c h e c k f i r s t !
vote, comment your
favorite line on this
chapter, then follow
me if you want to see
more story like this
or news about update.***
Kami bertukar pandangan dalam beberapa detik, lalu memalingkan wajah bersamaan dengan alami.
Ranette sedang tertawa bersama sekumpulan anak-anak lainnya, dapat terlihat mereka seperti lebah yang melingkari ratu lebah. Pesona Ranette benar-benar luar biasa, kenapa tak seorang pun mengenal Ranette sebelum debutnya di novel?
Dia tidak terlihat begitu cantik dibandingkan diriku—Laurelisias. Tapi ada aura yang aneh di sekitarnya.
"Laurelisias?" Tubuhku hampir melompat saat tangan dingin itu menyentuh lenganku. Matanya melihat ke arah Ranette, senyum sinis terlihat di bibirnya. "Baron Volmert? Ada apa dengannya?"
Aku menggeleng.
Ketika kedatangan kami dilihat oleh seluruh orang di dalam ruangan itu, semuanya menunduk memberi penghormatan. Aku salah tingkah menanggapi hal itu, kenapa mereka mendadak memberi hormat?
"Salam untuk Yang Mulia Pangeran Cassile."
Pangeran Cassile? Ah, pangeran kerajaan sebelah yang menjadi tuan rumah pesta dansa debut Ranette. Dia adalah satu-satunya laki-laki yang tidak jatuh cinta kepada pesona Ranette.
Tunggu. Pangeran?
Aku menunduk ke arah anak laki-laki di sebelahku dengan kikuk, sial, sial, sial.
Cassile menahan tawanya. Ketika aku hendak mengangkat kepalaku beberapa senti, anak itu mendekat membisikkan kata-kata yang membuat pipiku memanas menahan malu.
"Sudah kubilang, kau tak akan mampu memperlihatkan matamu itu."
Orang-orang di sekitar kami saling berbisik. Mendadak saja, mereka menatapku dengan pandangan tak suka, tentu saja pasti karena seorang Pangeran berbisik kepada Bangsawan rendahan sepertiku.
Klise sekali.
Tetapi Laurelisias tidak pernah mendapatkan tatapan seperti itu.
Ranette terlihat ragu untuk menatapiku seperti yang lain, kami tidak bertatapan, tetapi aku dapat melihatnya. Dia hanya diam duduk manis seperti boneka.
Aku menatap mereka kembali, mengeraskan rahang tanpa sadar karena kesal dengan ketidaktahuan diri mereka. Mataku bergerak liar memincing ke arah orang yang masih berbisik, alhasil mereka terdiam dan menghindar.
Pangeran Cassile tersenyum. "Jadi kau adalah seorang dari Enchanted," ucapnya. "Seorang Enchanted mampu menguasai dua bidang dalam dirinya, apakah itu Art of War, Art of Publicasy, Art of Magic, atau Art of Talent."
Pangeran Cassile berjalan menjauh dari keramaian, kami melangkah berdampingan dengan tenang kecuali jantungku yang berdebar tidak karuan.
Aku sangat takut.
Ada alasan mengapa Ranette tidak menarik perhatian Pangeran Kerajaan Sebelah, pertama, Cassile tidak pernah baik terhadap perempuan. Dia selalu memasang topeng baik, tetapi di belakang topeng itu ada laki-laki yang tidak segan memecahkan kepala Ibunya sendiri.
Kejadian itu akan terjadi 10 tahun lagi.
Kedua, Cassile bukan manusia. Dia menyatukan dirinya dengan sihir hitam sejak kecil, tiap orang yang mendekatinya akan merasa mual, depresi, sakit, atau bahkan mati tanpa adanya pengecualian.
"Kau ingat aku? Kita pernah bertemu saat kau masih bayi."
Kau kira aku mengingatnya bodoh? Laurelisias saja tidak akan mengingat hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist Wants to Live Happily Ever After [ON GOING]
Fantasía"Kali ini, aku yang menentukan jalan hidupku sendiri." . "Kamu bukan protagonisnya." "The Flower of Aristocrat" adalah sebuah novel romantis berlatar kerajaan yang memanjakan pembacanya dengan visual ketampanan juga kecantikan para tokoh. Tokoh utam...