12- thank you

570 53 28
                                    

Happy reading :)



Malam semakin larut, setelah luka di tangan Devan selesai ku obati, kulihat dia malah tertidur pulas di atas kasur dengan posisi badan bersandar pada punggung kasur. Aku mendekatinya perlahan dan mengamati wajahnya dari dekat. Dia itu tampan, hanya saja temperamennya sedikit buruk. Pandanganku kemudian mengarah kepada tangannya yang sudah ku obati tadi. Satu pikiran yang terlintas di kepalaku, dia sengaja. Entah apa tujuannya, aku juga sadar jika aku tidak tau banyak hal tentang dirinya. Aku bingung dengan diriku sendiri, di sisi lain aku membencinya namun di sisi lain lagi ada sebagian dari diriku yang tidak tega untuk meninggalkannya. Karena setiap kali aku melihatnya, pandanganku selalu melihat dia sebagai Ethan.

Ethan aku merindukanmu.




Aku terbangun dengan posisi sudah berada di atas kasur, jam di dinding sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Aku masih berada di dalam ruangan yang sama. Mungkin semalam Devan yang memindahkan ku, karena seingat ku semalam aku tertidur di lantai dengan posisi duduk dan kepala bersandar pada punggung kasur. Aku kemudian bergegas untuk keluar kamar untuk melihat keadaan sekitar, dan untungnya pintu kamar tidak dikunci seperti dulu lagi, mungkin karena Devan tau kalau aku tidak akan kabur. Dan ya, ini hari Minggu yang artinya libur, aku tidak tahu apakah besok Devan akan mengantarkan ku pulang atau tidak mengingat besok adalah hari masuk sekolah.

Aku berjalan menyusuri rumah Devan yang tergolong besar dan mewah ini. Tak bisa ku bayangkan dia punya rumah di tempat terpencil seperti ini. Yang kusukai dari rumah ini adalah ketenangan mungkin karena dekat dengan hutan dengan pemandangan pegunungan yang indah yang bisa kulihat dari kaca jendela, benar-benar seperti rumah impianku.



Flashback on

"Ethan! Bagaimana jika suatu saat kita berjodoh dan menikah?"

Dia memandangiku dengan pandangan sok kaget nya.

"Tidak bisa ku bayangkan, kehidupanku nanti akan penuh dengan celotehan mu setiap hari. Tidak..tidak kau ingin mengahancurkan hidupku yang damai dengan sikap cerewet mu itu?! Hahaha."

Aku memukul kepalanya dan mengerucutkan bibirku.

"Ethan! Berhentilah mengatai ku gadis cerewet! Sekali-sekali saja jadilah orang baik untukku!"

Kulihat Ethan langsung mendekatiku dan merangkul kan tangannya pada kedua pundak ku.

"Aku ini hanya bercanda Angeline. Kau ini sedang PMS ya?"

Aku memelotot kan mataku dan mencubit hidungnya yang mancung itu.

"Ah, sudahlah aku tidak mau bicara denganmu hari ini!"

Ethan langsung mengelus lembut rambutku.

"Rumah impian seperti apa yang kamu inginkan Angeline?''

Aku langsung menatap matanya dengan pandangan bertanya-tanya.

"Kenapa tiba-tiba membicarakan rumah? Kau ingin memberikan ku rumah ya Ethan? Hehe"

Kataku sambil tersenyum jahil. Kulihat dia malah terkekeh melihat ekspresi ku.

"Tentu saja, kau kan tadi yang mengajakku nikah."

Aku memandang horor ke arahnya. Dan dia malah menunjukan smrik andalannya. Aku merasa kesal sekarang.

"Ethan, aku kan tadi bertanya 'misalkan' pokoknya aku tidak mengajakmu nikah! Ah sudahlah! Pokoknya aku mau rumah yang besar, jauh dari keramaian, kalau bisa di hutan sekalian!!"

YOU ARE MY MEDICINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang