25

1.7K 280 365
                                    

Dilihat dari kemewahan dekorasi, Jihoon tahu Ia sudah tertidur hingga siang hari di kamar utama. Menatap sekelilingnya bingung, omega itu masih bisa merasakan sisa-sisa dari perbuatan semalam dan aroma musk yang membungkus tubuhnya. Semakin meyakinkan Jihoon, jika omega itu tidak sedang bermimpi.

Ragu-ragu, Ia turun dari ranjang sambil mempertahankan selimut yang membungkus ketelanjangannya. Ia sama sekali, tidak tahu harus mengatakan apa jika bertemu dengan alpha yang berhasil mengklaim-nya itu. Dalam diamnya, Jihoon berharap Ia tak bertemu dulu dengan Lucas Wong; hingga paham apa yang tengah dirasakannya sekarang.

"Kau sudah bangun?"

Suara serak milik yang lebih tinggi menyentakannya.

Hazel dan manik abu Lucas bertemu, yang lebih tinggi terlihat jauh lebih tenang - menunjukan betapa berpengalaman seorang Lucas Wong dalam hal - tidur dengan seorang omega.

Tidak ada jawaban dari Jihoon, karena omega itu merasa Lucas tak perlu mendapatkan jawaban karena sudah melihatnya berdiri dengan jarak beberapa langkah dari alpha itu.

"Selamat pagi." Jihoon mengeluarkan suaranya sangat pelan, dengan Hazel yang gelisah. Meskipun hari sudah sangat terang, dan Ia yakin ini bukanlah pagi hari - Jihoon hanya tidak tahu harus mengatakan apa disaat seperti ini.

"Selamat pagi?" Satu alis Lucas meninggi. "Sekarang sudah jam 3 sore Jihoon." Kata Lucas, Ia tetap berada di posisinya; seperti yang Johnny sarankan untuk mencegah Jihoon bertindak bodoh karena shock.

"Oh Maaf." Desisnya. Tanpa menoleh Lucas,  Ia berjalan ke arah kamar mandi dan membiarkan Lucas termangu dengan sikap aneh omega itu.

*

*

Tak suka dengan perasaan canggung diantara mereka, Lucas memutuskan untuk keluar dari ruangan miliknya dan mendapati Ten sudah menunggu di lorong. Omega yang lebih tua, menyeringai tipis dengan dua tangan yang bersedekap defensif pada Lucas.

"Dari eskpresi-mu, aku bisa tahu kau diabaikan oleh J?"

Seringai di wajah cantik Ten berubah menjadi senyuman menahan geli, karena melihat anggukan dari Lucas yang terlihat sangat bodoh dimata-nya.

"Biarkan aku bicara dengannya lebih dulu, untuk urusan seperti ini J sangat bodoh." Kata Ten, sebelum meninggalkan Lucas dan masuk ke area kamar utama.

Menunggu dengan sabar selama dua puluh menit, Ten akhirnya mendapati Jihoon keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah dan selimut tebal masih membungkus tubuhnya.

"Hi baby..."

"Pi'Ten..."

Tersenyum lembut, Ten mendekat dan mengangsurkan satu setel pakaian lengkap untuk omega itu. "Ganti bajumu, kau harus makan dan minum obat." Perintahnya.

"Obat?"

Mengangguk sebagai jawaban Ten terlihat tenang, ketika membalik tubuh yang lebih pendek dan mendorong kecil Jihoon agar kembali ke kamar mandi. "Cepat ganti pakaianmu, atau ku pukul pantatmu!" 

Jihoon dengan mudah menurut, Ia masuk ke dalam kamar mandi dan bergegas mengganti pakaiannya. Mengabaikan rasa nyeri dibawah tubuhnya, Ia meringis ketika berjalan ke arah luar dan menghampiri Ten yang sedang menuangkan segelas susu.

"Susu..."

Ten mendongkak, netra madunya menyipit dengan senyuman di bibir saat melihat rona merah diwajah yang lebih muda.

"Kau harus makan, semalam pasti melelahkan."

Setelah menelan sandwich ditangannya, Jihoon menggeleng dan berkata. "Kenapa aku harus merasa lelah?"

🔞My Psycho Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang