dari pesan aneh ini, dan juga dia tau namaku.
"Mungkin teman lamaku yang ingin meneror ku."
Aku memilih untuk mengabaikan pesan itu, dan seketika muncul satu pesan lagi. Aku membukanya.
"Jangan pernah mengabaikan ku, sayang."
Aku merasa ini mulai aneh dan membuatku menjadi parno sendiri.
"Siapa sih orang aneh ini?"
Aku memilih untuk mematikan ponselku daripada pikiranku terganggu oleh pesan-pesan gila itu. Lalu aku memilih untuk menyelesaikan tugas sekolah supaya aku bisa cepat beristirahat.
Keesokan harinya..
Hari ini aku datang ke sekolah terlalu pagi lagi, tentu saja keadaan masih sepi, hanya ada segelintir orang di sepanjang jalan menuju koridor kelas. Tiba-tiba ada suara yang memanggilku dari arah belakang.
"Tunggu, kau Angeline, murid baru itu kan?"
Seorang lelaki memakai jas almamater sekolah dengan perawakan tinggi, dan kulit sawo matang yang dihiasi senyuman manisnya menyodorkan sesuatu gantungan kunci boneka panda padaku.
"Kau menjatuhkan ini kemarin saat berjalan menuju halte bus aku ingin mengembalikannya padamu tapi kau sudah duluan mendapatkan bus."
Ah iya, gantungan kunciku terjatuh dari tasku bagaimana bisa aku tidak menyadarinya.
"Oh iya ini milikku, terimakasi kak .."
"Alethea. Panggil saja Ale."
"Kak Ale. Aku Angeline, salam kenal."
Sambil kusodorkan tanganku dan dia menerima salamku sambil tersenyum.
"Aku tau. Kau cukup ramai diperbicangkan kemarin."
Ternyata aku menjadi bahan perbincangan kemarin. Membuatku gugup saja.
"Hehe, kalau begitu aku permisi duluan ke kelas ya kak."
Dia tersenyum dan mengatakan "dah" padaku.
Aku pun bergegas masuk ke dalam kelas, kulihat disana masih sepi hanya ada beberapa siswi yang sudah datang tapi lebih memilih melihat suasana di luar kelas. Aku pun segera menuju tempat dudukku yang ada di deretan paling belakang, dan orang di sampingku belum datang. Aku merasa tenang sesaat. Namun baru saja aku duduk sebentar di kursiku, kulihat dari arah pintu seorang pria dengan seragam yang dipadu hoodie hitam dan juga masker berjalan menuju ke arahku.
Aku merasa seperti tidak asing dengan gaya pakaiannya. Apa aku pernah bertemu dengannya sebelumnya mungkin.
Dia langsung duduk disebelahku sembari melepas maskernya. Tiba-tiba tatapan tajamnya menuju ke arahku.
"Kau berbicara dan menyentuh lelaki lain, Angeline?"
Aku langsung balas menatapnya tajam. Dia ini semakin hari semakin aneh.
"Hah, apa maksudmu Dev?"
"Jangan pernah menatapku seperti itu."
Jika kuperhatikan gerak-gerik tubuhnya dia seperti menahan sesuatu, namun setiap perkataannya yang keluar sejak kemarin selalu membuatku merasa bingung dan terintimidasi. Lalu aku memilih untuk mengabaikannya saja dan hendak berdiri untuk keluar, namun saat aku hendak berjalan ke depan. Tiba-tiba ada sebuah kaki yang menyandungku sehingga aku jatuh tersungkur dengan keras dilantai.
"Akh!"
Dia bergegas berdiri dan hendak meninggalkanku yang masih tersungkur dilantai. Namun sebelum itu dia sempat mengatakan sesuatu.
"Itu hukuman untuk kesalahanmu, sayang."
Vote cerita ini ya teman-teman😊
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MEDICINE
Romance"Kamu sudah masuk ke dalam kehidupanku Angeline. Tidak ada jalan untuk keluar dari sini. Turuti saja perintahku maka aku akan memperlakukanmu dengan baik dan tinggallah di sisiku SELAMANYA." Devan Edbert~ "Kau keterlaluan Devan. Aku tidak akan pern...