5. Sang Antagonis dan Ksatria Kedua Kerajaan

1.3K 266 41
                                    

c h e c k f i r s t !vote, comment yourfavorite line on thischapter, then followme if you want to seemore story like this or news about update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

c h e c k f i r s t !
vote, comment your
favorite line on this
chapter, then follow
me if you want to see
more story like this
or news about update.

***

Beberapa hari sudah berlalu semenjak hari perjodohan silam. Herenia memberikan beberapa pelajaran tambahan dalam Kelas Tata Krama sebagai persiapanku memasuki akademi.

Aku mulai sedikit terbiasa dengan dunia ini. Herenia bukan orang yang jahat, dia hanya sangat tegas, sedangkan Savel cukup pendiam dan cuek tetapi sangat menyayangi putrinya.

Sepertinya Laurelisias yang asli tidak dapat melihat hal itu.

Akademi yang mereka katakan sejak kemarin itu disebut Akademi Roy Ale's, akademi terbuka yang ada di antara Kerajaan Clineoperlia dan Kerajaan tetangga. Tentunya ada banyak sekali anak bangsawan yang akan bersekolah di sana.

Sistemnya sederhana, tidak begitu jauh dengan sekolahku saat SMP atau SMA. Bedanya hanya mata pelajaran yang lebih fokus dengan seni, bela diri, etika, juga pengetahuan seputar bisnis perdagangan dan hal umum lainnya.

Jika kamu cukup beruntung, kamu akan mendapat kelas sihir bersama Penyihir Kerajaan.

Dan, ini berasrama.

Aku bertanya-tanya apakah Ranette dan Pangeran akan memasuki akademi itu juga?

Lucunya, akademi ini tidak pernah terdengar di dalam cerita. Tetapi cukup masuk akal karena rata-rata muridnya lulus sebelum mencapai debutnya—berarti sekitar lima sampai enam tahun, yang artinya sesuai dengan waktu cerita dimulai.

Ada banyak hal yang bisa kujadikan prioritas selama bersekolah di sana.

Koneksi, pengetahuan, atau sihir.

Tentu saja aku akan memasukkam sihir sebagai salah satu prioritas, aku harap sihir itu bukan kelas sulap konyol yang mengubah buku menjadi kain.

"Nona, teman anda berkunjung lagi. Ia menunggu di depan gerbang," lapor Caveri.

Aku mengangguk. Itu pasti Andrick.

Aku bergegas menuju gerbang dan mendapati Andrick memainkan tanah dengan tongkat kayu ramping.

"Andrick!"

Andrick melihatku datar tetapi tetap merespon panggilanku. "Laurelisias."

Keningku mengerut. "Ada apa kemari?" tanyaku penasaran.

The Antagonist Wants to Live Happily Ever After [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang