22

1.9K 283 102
                                    

[Nungguin Ya....]

Melihat apa yang Lucas lakukan pada Jihoon, Ten langsung mematikan semua CCTV di ruangan tersebut. Begitu juga  Johnny yang langsung menutup mata Samuel, dengan telapak tangannya. Keduanya saling bertatapan dengan pandangan yang sulit di artikan - dejavu - karena mengingat masa dimana mereka bertemu beberapa bulan lalu.

"Hello... I'm adult enough, aku sudah tujuh belas tahun!" Protes Samuel, sambil berusaha melepaskan tangan Johnny dari wajahnya.

"Masuk ke kamarmu!" Perintah Johnny, begitu tangan Alpha itu terlepas dari wajah yang lebih muda. Dengan tegas Ia menatap Samuel, untung saja alpha muda itu mengerti dan bergegas keluar dari ruang komando menuju kamarnya di lantai atas.

Menggigit bibir bawahnya, Ten meremas suntikan supressant yang baru saja diambilnya. Menoleh pada Johnny dengan ekspresi cemas, tapi manik sebiru lautan milik alpha itu terlihat sangat tenang. Ia menarik tangan Ten lembut, mengambil botol injeksi dan meletakannya kembali di tempat semula. Omega itu berusaha untuk protes, tapi diamnya Johnny membuat Ten menahan diri.

"Kita harus menhentikan mereka..." Lirih Ten.

"Untuk apa?"

"Kau bilang, Lucas pernah menyukai orang lain-"

Telunjuk tangan Johnny sontak menempel di bibir merah Ten, Alpha itu tersenyum tipis kemudian menggeleng dengan air muka yang terlihat lebih tegas. "Meskipun aku baru bergabung dengan Lucas dua tahun ke belakang, aku sudah mengenalnya sejak kami sama-sama berada di pelatihan sepuluh tahun lalu. Mereka akan baik-baik saja."

Ten menggeleng, Ia mendongkak dan berkata lirih. "Tapi aku tahu Jihoon, anak itu tidak diam saja setelah apa yang di lakukan Lucas padanya nanti."

"Aku tahu." Johnny mengulas senyum manis. "Untuk itu kita ada disini, mereka sama-sama akan kacau setelah sadar dengan apa yang telah mereka lakukan."

"Sial..." Umpat Ten, Ia meremas atasannya dengan keras sebagai pelampiasan. Manik madu itu terpejam, samar-samar feromon milik Johnny menyelimutinya. Membuat omega itu menghela nafas, saat perasaan tenang mengalir bersama pelukan hangat yang lebih tinggi.

"Aku harus memastikan Jihoon baik-baik saja setelah ini." Bisiknya pada Johnny.

"Dan aku akan memastikan Lucas masih menyisakan logika di otaknya."

Mendengar kata-kata Johnny, Ten terkekeh pelan. "Dia sama bodohnya dengan kau."

Johnny ikut tertawa pendek. "Dia lebih bodoh dariku, jika itu berkaitan dengan perasaan."

*

*

Lucas melepaskan ciumannya, merasakan panas yang semakin membuatnya sesak. Meraba kulit halus Jihoon. Omega itu terengah, atasan yang Ia kenakan sudah lembab karena keringat. Isakan kecil - terdengar seperti rengekan keluar dari bibir merah yang sudah membengkak itu.

Manik abu miliknya menggelap, menyorot lapar pada Jihoon yang terbaring pasrah di di bawahnya. Dengan cepat, Ia menarik tubuh itu ke dalam pelukannya. Menarik satu tangan Jihoon, kemudian meletakannya di dada bidangnya. "Kau merasakan detak jantungku kan? Ini pertama kalinya, jantungku berdetak sekuat ini."

Manik hazel itu melebar, pipinya yang merona membuat Lucas menahan nafas. Suara Jihoon terdengar seperti mencicit, saat lembutnya aroma Musk menyelubunginya, bersamaan dengan wajah Lucas yang mulai mengarah pada tengkuknya. "Kenapa jantungmu berdetak sekuat itu?" Ucapnya.

"Karena aku menginginkanmu... J."

"Namaku Jihoon."

Lucas tersenyum, di kecupnya bibir omega itu sekali lagi. Dengan nada suara yang lebih lunak, Ia berbisik. "Namaku Lucas, bukan Sphinx."

🔞My Psycho Mate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang