14. Misi Terakhir Sang Antagonis Menandakan Permulaan Baru

51 12 2
                                    

Salju mulai mencair, dan bunga-bunga musim semi bermekaran di taman akademi. Aku berjalan di antara pohon-pohon yang baru tumbuh, mengenang musim-musim yang telah dilalui. Setiap tahun membawa perubahan, dan sekarang, aku hampir mencapai sepuluh tahun.

Waktu berlalu dengan cepat di Akademi Roy Ale's. Tahun demi tahun, sesuai dugaan, menjadi Laurelisias berarti bertumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, rambut pirang ini sudah menyentuh pinggangku sekarang. Aku telah mempelajari banyak hal, dari dasar-dasar sihir hingga etika bangsawan.

Rasanya aku sudah kurang satu langkah siap untuk lulus dari akademi.

Saat berjalan kembali memasuki gedung akademi, aku mencoba untuk memperhatikan penampilan tubuh ini penuh selidik. Meskipun tidak menjaga porsi makan, tubuh ini masih ideal, jemariku juga sepertinya menjadi lebih panjang, tidak begitu banyak hal berubah pada wajahku.

Mataku terpejam sejenak menikmati hembusan angin yang mungkin mencuri-curi kesempatan masuk ke dalam akademi, kilasan memori akan kehidupan di sini kembali bernostalgia sesaat.

Kehidupan selama hampir lima tahun ini sangat damai, mungkin terlalu damai sampai mati kebosanan rasanya. Tentu, terkadang aku berpapasan dengan Ranette, tetapi dia tidak berusaha bersikap ramah atau mencari masalah, jadi kami hanya melewati satu sama lain seperti tidak pernah saling mengenal.

Aku mengambil cukup banyak kelas materi baik itu bangsawan atau beberapa dasar kekuatan yang ada di dunia ini, lumayan untuk mengisi waktu luang.

Hmm, mulai dari kelas minum teh--favoritku, karena tubuh Laurelisias sangat alami dalam melakukan semua tekniknya, kemudian kelas dansa yang tidak menunjukkan aku memiliki bakat di sana, kelas sejarah biasa, beberapa kelas senjata, kelas merajut, kelas berkuda, bahkan kelas berdagang--mengejutkannya sangat berguna daripada kelas ekonomi di saat masa universitasku dulu.

Aku mulai terbiasa mengikuti jadwal yang padat, kelas berturut-turut sepanjang hari cukup membantuku beradaptasi dalam kehidupan ini. Bahkan aku tidak begitu memikirkan lagi sosok Claire Wijaya di ingatanku, aku benar-benar merasa sudah menjadi satu dengan tubuh Laure.

Rams, Luna, dan Cassiel adalah orang-orang terdekatku selama berada di akademi. Terkadang aku memilih untuk menyendiri dari ketiganya, terutama jika energi sosialku sudah habis terbakar, namun mengingat aku memiliki teman yang bisa diandalkan kapan saja juga membuatku mulai menumbuhkan rasa bergantung kepada mereka.

Dan itu cukup, menenangkan.

Lihat yang baru saja kupikirkan sudah berdiri bersama di depan sana. Aku memincingkan mata untuk memastikan kalau memang Rams juga Cassiel yang berdiri, mereka juga sudah banyak berubah dibandingkan waktu pertama kami bertemu.

Rams sekarang bertumbuh sangat tinggi, sepertinya masih bisa meninggi lagi mengingat dia baru 13 tahun sekarang. Kulirik Cassiel dengan tatapan iba, bocah satu ini hanya berbeda beberapa sentimeter dariku, sebenarnya dia sudah cukup tinggi tapi tetap saja menyedihkan.

Dia menyadari tatapanku dan membalasnya garang, "Apa lihat-lihat?"

Aku terkekeh menahan agar tidak kelepasan tertawa.

"Tidak terasa ya, sudah hampir lima tahun kita di sini," kata Rams mulai bersuara sambil tersenyum.

"Benar sekali," jawabku. "Aku merasa seperti baru kemarin kita pertama kali bertemu. Dan sekarang, kita hampir lulus."

"Bagaimana dengan kekuatanmu? Sudah muncul?" tanya Cassiel penasaran.

Aku menggeleng tersenyum sedih. "Belum, aku mulai pesimis akan mendapatkannya sebelum lulus dari akademi."

Kebanyakan para anggota Enchanted sudah menunjukkan kemunculan kekuatan pertama mereka, termasuk Rams dan Cassiel. Rams memberitahukan kepadaku tentang kekuatan magis esnya satu tahun yang lalu, dia mengatakan kalau hal itu sudah terprediksi karena mengalir dalam darah keluarga House Asthile.

The Antagonist Wants to Live Happily Ever After [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang