10. Tawaran Sang Protagonis Palsu

875 192 13
                                    

c h e c k f i r s t !
vote, comment your
favorite line on this
chapter, then follow
me if you want to see
more story like this
or news about update.

Aku tidak pernah menyangka pertengkaran dua anak kecil bisa membuat suasana ruangan seserius ini. Keduanya tidak bergeming selama beberapa menit, seakan berkomunikasi melalui tatapan tajam mereka.

"Apakah Sir Rams mengambil mainanmu, Pangeran Cassiel?" tanyaku.

Rams terlihat terkejut saat aku mengatakan kemudian menahan tawa. Aku semakin kebingungan, mencoba berpikir apa yang salah dengan pertanyaan itu.

Cassiel mendengus. Jujur saja, wajah kecil itu terlihat sangat tampan saat mendengus. Sial, aku terdengar seperti pedofil.

"Aku rasa, Rams bisa menjelaskannya terlebih dulu." Ia melakukan penekanan saat mengucapkan nama Rams.

Aku meletakkan fokus kepada Rams, dia masih tersenyum lembut tanpa menunjukkan kemarahan. "Aku hanya tidak sengaja merusak boneka manis miliknya," ucap Rams lembut, ia mulai menepuk pucuk kepala Cassiel.

Mata biru Cassiel menyala garang saat tangan itu menyentuh kepalanya. Aku tersenyum simpul, ternyata hanya masalah sepele seperti itu.

Rupanya, Cassiel punya sisi manis. Aku tidak menyangka seorang pangeran menyukai boneka juga, tapi hei, tidak ada diskriminasi di sini.

"Kalian sebaiknya tidak menggunakan kekerasan, karena Sir Rams sangat dewasa, aku yakin kalian bisa cepat berbaikan." Kutatap keduanya dengan tatapan ramah, tanpa menyadari sosokku yang sekarang hanya anak berumur lima tahun.

Cassile tampak bergumam sambil membuang muka.

"Aku duluan." Ia menghentakkan kaki di setiap langkah, lalu meninggalkan kami berdua.

Rams tersenyum lebar menatap kepergian Cassiel, saat menyadari tatapanku, ia kembali menampilkan senyuman lembutnya.

"Sepertinya, ini waktunya kita kembali ke gedung utama, Lady." Ia mengulurkan tangan untuk menuntunku keluar dari rumah kaca.

"Ah, benar."

Kami berjalan berdampingan dalam diam, aku memperhatikan kembali lukisan yang kulihat sebelum memasuki rumah kaca. "Boneka seperti apa yang bisa membuat Cassiel semarah itu?" tanyaku penasaran.

"Boneka yang sangat ia sayangi."

Aku sedikit kesal karena jawaban itu tidak menjawab pertanyaanku. "Apa boneka itu..?"

Langkah Rams berhenti sejenak, membuat kalimatku ikut terhenti. "Aku tidak yakin masalah ini adalah urusan Anda, Lady Laurelisias."

Satu kalimat itu lebih dari cukup untuk membuatku mematung dan mengunci mulut rapat-rapat.

Sekilas saja, aku melihat ekspresi dingin di wajahnya.

"Maaf," gumamku spontan.

Rams langsung menoleh dan itu membuatku salah tingkah, dia kembali menampilkan senyum lembut.

Tidak. Jangan tersenyum seperti itu.

Seakan ada sebuah sinyal atau entahlah, bunyi asing yang sedikit menyakitkan telinga, aku sedikit kebingungan dengan suara aneh itu. Namun, Rams mendadak berlari, tarikan tangannya menjadi lebih kuat. Aku kewalahan menyesuaikan langkah dengannya, rambutku berkibaran menutupi pandangan.

Napasku mulai terasa habis, tubuh ini pasti mendapatkan nilai minus jika mengikuti ujian praktek olahraga.

Aku menatap aula Gedung Enchanted, di sana, semua orang sudah berkumpul.

The Antagonist Wants to Live Happily Ever After [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang